𝙴𝚙𝚒𝚜𝚘𝚍𝚎 𝙻𝚒𝚖𝚊

242 52 85
                                    

Hay.. 👋
Author update nih, senggol dong 😎😏

.

.

.



Di sepanjang perjalanan menuju fakultas nya, Yoora tak henti-hentinya merutuki kedua temannya yang tidak setia kawan. Hampir saja dia mati di tangan Kim Taehyung.

Tapi—dia juga tidak terima kalau Taehyung membela Sohyun seperti tadi. Ini aneh, Taehyung yang biasanya mengganggu Sohyun tanpa henti sekarang malah sok jadi pahlawan.

Memang sih, Taehyung bilang nya dia tidak suka karena Sohyun di ganggu orang lain selain dirinya. Tapi Yoora tahu, kalau ada makna lain di balik perkataan Taehyung itu.

“Kalau seperti ini, aku tidak bisa memperingati Sohyun untuk menjauh dari Jungkook.” monolog Yoora gusar.

Dia harus berpikir keras, bagaimana caranya agar Sohyun menjauhi Jungkook tanpa mendapat masalah dengan Taehyung.

Ting!

Seperti ada lampu di atas kepalanya, Yoora seketika mendapat ide. Ide yang tepat agar bisa menjauhkan Sohyun dari Jungkook tanpa Taehyung marah.

“Benar. Buat saja Taehyung dekat dengan Sohyun. Mungkin kerja sama bersama Taehyung lebih aman. Majja!” seperti mendapat pencerahan, Yoora pun kembali berjalan dengan senyum cerahnya.

.
.
.


“Baiklah, kelas hari ini selesai sampai di sini. Jangan lupa hafalkan note lagu yang tadi saya suruh. Mengerti?”

Nee, Seongsaenim!” seru mahasiswa/i itu dengan serempak.

Kelas musik hari ini sudah selesai, dan mereka mendapat tugas untuk menghafal note lagu dan minggu depan akan di tunjuk satu satu untuk mendapat nilai.

Yang lain mengeluh karena note lagu yang harus mereka hafalkan cukup sulit. Namun berbeda dengan Sohyun, dia malah semakin bersemangat dan tidak sabar minggu depan tiba.

“Sohyun! Kesini sebentar!”

Sohyun yang sedang membereskan buku bukunya pun menoleh pada dosen wanita yang mengajar kelasnya, menghampiri wanita itu dan berkata, “Ya ssaem.

“Bisakah kau membawa kertas kertas ini ke ruangan ku? Karena ada beberapa yang harus ku lakukan sebelum kembali ke ruangan. Tolong ya.”

Sohyun tersenyum, “Nee. Akan saya lakukan ssaem.

Dosen wanita itu tersenyum, “Gomawo.” setelah nya dia beranjak pergi.

Sementara Sohyun menatap lembaran kertas yang cukup banyak itu dan barang bawaan nya secara bergantian.







“Aduh aduh.” gumam Sohyun saat langkah nya sempoyongan karena kertas yang ia bawa. Di kedua tangannya ada lembaran kertas yang cukup banyak, sedangkan kedua bahunya ada tas ranselnya dan juga tas biola, tentu saja Sohyun kewalahan untuk melangkah.

Apalagi koridor sedang ramai ramainya, membuat Sohyun sesekali menabrak orang yang lewat.

“Ya! Ku bilang kembalikan!”

FORBIDDEN LOVE✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang