—Hellow bestiw😻
•
•••••🌷•••••
Hujan masih mengguyur kota, jalanan basah sehingga membuat beberapa genangan air. Ara menyenderkan kepalanya dijendela mobil, memandangi kaca yg berembun dan sesekali di titiki air hujan. Gadis itu melirik kearah kaca spion yg berada ditengah, tersenyum kecil kala melihat Zhafi yg sedang fokus menyetir.
Ara kembali memandangi jalanan, terlihat di trotoar ada beberapa orang yg sudah berlindung dengan payung, dan beberapa manusia yg berhenti di ruko yg masih tutup guna memakai jas hujan. Gadis bersurai hitam sepunggung itu tersenyum tipis, menikmati setiap jatuhnya rinai hujan ke bumi dan suara berisik yg menurut Ara mengalun indah. Tanpa gadis itu sadari, Zhafi diam-diam melirik kearahnya dari kaca spion.
“Masih suka hujan, Ra?”
Suara berat nan indah itu langsung membangkitkan degup jantung Ara lebih cepat. Gadis itu menoleh gugup, menatap punggung laki-laki itu, tanpa Zhafi menoleh kearahnya.
“Zhafi masih suka?”
Semburat senyum kecil tercipta di wajah Zhafi, “Iya, masih.”
“Ara juga masih suka,” sahut gadis itu bersemangat, membuat Zhafi terkekeh pelan.
“Suka banget malahhh!!”
Juga, masih suka Zhafi.
“Yg lo gak suka?” tanya Zhafi.
“Di marahin Bunda.” jawab gadis itu lesu.
Laki-laki itu terkekeh, jawaban Ara perisis beberapa tahun yg lalu. Ekspresinya tetap lucu seperti dulu. Namun perbedaannya, sekarang gadis itu tumbuh lebih cantik dan indah.
Akan tetapi, Ara akan terus menjadi Ara kecil yg Zhafi akan selalu jaga.
“Zhafi, ajak Ara bicara, Ayo.” desak gadis itu, “tahu gaa, dari tadi Ara mau ngomong tapi takut Zhafi risih,”
“Masih inget gak, dulu kita main hujan bareng?” tanya Zhafi, membuat Ara terdiam sembari berfikir untuk mengingat.
“Yg kita pakai jas hujan?”
“Iya.”
“Ya tentu inget lahh!” seru gadis itu heboh sendiri, namun kemudian sadar dan kembali kalem, “kan waktu itu di marahin Bunda,”
“Bunda marah karena lo keras kepala, sih!” ledek Zhafi, membuat Ara mendengus malas.
“Kan udah di larang main hujan.”
“Loh loh, siapa waktu itu yg paksa-paksa Ara buat main hujan!?” ucap Ara tidak mau disalahkan. Membuat Zhafi tertawa mendengar repons Ara.
“Iya, Ra. Yg paksa gue,” lirih Zhafi, membuat Ara tersenyum setelahnya.
“Tapi, Ara, senang,” ucap gadis itu mengutarakan, “ya walaupun besoknya Ara sakit, dan berakhir di marahin Bunda.”
“Tapi kan ya, padahal kita udah pakai jas hujan, kok Ara bisa sakit, sih!”
“Gue juga senang,” ucap Zhafi pada akhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer (versi wattpad)
Ficção AdolescenteNamanya Zahra Nameera. Ara tidak tahu apakah kisah cintanya akan berakhir sama dengan kisah-kisah romansa yg ada dinovel biasa ia baca. Namun, yg Ara tahu. Dia hanya bisa sebatas menjadi pengagum rahasia. Apapun akhirnya. Ara akan terima. Disebuah...