"Kamu udah nggak marah sama aku Nta?" tanya Mina tiba-tiba.
Aku tak menjawab pertanyaannya.
"Naiklah, aku akan menghubungi temanku dulu." Ucapku.Mina menaiki mobilku dengan memasukkan barang-barangnya di jok belakang. Aku segera menghubungi temenku meminta bantuan untuk mengurus mobil Mina.
"Makasih Nta, udah ngasih aku tumpangan" ucap Mina berterimakasih.
"Yaa.. " jawabku singkat.Kami berdua diam sepanjang perjalanan. Tak ada obrolan yang terjadi. Aku fokus menyetir. Di tengah perjalanan aku merasa lelah menyetir, maka kuputuskan untuk menepi di rest area.
"Kamu cape ya, sini gantian aja nyetirnya." Mina menawarkan untuk bergantian menyetir.
"Nggak usah, aku istirahat dulu aja, bentar juga udah nggak cape lagi." Ucapku menolak permintaan Mina."Ya sudah, istirahat aja dulu Nta. Aku tunggu di sini aja." Kata Mina.
"Kamu ikut turun aja, kita makan dulu. kebetulan udah jam makan siang." Aku mengajak Mina."Nggak usah Nta, aku disini aja." Mina menolak ajakanku.
"Terserah, aku mau makan dulu, sekalian istirahat di situ." Ucapku sambil menunjuk tempat istirahat yang tersedia.Kulihat dari kejauhan Mina hanya memainkan handphone nya, di perjalanan tadi tak kulihat dia makan camilan. Dia hanya minum air mineral saja.
Aku memesan dua porsi nasi rames, ya aku memutuskan untuk membelikan Mina makan siang dan makan di dalam mobil saja.
Kubawa bungkusan nasi rames kembali ke mobil.
"Nih makan, kamu belum makan apa-apa dari tadi." Ucapku sambil menyerahkan bungkusan nasi ke Mina."Eh, makasih Nta. Aku lagi-lagi merepotkan kamu."ucap Mina.
"Yaa.."jawabku singkat.Kami pun makan dengan penuh keheningan. Selesai makan pun sama tak ada obrolan yang terjadi. Kami tenggelam dengan pikiran kami masing-masing.
Setelah beberapa saat istirahat, aku memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Tetapi Mina menawarkan diri untuk bergantian menyetir.
"Nta, biar aku aja yang nyetir. Kamu bisa lanjutin istirahat aja." Ucap Mina menawarkan diri untuk menyetir.
"Hmmm.." ucapku singkat.Mina menyetir mobil, sementara aku melanjutkan istirahatku. Aku sempat tertidur dalam perjalanan.
Antara sadar atau nggak, aku merasakan jari-jari ku di genggam oleh Mina.
"Maafin aku ya Nta, aku nggak bisa ngelupain kamu, ngelupain tentang kita. Aku mau selalu dekat kamu Nta." Sayup sayup ku dengar Mina berbicara sendiri, sambil tangan kirinya menggenggam erat tanganku.
Aku tersadar, buru-buru Mina melepas genggaman tangannya. Kulihat jalanan sudah mulai ramai, itu tandanya kami sudah sampai kota.
Mobil menepi di depan kost-kost an ku. Darimana dia tau aku tinggal disini.
"Udah nyampe Nta, aku boleh numpang ke kamar kecil. Aku kebelet." Ucap Mina meminta ijin."Eh iya boleh." jawabku.
Kami masuk ke dalam kost-kost an, dan Mina langsung masuk ke kamar mandi."Sin udah sehat lu, gue dapet kabar katanya lu kecelakaan di kampung." Wulan tiba-tiba muncul dari kamarnya.
"Iya bener, gue kecelakaan di kampung. Sempet dirawat di rumah sakit juga. Tapi sekarang udah sehat, lu liat sendiri kan?" jawabku."Syukurlah lu udah sehat, eh iya lu tau nggak temen lu yang waktu itu ngelahirin di klinik tempat gue praktek, gue denger-denger dia di cerai saat itu juga sama suaminya." Wulan tiba-tiba menceritakan perihal Mina.
"Untung lu donorin darah lu ke dia, kalo terlambat, bisa-bisa nggak selamat nyawanya Sin." Lanjut Wulan.
Tiba-tiba Mina keluar dari kamar mandi.
"Jadi kamu yang donorin darah kamu ke aku Nta." Ucap Mina"Eh Bu Mina, udah lama disini." Wulan yang merasa nggak enak hati.
Belum sempat Mina menjawab, Wulan mohon pamit karena harus berangkat tugas praktek."Sin, Bu Mina aku pamit berangkat kerja dulu ya." Pamit Wulan.
"Ya, hati-hati bu dokter." jawab Mina."Jadi kamu yang donorin darah kamu ke aku waktu itu." Mina mengulangi pertanyaannya.
Aku hanya mengangguk. Tak tau harus ngomong apa."Makasih ya Nta, karena darah kamu aku bisa selamat. " ucap Mina tiba-tiba memelukku.
"Eh iya... iya kebetulan aja golongan darah kita sama." Ucapku sambil mencoba melepas pelukannya.Tapi Mina tak mau melepas pelukannya. Kubiarkan beberapa saat. Karena sebenarnya aku juga kangen pelukannya.
"Makasih Nta, kamu benar-benar baik sama aku, walaupun aku udah ngecewain kamu, tapi kamu masih mau mendonorkan darah kamu ke aku." Mina berkali-kali mengucapkan terimakasih.
"Ya, sekarang mending aku antar kamu pulang." jawabku sembari menawarkan untuk mengantarnya pulang.
"Kamu nggak cape," tanya Mina.
Aku hanya menggelengkan kepala."Kamu tinggal dimana, dirumah orang tua kamu atau dimana?" Tanyaku di dalam mobil.
"Aku sekarang tinggal di rumah kita dulu. Eh maksudnya di rumah ku yang dulu kita tempatin Nta." jawab Mina.
" Oh ok." Ucapku pendek.Aku pun mengendarai mobil menuju rumah Mina. Beberapa menit kami sudah sampai di rumah Mina.
"Mampir dulu Nta." Ucap Mina begitu dia selesai menurunkan barang-barangnya."Nanti aku masakin kamu. Kamu pasti lapar kan?." Belum sempat aku menjawab, Mina menarik tanganku dan memaksaku untuk masuk ke rumahnya.
Rumah yang dulu kami tempati berdua. Tak ada yang berubah, rumah ini masih sama seperti dulu. Aku masuk rumah ini lagi, rumah yang penuh dengan kenanganku dengannya.
"Sebentar ya Nta, Aku siapin makanannya dulu . Kamu nggak keberatan nunggu disini sebentar kan Nta." Ucap Mina menyuruhku untuk menunggu dia memasak.
Dulu aku senang kalo harus nunggu dia masak, karena masakan Mina nggak mengecewakan walaupun harus menunggu lama. Sekarang aku merasakan menunggu dia masak lagi.
Aku melihat sekeliling rumah ini. Masih sama, tak ada yang berubah. Posisi perabotannya juga nggak ada yang berubah.
Setelah menunggu lumayan lama, Mina membawa masakan nya. Ternyata Mina memasak makanan kesukaan aku.
"Sudah matang Nta, semoga kamu suka ya."Ucapnya sambil menuangkan nasi dan lauk pauknya di piring. Dan menyodorkan piring tersebut kepada ku.
"Makasih, kamu udah repot-repot masak." jawabku sembari menerima piring yang berisi nasi dan lauk pauknya.
Enak, masih enak seperti dulu. Seperti biasa aku sangat suka masakan yang selalu dia masak.
"Kamu tinggal sendirian disini Na," Tanyaku ketika selesai makan.
"Iya Nta aku tinggal sendirian, kamu mau tinggal bareng lagi sama aku disini?" Jawab Mina."Emang nggak papa aku tinggal disini lagi?" tanyaku memberanikan diri.
"Ya nggak papalah Nta. Aku malah seneng banget kalo kamu mau tinggal bareng lagi disini." jawab Mina sambil tiba-tiba memegang tanganku."Eh, maaf Nta aku refleks megang tangan kamu." Mina tiba-tiba sadar telah memegang tanganku dan melepasnya. Tapi aku menahannya, aku nggak mau melepas tangan ini lagi. Aku nggak mau kehilangan dia lagi.
"Nta, kamu udah maafin aku?" tanya Mina.
Aku hanya mengangguk sedikit malu, karena tidak bisa menutupi perasaanku kepadanya lagi."Makasih ya Nta, aku sayang kamu. Aku janji nggak akan ninggalin kamu lagi apapun alasannya."Ucap Mina sambil memelukku dengan sangat erat.
Entahlah apakah keputusanku ini benar atau salah, tapi yang pasti aku masih sangat sangat menyayanginya. Aku ga mau kehilangn dia lagi. Semoga keputusanku ga salah.
#thanks sudah membaca cerita Sinta dan Mina. Vote dan komen please. Gomawoo
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat & Cinta
RomanceBerawal dari bersahabat... Ah ga bisa bikin deskripsi baca aja lah...😁