10 - Tanggung Jawab

52 16 3
                                    

Sebelum baca, jangan lupa tekan bintang vote dan ditunggu komentarnya ya~selamat membaca💛

-✿✿✿-

Pinus menepati kata-katanya untuk bertanggung jawab. Karena ulahnya yang mengajak Bebi tidur di luar, sampai mengakibatkan Bebi digigit tomcat. Nggak hanya leher Bebi yang merah-merah iritasi, tapi punggung, dada, dan lengan tangannya juga.

Kulit Bebi memang sensitif, meski Pinus membawa obat salep hidrokortison dosis rendah, tapi setelah dioleskan tetap saja tidak terlalu berpengaruh. Akhirnya pagi-paginya ketika hari mulai terang, Pinus membawa Bebi turun duluan. Niatnya mau dibawa ke rumah sakit. Soalnya parah banget gigitan tomcatnya.

Tapi di tengah perjalanan, Bebi malah minta makan sroto. Nggak mau dibawa ke rumah sakit. Bebi mengatakan dia baik-baik saja, tapi tidak dengan Pinus yang melihatnya.

"Be, mau ya ke dokter?" bujuk Pinus halus saat mereka baru tiba di depan warung sroto. "Biar cepet sembuh."

"Entar semingguan juga sembuh sendiri."

"Nggak panas, perih, gatel?"

"Ya panas, ya perih, ya gatel, tapi ya udah nggak apa-apa. Lagian ini bukan pertama kalinya kok. Aku pernah waktu diksar digigit tomcat, itu malah di area bawah." Bebi berujar bisik-bisik karena suasana di sekitar warung ramai. "Ini mah nggak ada apa-apanya dibanding yang waktu dulu itu."

Pinus menghela nafas. "Tapi buat aku itu ada apa-apanya, Be."

"Aku yang ngerasain, Pin. I'm Bebi, I'm okay."

Ketika Bebi hendak turun, Pinus buru-buru mendahului.

"Bungkus aja ya, Be. Makan di tempatku aja. Di sini rame."

"Emang kenapa? Masih ada bangku kosong tuh."

"Aku nggak mau kamu jadi pusat perhatian."

"Hah?"

"Mau berapa srotonya? Dua atau tiga?" tanya Pinus kemudian.

"Satu lebih dari cukup kok."

"Tumben. Biasanya dua juga masih kurang."

Bebi tertawa. "Itu aku yang dulu, sekarang makanku dikit."

"Oh pantes."

"Hm?"

"Kamu kurusan sekarang." Pinus mengelus pipi Bebi sebelum berlalu masuk ke warung meninggalkan Bebi yang terdiam mencerna.

"Sori ya, Pin. Aku bener-bener nggak bisa." Bebi menggumam pelan sambil memandang Pinus yang tersenyum dari dalam warung ketika menatapnya.

***

Pinus membawa Bebi ke rumahnya yang berada di pusat kota. Sebuah rumah besar dan luas karena satu tempat dengan bengkel motor dan mobil yang dikelola bapaknya Pinus. Tak hanya bengkel, tetapi di sini juga terdapat perlengkapan otomotif dan tempat pencucian motor maupun mobil.

Rumah induknya terletak di belakang bengkel atau tepatnya di sebelah tempat pencucian motor dan mobil. Ada gerbang samping yang langsung mengarah ke sana. Dan ketika memasuki gerbang akan disambut area pelataran yang terdapat beberapa mobil berjejer. Mobil pribadi keluarga Pinus.

Mata Bebi seketika membulat ketika melihat mobil impiannya saat turun dari motor Pinus. Sebuah mobil Volkswagen Combi klasik berwarna merah dan putih yang terlihat cantik sekali di matanya.

 Sebuah mobil Volkswagen Combi klasik berwarna merah dan putih yang terlihat cantik sekali di matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ADIYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang