Flashback berjalan dengan sangat mulus dan berakhir tanpa peringatan~
Spam komen ya cantikkkk!
Hari itu, dimansion jeno. Renjun berjalan-jalan saat malam hari karna ia kebosanan. Itu adalah 5 bulan yang lalu, setelah ia diculik hanya sekali ia melihat wajah penculiknya, jeno. Karna jeno sangat jarang pulang ke mansionnya.
Renjun diberi kebebasan untuk berjalan-jalan dimansion. Segalanya ada di mansion jeno, bahkan taman dengan penuh bunga yang sangat renjun sukai semenjak ia dibawa kesini. Taman yang katanya sang tuan ciptakan untuk menyambut dirinya.
Alih-alih dperlakukan seperti korban penculikan, renjun malah diperlakukan seperti seorang ratu disini. Segalanya disiapkan untuknya, bahkan sampai kebutuhan renjun mandi. Renjun sampai mempunyai pelayan pribadi disampingnya.
Renjun merasa, ini tidak terlalu buruk. Ia makan makanan yang enak, tempat tidur yang empuk. Walau harus kehilangan pendidikan yang ia perjuangkan, setidaknya Renjun tidak di siksa seperti yang ia bayangkan saat pertama kali dibawa kesini.
Hingga malam itu, saat renjun berjalan-jalan ia mendengar suara tembakan yang begitu keras. Suara itu muncul bertubi-tubi tanpa berhenti. Renjun kelimpungan mencari asal suara keras itu di tengah malam, dengan mansion yang begitu luas. Hingga ia berlari ke-halaman depan mansion, matanya terbelalak, kakinya seolah seketika seperti jelly. Renjun tidak bisa menahan bobot tubuhnya ketika melihat kekejaman didepannya.
Renjun memang hidup cukup keras, namun ia belum pernah melihat hal sekejam yang ia lihat malam itu. Darah dimana-mana, sekitar 10 tubuh pria tergeletak tanpa nyawa dengan kepala bolong karna tembakan. Disaat itu, mereka terus menembak orang-orang yang masih berdiri didepan mereka. Renjun menyaksikan itu dengan mata kepalanya sendiri. Tubuhnya bergetar hebat, matanya tak mau menoleh sedikitpun dan membuatnya terus menonton kekejaman itu.
"Jangan tembak ayahku! Jangan!! Hiks ayah!!!" seorang anak berlari kearah pria dewasa yang masih berdiri disana. Dia adalah ryo, anak kecil yang selalu menemani renjun di mansion ini.
"Ryo. . ." renjun dengan tertatih berjalan kearah mereka. "Jangan. . . ryo—" tenggorokannya tercekat, renjun kesulitan untuk berbicara.
Sedangkan didepan sana, sosok ayah dari ryo terkejut bukan main. Ia menatap memohon ke-arah atasannya yang menggenggam sebuah pistol yang ter-arah kepadanya. "Anakku tidak ada sangkut pautnya, tolong jangan libatkan dia" ryo yang menarik-narik tangannya sembari menjerit ia dorong hingga tersungkur "pulang ryo! Atau ayah akan menghukummu!" ia berteriak marah.
Namun ryo kembali mendekat, sebelum ia sempat menggenggam tangan sang ayah, suara tembakan kembali terdengar keras, membuat renjun menghentikan langkahnya. "Tidak. . ." didepan sana, ryo dengan bergetar menundukkan pandangannya, mendapati sang ayah terbaring kaku dibawah kakinya. Darah dari kepala sang ayah merembes menyentuh sandal rumahan yang ia pakai.
Renjun berada dalam jarak yang cukup jauh karna luas halaman mansion jeno yang sangat besar. Kaki renjun benar-benar kaku, ia ingin berlari dan memeluk ryo, membawa anak itu pergi menjauh, namun tubuhnya terus bergetar tak bisa diajak bekerja sama.
Ia berusaha menyeret kakinya untuk berlari, namun suara keras itu terdengar kembali. Seolah tak memberi jeda untuk renjun bernafas.
"Tidak——tidak!!! ryo!!!" jeritan renjun menggema disunyi malam, kakinya yang tadi tak bisa ia gerakkan kini berlari dengan sendirinya. Ia menerobos beberapa orang yang menghalanginya.
Tubuh ryo yang berdarah ia peluk erat. Renjun berusaha menekan perut ryo yang terkena tembakan. "Jangan. . . jangan tutup matamu" tangan renjun dengan bergetar membuka cardingan yang ia pakai, lalu ia tekankan pada perut ryo untuk menahan pendarahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
devil's cage | Noren [ON GOING]
Fanfiction[SLOW UP] 🔞🔞 Semua berawal, ketika lee jeno menemukan sesuatu yang indah untuk dibawa kedalam perangkapnya yang gelap. Bunga yang cantik, yang ia tau tidak akan hidup di tanah gersangnya, namun tetap ia paksakan. "Tidak ada manusia dimuka bumi in...