6: Tertinggal

5 5 0
                                    

Halo, selamat malam semuanya.

Happy reading ❣️❣️

Di pagi hari yang cukup mendung, Zevara benar-benar dibuat keanehan dengan Aruna yang terus menerus tersenyum sedari tadi.

"Aruna, please deh jangan bertingkah. Kemarin cemberut terus eh sekarang senyum-senyum gak jelas. Gitu Lo mah, kalo lagi sedih aja ngajak-ngajak, kelabakan gak jelas bikin gue ikut pusing. Sekalinya lagi bahagia gak cerita." Sungut Zevara melirik sinis kearah Aruna.

Aruna melirik Zevara sekilas lalu kembali tersenyum sambil menyedot segelas jus ditangannya. Dirinya mendekatkan diri ke Zevara, mencondongkan tubuhnya untuk membisikkan sesuatu ke telinga Zevara.

"Kak Arka udah berani cium aku, Ra." Detik berikutnya, setelah Aruna membisikkan kata-kata yang cukup membuat sahabatnya itu melotot dan tercengang, Zevara memegang kedua bahu Aruna dengan kencang.

"Serius Lo? Seorang Arka?!"

Aruna menganggukkan kepalanya malu-malu lalu menggandeng lengan Zevara dengan lembut, "first kiss loh itu, gimana gak salting aku."

Oke, Zevara cukup terkejut dengan pengakuan Aruna tadi, tapi yang lebih mengejutkannya lagi, kenapa Aruna jadi alay gini? Tapi gak papa sih, namanya juga first time, selagi gak memburu ternak warga mah biarin aja.

"Lo yakin itu kak Arka? Bisa aja itu jin yang menyerupai bentuk kak Arka." Ucapan Zevara cukup membuat Aruna menatap sahabatnya dengan tatapan tak percaya.

"Bisa-bisanya kamu kepikiran kesitu!?" Protes Aruna sambil melepaskan gandengannya lalu memukul lengan sahabatnya cukup keras.

Sambil mengusap lengannya yang dipukul Aruna, Zevara bergumam kecil sambil memajukan bibirnya, "gara-gara sepupu gue nih, cerita tentang jin yang pandai menyerupai manusia. Semuanya jadi gue anggap jin kan."

"Apaan Ra?" Tanya Aruna yang dibalas gelengan pelan dari Zevara.

"Eh, ngomong-ngomong skripsi gimana? Ntar bantuin gue ya? Pusing banget nih skripsi dicoret merah terus. Tu dosen pingin banget gue plintir jari-jari lentiknya."

Melihat sahabatnya yang dipusingkan dengan masalah skripsi membuat Aruna terkekeh geli, "rasain kan apa yang aku rasakan? Dari kemarin-kemarin diajak ke perpustakaan buat nyari referensi bilangnya malas, alasannya ingin nonton song kang lah, apa lah."

"Ih, Lo mah enak otak Lo encer. Dapat sentilan dikit dari alam aja bisa dapat ide, lah gue? Susah naaaa."

"Mana ada susah? Kamu aja yang malas-malasan terus. Katanya mau wisuda bareng. Kalo malas-malasan gini yang ada kamu jadi sesepuh kampus, Ra." Nasihat Aruna panjang lebar membuat Zevara menatap kearah nya.

"Ih, mungkin aja kalau gue jadi sesepuh nya kampus, pas lulus gue bisa sepintar Hyunbin univ war, na?"

Pernyataan Zevara membuat Aruna refleks menatap Zevara dengan pandangan horor, "mana ada?!!"

Perdebatan keduanya berhenti tatkala ponsel milik Aruna yang tergeletak di atas meja berbunyi dan menyala, menandakan adanya pesan baru yang masuk.

Lantas Aruna menoleh dan mengambil ponselnya, keningnya berkerut heran tatkala dirinya melihat pesan yang masuk.

Fheraa
Kak, ke rumah sekarang.
Penting

"Siapa Na?"

"Fhera, nyuruh aku ke rumahnya. Penting katanya, ada apa ya? Apa kak Arka kambuh lagi Ra?!" Beber Aruna cukup panik, bagaimana tidak panik kalau Arka saja belum mengirimkan pesan kepadanya sedari tadi pagi. Dan tiba-tiba saja Fhera mengirimi pesan yang cukup membuat Aruna bingung setengah mati.

MOON LIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang