BAB 16

1K 310 50
                                    

Hallo 🙌
Update lagi nih~
Jangan lupa voment yawww-!!

Happy reading sayang 😋💗













Renjun tak mau melepaskan satu tusuk odeng ditangan, kekasih mungilnya sungguh makan dengan lahap malam ini. Alhasil, mulut renjun masih mengunyah, dengan matanya yang perlahan tertutup.

Tubuh mungilnya jeno pangku, sesekali di tepuk di bagian punggung guna memberikan kenyamanan pada si submisive.

Demi apa pun, malam ini rasanya jeno akan gila karena kegemasan renjun yang bertubi-tubi menyerangnya. Sampai sekarang tak selesai, pipi gembil itu sesekali bergerak mengunyah sisa makanan didalam mulut.

Pelan-pelan jeno tarik tusuk odeng yang di genggam sangat kuat oleh renjun, membuangnya ke-tempat sampah kecil di dalam mobil. "Tolong ambilkan tisu" pintanya pada guard yang menyetir.

Tisu disodorkan, jeno dengan telaten mengusap tangan renjun, juga bibirnya yang sedikit belepotan, setelah selesai ia tersenyum senang.

"Sleep well, angel" 

Mungkin, jika suara tembakan tak menyusul setelah itu, renjun akan tertidur sangat nyenyak dipelukan jeno malam ini.

"Tuan! Sepertinya ada yang mengikuti kita" peringat sang guard panik.

"Hubungi guard lain!" suara jeno menekan, takut renjun bangun. 

Dan benar saja, kekasihnya langsung membuka mata terkejut saat suara tembakan terdengar lebih keras dan dekat.

Tangannya bergetar kecil, ia meremas kuat baju yang jeno pakai. "Tuan?" ia mencoba mencari perlindungan.

Jeno mengusap surainya, "tidak apa-apa, hanya sedikit masa—"

Dorr!

Kentaranya jeno berbohong, karena setelah itu mobil mereka dikepung dua mobil hitam lainnya.

"Fuck" jeno mengeram, ia lebih khawatir kejadian ini akan mengungkit trauma kekasihnya. Pikirannya bercabang, antara renjun dan musuh yang mengincar.

"Tuan!" renjun menangis ketakutan, saat mobil yang mereka tumpangi bergerak tak beraturan demi menghindari kepungan.

Renjun sama sekali tak melepaskan pelukannya pada jeno, ia sungguh ketakutan.

Jeno mengeluarkan pistol nya,  jaga-jaga jika mereka kembali menodongkan timah panas ke-mereka.

"Tuan, guard kita mendekat. Tolong sembunyikan tuan renjun dibawah. Kita tak punya banyak waktu" pinta guard yang ada bersama jeno. Ia menyetir mobil susah payah, karena terus di tabrak oleh dua mobil yang mengepung mereka.

Dan satu tembakan lagi terdengar, ban mobil yang menjadi sasaran hingga mereka terpaksa berhenti. 

Tangis renjun pecah. Tidak lagi, ia tak ingin lagi melihat atau mencium bau darah. Renjun benci itu. Jika tau akan seperti ini, ia akan memilih tetap di mansion, memendam segala keinginannya seperti biasanya.

"Angel, tolong duduk disini sebentar ya? Aku harus keluar" jeno berbisik lembut. Ia juga tak ingin kejadian tak mengenakkan ini terjadi disaat ada renjun bersamanya.

Dipastikan, setelah ini renjun akan enggan keluar. Dan jeno tak ingin itu terjadi.

"Tidak!!" renjun tak mau melepaskan jeno sama sekali saat dominan itu mendorong bahunya. Sebenci apa pun ia kepada jeno, renjun tak bodoh untuk mengerti jika hanya jeno yang bisa melindunginya disaat seperti ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 18 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

devil's cage | Noren [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang