Sore yang sudah ditunggu-tunggu para mahasiswa pun datang. Mereka sangat penasaran pada orang yang akan muncul bersama detektif Kaizo di pengumuman itu, terlebih lagi setelah mereka mendengar kabar bahwa pelakunya adalah salah seorang mahasiswa di tahun kedua.
Solar dan Duri tiba dalam waktu bersamaan meski mereka sama sekali tidak datang bersama. Duri kemudian mencari tempat duduk yang menurutnya nyaman sementara Solar pergi menuju ruangan yang berada di sudut samping panggung aula.
Setelah sekitar sepuluh menit berlalu, Solar melangkah terlebih dahulu menuju tengah panggung, lalu memandangi ruangan yang tadi dia masuki.
Solar menunggu Kaizo keluar dengan membawa seseorang dengan kedua tangannya yang telah diborgol, lalu memulai pengumuman.
"Aku telah dibantu oleh detektif Kaizo selama hampir dua minggu ini dalam penyelidikan kasus peneroran omega belakangan ini. Mengingat kemampuan dan pengalamanku yang sangat rendah dalam hal ini, aku ucapkan terima kasih sebesar-besar atas bantuan detektif Kaizo yang luar biasa!"
Solar melempar senyum ramah pada Kaizo, lalu memberinya isyarat untuk memulai pemaparan ringkas mengenai kronologi kasus beserta pelakunya.
Kaizo mengangguk sekali, lalu memulai bagiannya dalam pemaparan kasus sesingkat mungkin untuk menghindari kebosanan para pendengar yang hadir.
Sambil mendengarkan perkataan Kaizo di panggung, Solar menyapu pandangannya ke arah para pendengar yang berada di aula, dan menemukan sosok Duri yang duduk di barisan kedua paling depan, di kursi paling ujung.
Duri juga kebetulan sedang memandanginya, dan Solar seketika jadi salah tingkah karena tindakan kebetulan seperti itu. Solar segera mengalihkan pandangannya ke arah lain untuk menghindari kontak mata lebih lama dengan Duri.
Kaizo sudah menyelesaikan penjelasan kasusnya, dan sekarang mereka sudah sampai pada bagian untuk membicarakan soal pelaku.
"Seperti yang kita tahu, kondisi para korban sangat tidak memungkinkan bagi kita untuk mengetahui langsung siapa pelakunya. Jadi dengan sedikit usaha ekstra beserta resiko yang telah diduga, aku dan Solar berhasil menemukannya."
Solar memberi isyarat agar Kaizo menghentikan ucapannya, lalu dia mendekati pria itu untuk memastikan sesuatu.
"Kita tidak punya bukti fisik karena kamera dan perekam suara yang aku bawa malam itu sudah dirusak. Apa kamu punya cara lain agar dia mengaku?" Tanya Solar.
Kaizo mengangkat bahunya dengan ekspresi santai, "Aku punya caraku sendiri dalam hal ini. Selain itu, pelaku kali ini adalah adikku sendiri, tidak sulit untuk membuatnya mengakui kesalahannya meski kita sudah kehilangan bukti fisik itu."
Setelah diyakinkan oleh Kaizo, Solar menjauh darinya dan kembali ke posisinya semula.
Riuh suara bisikan para mahasiswa semakin memenuhi aula utama kampus, membuat suasana aula menjadi lebih ramai ketimbang beberapa menit yang lalu.
Solar melipat kedua tangannya di dada, mulai tenggelam dalam pikirannya sendiri tanpa memedulikan keributan di sekitarnya. Sementara Duri masih saja memandanginya pada saat seperti itu, dan kali ini dengan tatapan rumit.
"Orang ini benar-benar gila!"
"Apakah dia benar-benar akan ditahan karena kasus ini?"
"Dia benar-benar mengerikan!"
Kesadaran Solar ditarik kembali ke kenyataan saat dia mendengar berbagai ucapan buruk dari para penyimak di aula, mengingatkannya bahwa dia masih berada di atas panggung karena pembahasan untuk kasus ini.
"Lalu kenapa kalau aku yang melakukannya? Bukankah kalian, para alpha yang juga berada di sini malah jadi munafik jika kalian mengutukku seperti itu? Bagaimanapun, jauh di lubuk hati kalian, kalian juga pasti ingin melakukan sesuatu seperti itu kan? Bagaimanapun, semua tindakan yang telah aku lakukan ini murni karena rasa penasaranku yang sangat besar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Even If It's not Real [✔]
Fanfiction[𝐓𝐡𝐨𝐫𝐧 𝐱 𝐒𝐨𝐥𝐚𝐫] Kasus teror yang terjadi akhir-akhir ini membuat gelisah para mahasiswa, terlebih lagi para korbannya adalah beberapa omega yang berasal dari kampus yang sama. Solar, dengan prinsip kuat yang dia percayai kemudian memulai...