1: Awal

7 6 3
                                    

Welcome to my first book, selamat malam Minggu Buat para kaum rebahan. Malam ini aku membawakan book peneman kesuntukan buat kalian semua hehe.

Happy reading❣️❣️

Sebagian besar dari kalian pasti pernah mendengar kalau yang namanya cinta pada pandangan pertama itu hanya perasaan kagum yang timbul karena parasnya atau tatapannya. Rasa yang sewaktu-waktu bisa hilang kapan saja.

Iya. Awalnya Wisnu juga berpikir begitu, tapi entah kenapa saat dirinya melihat sosok gadis cantik di salah satu kampus yang pernah ia datangi, semenjak itu dirinya terus kepikiran tentang sosok yang berhasil mencuri perhatiannya, siapa nama gadis itu? dimana dia tinggal? Sekarang dia sedang apa ya? Apakah dia sudah memiliki kekasih?

Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar di otak Wisnu sampai dirinya terpergok sedang melamun sambil senyum-senyum sendiri.

"Masih waras?" Celetuk Gio yang melihat Wisnu terus senyum-senyum sendiri sedari tadi.

Wisnu yang sedang sedang asik memikirkan gadis itupun sontak terperanjat ketika mendengar suara Gio.

"Ngagetin aja lo." Ujar Wisnu sambil mengelus dadanya dan menghela nafasnya.

Gio hanya terkekeh melihat reaksi temannya. "Mikirin apa hayo? Sampe senyum-senyum begitu. Mikirin cewek ya?"

Mendengar godaan dari temannya itu membuat Wisnu berdecak malas.

"Eh, ngomong-ngomong lo kenal sama temannya adek lo gak?" Tanya Wisnu membuat Gio mengerutkan keningnya seolah sedang berpikir.

"Teman adek gue mah banyak, ada yang gue kenal ada juga yang enggak. Emang kenapa? Ada yang lo taksir yaaa?" Jawab Gio sambil menaik-turunkan kedua alisnya menggoda Wisnu.

Wisnu hanya menipiskan bibirnya menghiraukan ucapan Gio, "lo kenal cewek yang bareng adek lo waktu kita jemput di kampusnya?"

Gio mengernyitkan dahinya sambil mengingat-ingat, "Aruna? Kayaknya iya dia. Yang imut-imut itu kan? Yang senyumannya aduhai bikin mabuk kepayang itu." Ujar Gio sambil senyum-senyum.

"Jujur nu, gue juga pernah suka sama dia ... Gimana ya, dia tuh nyenengin banget anaknya. Kalau ngomong juga lembut banget, senyumnya juga maniiiiss banget. Tapi apalah daya, kata Zeva dia tuh dah punya pacar." Lanjut Gio dengan kecewa.

Wisnu yang mendengar informasi itu hanya bisa membulatkan mulutnya sambil sedikit mengangguk-anggukan kepalanya. Yaaaa sedikit kecewa sih, cuma mau gimana lagi namanya juga belum rezeki.

"Tapi kalau lo bener-bener ada kemauan ingin dekati dia sih gue bisa bantu. Entar gue mintain nomornya ke adek gue. Temanan aja dulu. Tapi ingat, jangan sampai lo jadi orang ketiga yang gila-gilaan ngejar Aruna. Soalnya jarang-jarang juga gue liat lo suka sama cewek, biasanya lebih mentingin kerjaan." Jelas Gio membuat Wisnu tersenyum tipis.

"Makasih Gi, lo emang teman gue yang paling best hehe." Ujar Wisnu.

"Santai aja nu, lo juga sering bantuin gue." Ujar Gio sambil menepuk punggung Wisnu.

"Gimana gak bantuin, gue kan sekertaris lo." Sanggah Wisnu.

"Iya, lo sekertaris gue kan ... Selesaikan kerjaan lo cepetan ya, gue pulang duluan. Lo juga jangan pulang kemalaman, berkas yang bisa dikerjain di rumah kerjain aja di rumah. Gue Pamit. Assalamualaikum." Pamit Gio lalu berjalan meninggalkan ruangan.

"Waalaikumsalam." Jawab Wisnu sambil tersenyum tipis.

Akhirnya Wisnu memutuskan untuk mengambil segelas kopi sebelum kembali menyelesaikan pekerjaannya memeriksa beberapa berkas di atas mejanya. Setelah hampir dua jam ia berkutat dengan berkas-berkas dan laptop nya, Wisnu memutuskan untuk pulang dan membawa berkas yang bisa ia kerjakan di rumahnya.

MOON LIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang