Pov Anatasha
"Selamat pagi mah,Pah.kak," Sapaku.
Lalu ku gerek kursi kosong di sebelah kak Chi,agar aku bisa mendudukinya.
"Pagi juga sayang," Balas Ibu.
Seperti biasa tidak ada ucapan manis yang keluar dari mulut Ayah maupun Kakak pertama ku itu.
Hufhh!
Kini ku raih sepotong roti. Lalu, mengolesi nya dengan selai coklat yang sudah tersaji di atas meja.
"Besok Abell pulang," Seru Ayah.
"Apa Asha boleh ikut Jemput Kak Bella ke bandara, Pah?" Seru ku dengan mulut penuh.
Aku sangat antusias tatkala mendengar kabar,jika kakak keduaku itu akan pulang.
ku pikir,jika keluarga lengkap mungkin akan membuat seisi rumah ini berwarna kembali.Aku tidak tahu pasti,kenapa keluargaku ini menjadi seperti sekarang.Yang dimana kakak sulung dan Ayahku menjadi tidak akur.
"Ciih! Lebay banget.Untuk apa kita menjemputnya? toh, dia juga tau jalan ke rumah ini," Sarkas Brichia.
"CHIA!"Bentak Ayah.
"Pah, udah,"Sergah Ibu.
Melihat kak Chia melengos pergi begitu saja dengan wajah menahan kesal,aku pun dengan terburu-buru mengekorinya,"Kak, tungguin Asha."
"Mah,pah,Asha berangkat sekolah dulu,"Ucapku.
***
"Kak!"
"Hmm!"Jawab Brichia yang masih fokus memainkan ponselnya.
"Asha perhatiin kayaknya seragam Kak Chia Kekecilan?
"Asha gak suka kalau nanti orang-orang melihat Kak Chia dengan tatapan lapar. karena berpakaian seperti itu di sekolah,"Lanjut Asha.
"Berisik banget sih! udah sana-sana, ahh,"Usir Brichia
"Dan mulai besok sampai seterusnya. Gue gak mau berangkat bareng lo lagi,Ngerti!"
"T-tapi Kak..."
"Gak ada tapi-tapian! Bawel banget!" Brichia meninggalkan Asha.
Sudah terbiasa memang, umpatan dan kata kasar yang keluar dari mulut sang kakak.Bagi Asha yang terpenting Brichia masih mau mengeluarkan kata-katanya di bandingkan diamnya.
"Kak.Asha rindu kak Chia yang dulu,"lirihnya.
Asha menatap lekat penuh kerinduan dari balik punggung sang kakak,yang semakin lama di telan tembok sekolah.
"Sha, Asha!"
Mendengar namanya di panggil, Anatasha kini membalikkan tubuhnya.mendapati pria yang sedikit berlari ke arah nya, dengan melambaikan tangan mengikuti ritme.
"Malvin." Asha pun membalas lambaian nya,jangan lupakan senyuman merekah yang Ia tampilkan.
Nama lengkap Malvin Joseph Stepanus itu selalu menjadi Sahabat terbaik bagi Asha. Cowok berkulit sawo matang, memiliki rahang tegas dan memakai kacamata itu kini sudah berada tepat di hadapan Asha.
"Aku hubungi kok gak di jawab-jawab sih, Sha?" Tanya Malvin terengah-engah.
"Kayaknya hpku lowbat deh, vin. Soalnya dari kemaren aku gak pegang hp."
"Sekarang bawa hp?"
"Nggak," jawab Asha enteng.
"Astaga! Asha." Malvin menampol jidatnya sendiri. "Pantesan, tadi aku coba hubungin kamu, gak aktif."
KAMU SEDANG MEMBACA
SONDER
RomanceMenceritakan kehidupan keluarga yang cukup terpengaruh dan terkenal. Keluarga Alexander terlihat harmonis di depan masyarakat maupun media massa, tetapi pada kenyataannya keluarga itu menyimpan kesedihan dan kesengsaraan yang dirasakan oleh 3 bersa...