[2]

481 41 1
                                    

Solar menyadari sikapnya yang terlalu impulsif beberapa waktu lalu pada Duri, tapi itu bukan masalah lagi sekarang. Dia hanya ingin segera melanjutkan penyelidikannya pada bangunan terbengkalai itu untuk memastikan sesuatu yang tidak sempat dia pastikan kemarin, tanpa halangan dari apapun dan siapapun.

Berdasarkan sikap para korban saat ditanyai, mereka memberi kesan reaksi seseorang yang mengalami trauma luar biasa pada kejadian apapun saat mereka hilang. Entah itu pelecehan atau penyiksaan, aku masih tidak tahu pasti apa yang sebenarnya telah mereka alami. Selama tidak memiliki bukti nyata dan petunjuk lebih banyak, kami tidak akan pernah bisa menemukan siapa pelakunya serta motifnya melakukan teror gila ini.

Solar tenggelam dalam pikirannya sendiri selama beberapa waktu, sampai-sampai dia tidak menyadari kedatangan seorang pria dari belakangnya.

"Bagaimana dengan penyelidikanmu?" tanyanya tanpa menunggu Solar menyelesaikan pemikirannya.

Solar memutar sedikit kepalanya, segera mengenali pria itu sebagai salah seorang rekan dalam penyelidikannya, "Aku belum memeriksa lokasi terduga kejadian."

Terdiam beberapa saat, Solar melanjutkan, "Aku sudah pergi kemarin sore, tapi seorang temanku mengaku dia mengikutiku pada saat itu. Satu hal yang membuatku kepikiran adalah pada saat aku akan kembali ke asramaku, aku menemukan temanku sudah tergeletak tidak sadarkan diri di sisi tangga asramaku. Jika aku cocokkan pengakuannya dengan pengalamanku sendiri, ada kemungkinan pelaku sudah mengawasiku saat aku tiba di depan bangunan itu tanpa aku sadari. Tapi sesaat sebelum aku memasuki bangunan itu dan dia akan melancarkan aksinya, temanku secara tidak sengaja menghalangi rencana pelaku untuk menjebakku dan dia beralih untuk berurusan dengan temanku dan melepaskanku saat itu."

Pria yang baru datang itu menyimak pemaparan Solar dalam diam, dan Solar melanjutkan.

"Aku sempat berpikir jika dia memang ingin membungkam temanku, dia bisa saja membunuhnya saat itu juga, tapi dia tidak melakukannya. Saat aku memikirkan kembali soal korban, aku mendapat kesimpulan kalau dia mengancamku, kurang lebih seperti : 'Aku akan melepaskanmu dan temanmu kali ini, tapi itu tidak akan terjadi untuk kedua kalinya', yang berarti dia ingin aku menyerah untuk melanjutkan penyelidikanku dalam kasus ini." Solar menghela napas sambil menyandarkan tubuhnya di salah satu batang pohon di sekitarnya.

Saat ini mereka sudah berada di luar pekarangan kampus, tepatnya mereka saat ini berada di satu sisi bangunan terbengkalai tersebut. Meski wilayah di sekitar luar kampus disebut sebagai kompleks perumahan, tetapi tidak banyak rumah yang telah dibangun di sana.

Bagaimanapun wilayah disini adalah bekas hutan, dan masih terdapat banyak pohon pinus yang berdiri tegak hampir di setiap sisi perumahan termasuk di area kampus.

Kembali ke sisi penyelidikan Solar, dia saat ini sedang bersama seorang temannya yang adalah seorang detektif swasta bernama Kaizo. Bagaimanapun, hanya mereka berdua lah yang berniat untuk andil dalam menyelesaikan kasus ini.

Polisi? Polisi di tempat ini hanya sekumpulan orang-orang tidak berguna yang dengan seenaknya menyandang julukan 'pengayom masyarakat' di saat mereka bahkan tidak benar-benar melakukan tugas mereka, seperti ikut andil dalam penyelidikan kasus teror para omega yang terjadi akhir-akhir ini. Penyelidikan dalam kasus ini benar-benar hanya mengandalkan Kaizo dan Solar.

Penyelidikan ini bermula dari banyaknya rumor teror di kampus Solar. Berhubung Solar mengerti dengan jelas penilaian mayoritas masyarakat mengenai betapa rendahnya omega di mata mereka, dia memutuskan untuk turun tangan dalam mencari tahu dan menyelesaikan kasus ini. Sebelum menghubungi Kaizo untuk bantuan, dia memastikan terlebih dahulu apakah kasus itu benar-benar terjadi dan memiliki korban dengan dampak nyata. Barulah setelahnya Solar menghubungi Kaizo dan membicarakan kasus ini bersamanya.

Even If It's not Real [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang