5 - Staycation

62 20 0
                                    

Sebelum baca, jangan lupa tekan bintang vote dan ditunggu komentarnya ya~selamat membaca💛

-✿✿✿-

Bebi dengan santai memarkirkan mobil pick up Hello Kitty persis di tengah mobil Alphard dan Mercedes Benz di pelataran parkir hotel. Beberapa karyawan dan pengunjung hotel dibuat salah fokus dengan mobilnya, begitupun ketika melihat makhluk-makhluk yang turun dari mobil. Visualnya bukan main, tapi selera mobilnya agak lain.

"Oh iya, kalian mau ikut nginep kan. Nggak pada bawa ganti?" tanya Bebi di lobi hotel ketika baru sadar melihat ketiga makhluk ini nggak bawa apa-apa selain badannya doang. Soalnya Bebi udah booking dua kamar, karena Adiyan bilang dia mau ikut nginep.

"Nanti pulang dulu jemput Afik sama Khajik, sekalian Diva juga."

Bebi mengangguk singkat mendengar jawaban Adiyan lalu melanjutkan jalannya menuju meja resepsionis. Setelah mendapatkan kunci berbentuk kartu, Bebi mengajak Adiyan dan kawan-kawan ke kamar.

Bebi menyerahkan satu kuncinya pada Adiyan ketika sampai di depan kamar. Kemudian Adiyan menyerahkan kuncinya pada Pinus. Setelah Bebi membuka pintu dan masuk, Adiyan ikut mengekor Bebi. Sementara Pinus dan Ijaz masuk ke kamar yang bersebelahan dengan kamar Bebi.

Kamar yang dipesan Bebi merupakan tipe kamar suite. Ruangannya sangat luas membuat Ijaz terbengong-bengong takjub. Terdapat lemari besar yang berhadapan dengan kamar mandi. Ada kulkas kecil, televisi ukuran 32 inci, twin bed berukuran sedang yang terlihat empuk dan nyaman, ada sofa panjang sepanjang sisi jendela besar, bahkan ada meja makannya juga yang tersaji aneka cemilan dan buah-buahan beserta surat cinta alias kata-kata manis berupa sambutan.

Ini kedua kalinya bagi Ijaz mengunjungi hotel setelah dulu menginap saat study tour sekolah ke Bali. Kamar hotelnya sekarang jauh lebih mewah dibanding kamar hotelnya dulu. Ada satu sisi dinding yang terlihat mengkilap berwarna cokelat dengan motif garis dan abstrak seperti pohon kayu, tidak seperti warna dinding lain yang berwarna putih. Dan Ijaz dibuat takjub lagi ketika sosok Adiyan tiba-tiba muncul dari dalam dinding yang ternyata itu pintu yang terhubung dengan kamar Bebi.

"Keren kan kamarnya?" Adiyan menaik-turunkan alisnya pada Ijaz dan Pinus. "Kata Mbak Bebi kita bebas mau ngapain di sini. Mau keliling hotel, mau berenang, atau nge-gym silakan. Semua makanannya gratis. Mau pesen sebanyak apa juga silakan."

"Beneran morotin ternyata." Pinus berujar sambil duduk di sofa dekat jendela besar yang menampilkan pemandangan kota sekitar hotel.

"Beneran kita staycation di sini? Gratis?" tanya Ijaz masih dengan takjubnya.

"Lha, kan udah aku bilang kemarin."

"Kirain becandaan aja. Kamu kan suka guyon."

Pinus setuju dengan ucapan Ijaz. Pinus juga ngiranya bercandaan aja. Adiyan kan cowok gentle. Anti dibayarin cewek. Tadi aja dia mikir, Adiyan yang berbaik hati bayarin mereka nginep di sini, tapi Adiyan nggak mengeluarkan uang sepeserpun.

"Abis kata Mbak Bebi, dia udah pesenin paket lengkap, sayang kan dianggurin. Rezeki jangan ditolak."

"Akunya nggak enak tapi." Pinus menggaruk pipinya. "Masa cowok dibayarin cewek."

Ijaz mengangguk setuju. "Kayak ra duwe harga diri. Tapi sedulur sih nggak masalah, apalagi Bebi mbakayunya Adiyan. Kalo kita ikut kecipratan, ya Alhamdulillah, Pin."

Adiyan tertawa lalu menghampiri Pinus dan ikut duduk di sebelahnya sambil merangkul Pinus. "Iya Alhamdulillah, Pin."

Pinus mengernyit melihat Adiyan yang begini, pasti ada kejutan untuk Bebi. "Mau apain Bebi?"

ADIYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang