T i g a

384 30 2
                                        

"Mommy, aku sepertinya kurang enak badan." singa kecilku mengeluh sambil merengek memintaku untuk tak beranjak dari ranjang. Sepertinya dia masih ngambek soal Owen yang pergi tanpa berpamitan dan hanya meninggalkan sebatang cokelat.

"Lihatlah Mom, aku lemah sekali." dengan gayanya yang dibuat-buat baby Lion terlihat lunglai saat bangkit berdiri. Wajahnya tampak lesu lengkap dengan bibir mengerucut dan pipi menggembung.

Oh, bayi siapa yang sungguh sangat menggemaskan ini.

"Baby Lion." aku menatapnya dengan senyum tertahan, tak ingin mengkritik aktingnya yang sungguh kali ini sangat buruk. "Onti Ana pulang, kakek dan nenek menunggu baby Lion untuk bermain bersama!"

"Oh My Good, Mommy! Aku malas bertemu Onti Ana, dia pasti akan membuatku kesal sepanjang hari!" pekiknya histeris, mulai tantrum guling-guling diatas kasur.

Aku tertawa kecil, minggu pagi ini aku sudah siap dengan blous baby blue dipadukan rok selutut berwarna putih. Untuk rambut, aku biarkan tergerai dihiasi satu jepitan sebagai pemanis. Wajahku juga sudah cantik dengan make up simpal ala Renata Syaera Lyras.

Oh sungguh sangat manis diriku sekarang.

Namun satu permasalahan ini akan memakan waktu lumayan panjang.

"Kakek menunggumu singa manis," Aku mencoba menepuk bahu kecilnya yang kini telungkup diatas kasur sambil bersedekap dada, menolak untuk menatapku. "Dan onti Ana berencana membawa Mommy berkeliling mal sambil bermain capit boneka. Oh, Onti juga berjanji akan menemani baby Lion bermain bola bola!"

Perlahan kepala Baby Lion tertoreh padaku dengan ekspresi wajah tertarik. Matanya coklat jernihnya menatapku berbinar. "Benarkah?"

Aku mengangguk cepat. Ini janji Alina tadi malam saat membujukku membawa Baby Lion yang jelas akan langsung merengut begitu bertemu dengannya. Alina sudah seperti musuh bagi putraku. Sama seperti Owen, bedanya Owen masih punya batas wajar untuk tidak menggigit pipi berisi putraku.

"Bukankah sebaiknya anak manis Mommy ini lekas mandi dan bersiap? Jangan sampai waktu bermaian hari ini batal karena terlambat, okay?" awalnya aku berencana akan bertandang ke rumah Owen terlebih dahulu untuk bertemu Ayah dan ibu, orang tua owen (dan begitulah aku memanggil mereka) namun rencana ini batal karena ayah dan ibu mendadak ada undangan salah satu kerabat jauhnya. Jadi aku mengubah janji dengan Alina untuk langsung bertemu di mall saja.

"Okay, aku akan segera bersiap!"

Baby Lion mengangguk sambil turun dari ranjang. Aku mengikutinya sampai masuk kamar mandi namun di tolak. Katanya dia sudah bisa mandi sendiri tanpa bantuan.

Singa manisku benar-benar pintar sekali.

Aku begerak menuju lemari untuk mencari pakaian yang akan di gunakan anakku. Hoho, aku selalu jatuh cinta dengan gaya berpakain baby Lion yang sangat keren. Ucapkan terimakasih pada manusia-manusia gemas di sekeliling baby Lion, karena sudah membelikannya baju dan sejumlah sepatu, hehe.

Pilihanku jatuh pada celana putih lengkap dengan kaos dan jaket berwarna senada, tapi mengingat hari ini kami akan bermain rasa-rasanya warna yang kupilih bukan pilihan yang benar. Sepertinya warna apa pun selain warna putih bisa di terima.

Melihat baby Lion dalam bentuk buntalan kapas bisa kulihat kapan-kapan, aku tetap harus menyelamatkan warna agar tetap awet dan tahan lama.

"Mom," tak lama baby Lion keluar kamar mandi hanya mengenakan handuk kecil yang melingkari pinggangnya. Rambut ikalnya agak basah dan wajahnya begitu segar. Oh oh, kelak saat dewasa aku percaya anakku akan menjadi incaran gadis-gadis.

Cemburunya hatikuu.

"Sebaiknya Mom sarapan dan kita segera berangkat. Aku akan memilih outfitku hari ini!" katanya mendekati lemari.

COMPLICATED (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang