2/ - Pencinta Zhafi Garis Keras.

3 2 1
                                    

—Hellow bestiw😻




•••••🌺•••••


“Gue nggak ngerti, apa motivasi lo sampai bikin grup kayak gini.”

Sarah terus mengomel sambil memperhatikan layar ponsel--Yg terpampang jelas disana ada grup baru--Ara buat pagi tadi.

Gadis dengan rambut bewarna Ash-grey itu menghela nafas, sudah begitu lelah menghadapi sahabatnya.

“Dari sekian banyaknya rekomendasi nama grup yg estetik di google, bisa-bisanya lo namai ini grup, 'Pencinta Zhafi Garis Keras.'” Aca berucap tak habis pikir.

“Ya... Emang kenapa? Bagus kok itu nama grupnya,” Ara nampak tak peduli, gadis berjepit rambut itu masih setia memakani cokies--Yg ia beli dikedai kantin.

“Kenapa harus pencinta  Zhafi garis keras, sih?” Sarah bertanya lagi, “gue gak cinta sama Zhafi.”

“Ara cinta,” sahut gadis itu tanpa dosa.

Sarah tersenyum masam, “Gue gak tahu rupa Zhafi kayak gimana.”

“Ara tahu.”

Aca sudah mengelus punggung Sarah menyabari harap-harap emosi gadis itu tidak meledak detik ini juga.

“Sarah. Dengerin Ara, kata Abi kita gak boleh marah-marah, kita harus mensyukuri apa yg diberikan tuhan untuk kita.”

“Lagipula, kata Bunda, kalau marah-marah nanti cepat tua. Emang Sarah mau, keriput?”

I hate you, Ra.” kata Sarah jengah.

Ara tersenyum menanggapi, “Sayang Sarah juga,”

Aca sudah menarik nafas panjang. Tidak bisa berkata-kata lagi, karena sepertinya ia juga sudah begitu lelah.

“Ra, serius deh. Emang masih suka sama Zhafi?”

“Iya lah, ini perasaan Ara tuh permanen. Gak akan berubah, sampai kapanpun.”

“Paling dia gak inget lagi sama lo,”

Garis wajah Ara menurun, “Heran deh, Ara. Kenapa sih, semua orang selalu bilang gitu?” katanya, “seolah-olah Zhafi tuh emang lupa sama Ara.”

“Bukan gitu, Ra. Lo harusnya sadar, tiga tahun itu udah lebih dari cukup buat lo move'on, dan buka hati ke orang baru.” ucap Aca ada benarnya, “lo mau, hidup selamanya dibawah bayang-bayangan Zhafi?”

“Sedangkan kita gak tahu dia disana, mikirin lo apa enggak.”

Sarah mengangguk menyetujui, “Jangan terlalu menaruh harapan besar, Ra. Nanti kalau enggak sesuai ekspetasi, lo pasti kecewa,”

Detik setelahnya Ara termenung, kalimat-kalimat yg dilontarkan oleh kedua temannya, cukup menyita pikiran Ara sekarang.

Haruskah Ara keluar dari lubang perasaannya terhadap Zhafi?

Bahkan rasanya, untuk melupakan Zhafi semenit saja, Ara tidak bisa.

Gadis itu akui, bahwa ia memang benar-benar sudah dibuat jatuh cinta.












•••••🌺•••••

“Ra,”

Gadis itu mengangkat wajahnya, hanya untuk menemukan sosok laki-laki yg berada disamping mejanya. Tengah tersenyum.

“Pakai ini,” laki-laki itu memberikan Hoodie abu-abunya yg sudah dilipat rapi, untuk dijadikan bantal.

Secret Admirer (versi wattpad)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang