BAB 12

1.9K 385 50
                                    

Halo sayang🙌
Masih semangat menunggu cerita ini?
Tolong voment nya yaa cintakuu, biar aku semangat update secepatnyaa~

Selamat membaca 💗






















Tw: rape, sexual harrasment, blood. ⚠️






Telinga renjun berdenging hebat, karena pukulan-pukulan yang ia dapat dari beberapa orang tak dikenal. Renjun bahkan tak tau ini dimana. Ia dibiarkan terebah dilantai kotor penuh debu. Ada sekitar lima pria yang merokok mengelilinginya.

"Tidak boleh dipakai?" tanya salah satunya. 

Yang ditanya tertawa, "entah lah, kenapa kau begitu bersemangat kali ini?"

"Menyenangkan mengawini submisive atau perempuan yang sedang hamil" gelak tawa terdengar, seolah yang mereka bicarakan adalah lawakan yang sangat lucu.

Renjun dilantai semakin ketakutan, tangannya tergepal erat, isakan berusaha ia tahan agar tak memancing para brengsek yang mengelilinginya untuk mendekat.

Renjun merutuk, ia sendiri yang ketakutan akan jeno dan memilih kabur, tapi disaat seperti ini pikiran absurdnya malah melintasi tanpa sadar, andai jeno datang dan menolongnya.

Tapi setelah itu apa? Renjun akan kembali gila dalam genggaman jeno.

"Fetishmu?" pertanyaan sarat kekotoran bagi yang dijadikan objek kembali terdengar.

"Mungkin. Dibalik itu, dia juga cukup menggoda" siulan dilayangkan, seiring kepulan asap melewati mulut.

"Dia disimpan di mansion megah itu cukup lama, menurutmu kenapa?" keduanya kembali tertawa keras.

"Enak ditunggangi?"

Setelah itu kembali tertawa.

Tidak lucu, batin renjun. Ia berusaha bernafas dengan tenang, matanya mencari celah kemana ia bisa kabur, tapi tak ada celah. "Argh!" ia merintih kesakitan, saat tiba-tiba rambutnya ditarik hingga ia bangun menjadi berlutut didepan laki-laki itu.

"Melihat apa sayang" bisiknya, semakin kuat pula jambakan di rambut lebat renjun hingga ia mendongak.

"Si brengsek itu belum bergerak? Aku sangat ingin mencicipi pelacurnya ini" si pria didepannya menjilat bibir, bagai predator kelamin yang menjijikan dimata renjun.

"Sabar lah brengsek, aku mengirim dua orang ke-kota seberang. Mereka akan bertransaksi disana" yang dimaksud dengan bertransaksi adalah, menunggu jeno menyerahkan rancangan senjata yang mereka minta.

"Lalu? Kita boleh menggilir jalang kecil ini? Kapan kita bisa melakukannya? Setelah mendapatkan berkas itu kita benar harus mengembalikannya?" pertanyaan beruntun, tak bisa menyembunyikan semangatnya ketika mendapati submisive yang memenuhi standar si otak kotor.

Kepalanya mendapat pukulan dari sang kawan. "Lebih baik kau pantau bawahan yang kita kirim, bisa-bisa dia mati duluan dan kita tak tau" titah sang rekan.

"Apa-apaan ini brengsek" umpatan dari si pemantau didepan komputer membuat yang lain berfokus kepadanya.

"Ada apa?" tanya yang lain. Bahkan yang tadinya menawan wajah renjun ikut fokus pada sang kawan.

"Aku kehilangan koneksi dengan bawahan itu, sialan. Si brengsek itu ingin bermain-main dengan kita" rahangnya mengeras, ia masih mencoba mengotak atik komputer harap-harap bisa mengembalikan koneksi dengan seseorang yang ia kirim.

devil's cage | Noren [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang