Bab 01

1.4K 24 1
                                    

"Na Mina, sini deh gue punya mainan baru". Ajakku sambil menarik lengannya.
"Mana mana ?? liat dong". Akupun menunjukkan mainan yang baru aku beli kemarin.
"waahhh bagusnya".
"Kita main bareng yuk Na.. "
"Oke gaaasss."
Kamipun bermain sampe lupa waktu.

Begitulah setiap aku punya mainan baru, Mina selalu menjadi orang pertama yang aku tunjukkan, dan aku dengan senang hati bermain bersama Mina. Entahlah aku tidak pernah merasa bosan bertemu dan bermain menghabiskan waktuku dengannya. Seperti saat ini, aku baru membeli Lego keluaran terbaru. Kebetulan Aku dan Mina sangat senang bermain permainan bongkar pasang tersebut. Kami sering lupa waktu kalau sudah bermain Lego berdua.Walaupun esoknya kita berdua pasti diomelin oleh bos kita karena terlambat masuk kantor.

Oh ya sebelumnya perkenalkan namaku Sinta, aku sekarang berusia 23th. Aku dan Mina berteman dari kelas 1 Sekolah Dasar, sampai sekarang. Bahkan sekarang kami berdua mengontrak sebuah rumah Btn sederhana yang hanya ada dua kamar tidur, satu toilet, dapur, dan ruang keluarga, yang dekat dengan kantor kami.

Aku dan Mina bekerja di gedung perkantoran yang sama, tetapi berbeda lantai. Aku di lantai 27 dan Mina di lantai 29. Aku bekerja sebagai seorang reporter di salah satu media berita online yang cukup ternama, sedangkan Mina sebagai Sekretaris bos di Perusahaan batu bara.

Sebagai seorang reporter, penampilanku terbilang sangat sangat cuek. Aku biasa ke kantor hanya memakai kaos oblong dan celana jins. Wajahku pun hanya natural, tanpa menggunakan make up yang berarti.  Entahlah aku malas untuk sekedar memakai riasan, Aku nyaman dengan penampilanku seperti ini. Toh aku kerja dilapangan mengejar narasumber berita online ku.

Berbeda denganku, Mina selalu berpakaian rapi dan dengan make up yang On juga. Nggak heran kalo Mina berpenampilan seperti itu, kan Sekretaris bos, masa iya nggak jaga penampilan. Ini salah satu penyebab kami sering telat ke kantor, selain malamnya begadang bermain lego, paginya harus nunggu Mina selesai make up. Kalau ditinggal aku bakal di cemberutin seharian olehnya. Hmm apa boleh buat, aku harus menunggunya untuk berangkat kantor.

"Nta, mau kemana lu??. Baru juga nyampe kantor udah mau pergi aja" Tanya Mina ketika kami nggak sengaja bertemu di lift.
" Biasalah Na, gue ngejer narasumber. Itukan kerjaan gue. " Jawabku asal.
"Lo sendiri mau kemana?"
" Ini si bos minta gue ketemu klien di daerah Mampang."
"Loh kok sama, gue juga mau ke Mampang ngejer artis A yang lagi rame itu beritanya. Bareng aja yuk".
"Emang berita apaan Nta?, gue kok nggak tau ya??"
"Ah lu nggak tau atau pura pura nggak tau?? "

Percakapan di lift pun kami isi dengan topik sekitaran artis A. Begitu sampai di lobi gedung kami bergegas ke tempat parkir untuk berangkat menggunakan mobil fasilitas kantorku. Didalam mobilpun kami nggak berhenti ngomong, ada aja topik yang kami bahas. Dari yang remeh, sampe yang agak berat menurut kami yaitu topik "politik".

Nggak terasa perjalanan kurang lebih satu jam, kami tiba sebuah cafe di daerah Mampang. Mina turun terlebih dahulu karena sudah ditunggu oleh klien nya. Sedangkan aku harus memarkirkan mobilku terlebih dahulu sebelum bertemu dengan si artis A. Kebetulan si A belum dateng, jadi aku bisa bersantai dulu di cafe sambil memainkan handphone.

Cape memainkan handphone, dan si Artis A belum juga menampakkan batang hidungnya. Mataku tertuju pada sosok yang ada di depanku. Mina. Aku selalu senang melihatnya, entahlah aku tak pernah bosan melihat Mina. Sedang asik melihat Mina, si Artis A datang dengan assistennya.

" Maaf mba Sinta, saya terlambat... macet, tadi jalan kesini sempet ada demo mahasiswa. bla. bla. bla..." dia nyerocos menceritakan alasannya terlambat menemuiku.
" Oh, ya gapapa mas. Saya yang datangnya kecepetan". jawabku asal, karena nggak mau si Artis merasa bersalah.
"Gini mba Sinta, saya mengundang anda kemari untuk meminta bantuan bisa???"
"Mmmm... bantuan apa ya mas?".
"Mba bisa kan bantu saya buat klalifikasi, kalo berita yang beredar itu nggak bener. bla. bla. bla. bla...." si Artis A dan assistennya bergantian menjelaskan.
"Ok mas, sudah saya catat dan rekam semua penjelasan mas, akan saya upayakan untuk menulis berita klarifikasinya."
"Makasih loh mba Sinta sudah membantu saya untuk menulis klarifikasi dari saya, saya nggak akan lupa .Sekali lagi terimakasih mba Sinta."
"Makanan dan minuman yang mba Sinta pesan biar saya yang bayar, sebagai tanda terimakasih saya."
"Nggak usah mas, saya bisa bayar sendiri."
"Nggak papa mba, saya yang bayar saja. "
si Artis A menyuruh assistennya untuk membayar ke kasir.

" Sekali lagi makasih loh mba Sinta, saya permisi pamit dulu"
"Oh iya sama sama mas, makasih juga udah di bayarin, hehe".

Setelah selesai pertemuan dengan si Artis A, ternyata Mina sudah menunggu di parkiran mobil. Tanpa tedeng aling-aling Mina nyerocos pengen tau apa yang si Artis A itu omongin, kebetulan si Artis adalah salah satu idola Mina.
"Kasih tau nggak yaa," godaku ke Mina
"Kasih tau dong Nta apa yang dia barusan omongin, kepo nih gue. " dengan tampang merajuk Mina.
"Iya, naik dulu nanti dijalan gue ceritain semua".
"Siap bos." Mina langsung naik mobil.
Diperjalanan, aku menceritakan semuanya apa yang si Artis A itu omongin dari A sampe Z nggak ada yang aku kurangin. Paling aku tambahin sedikit biar lebih dramatis. hehehe

"Eh, Na jangan bocor ke siapa-siapa ya yang tadi gue omongin ke elu, tentang si Artis A. Awas aja lu sampe ember, gue nggak bakal pinjemin mainan gue." ancamku ke Mina. Tapi aku tau Mina bukan tipe wanita ember.
"Siap, siap, emang gue pernah ember?? Selama ini kan semua berita yang lu ceritain ke gue nggak pernah bocor duluan sebelum berita online lu tayang Nta." jawab Mina santai.

Itulah yang bikin aku nyaman sama Mina, dia bisa menjaga kerahasiaan berita online ku sebelum tayang ke publik.

#ahhhh akhirnya bisa nulis juga di wp ini.
Semoga suka yaa. Ditunggu vote dan komennya teman teman. Gomawo.

Sahabat & CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang