Bab 12

180 6 1
                                    

"Sinta, sin.."sapa seseorang ketika aku sedang berjalan-jalan di mall bersama teman-teman kantor. "Kamu Sinta kan?" Tanyanya kemudian.
"Eh Dian, iya ini aku Sinta.Apa kabar Di?". jawabku menyapa balik Dian, teman sekolah menengahku.

"Baik, lu sendiri gimana kabarnya?"  jawab Dian sambil menanyakan kabarku.
"Gue juga baik, eh udah lama ya kita nggak ketemu, sekarang lu tinggal dimana Di?". Aku bertanya lagi.

"Mba Sinta kita ke toko baju dulu ya." Pamit teman-teman kantorku.
"Oh iya nanti aku nyusul." jawabku. Merekapun nerlalu meninggalkan aku dan Dian.
"Duduk situ yuk, ga enak nih ngobrol sambil berdiri begini." Aku mengajak Dian untuk duduk di tempat duduk yang tak jauh dari kami.
"Eh iya, ya udah yuk." Dian menerima ajakanku.

"Sin, lu udah denger kabar Mina?" tanya Dian tiba-tiba tak lama setelah kami duduk.
"Eh kenapa tiba-tiba bahas Mina?" aku balik bertanya.
"Kan lu sahabatnya, masa nggak tau kabar Mina?"Ucap Dian.
Aku bingung harus jawab apa, ya emang kenyataannya aku ga tau dan berusaha ga mau tau keadaan Mina selama ini.

"Udah lama gue nggak ketemu Mina, terakhir ketemu pas nikahannya." Jawabku jujur apa adanya. "Kenapa emang? Bukannya dia udah bahagia punya suami?".tanyaku penasaran.

"Lu beneran nggak tau kabar Mina Sin?"Dian menyelidik.
"Kenapa emang?" tanyaku makin penasaran.

"Gini loh, gue kan kebetulan tetanggaan sama Mina sekarang, tadinya gue juga nggak tau kalo tetangga gue tuh Mina, temen SMA gue. Temen kita lebih tepatnya." Dian mulai bercerita.

"Nah tiap hari tuh ada aja suara ribut-ribut dari rumah sebelah, yang notabene rumah Mina. Nggak pagi nggak malem selalu ada keributan. Gue sih nggak tau masalahnya apa? gue ngerasa kasian sama Mina. kayaknya suaminya sampe main KDRT(kekerasan dalam rumah tangga) deh. Udah gitu Sin, sering banget gue liat lakinya Mina bawa cewek lain ke rumahnya.malem-malemloh itu. "Cerita Dian panjang lebar.

"Hah yang bener lu Di? Bukannya mereka pasangan serasi, cantik dan ganteng. Waktu nikahan mereka terlihat bahagia-bahagia aja." tanyakau penasaran.

"Iya beneran, tadinya gue juga nggak yakin kalo itu Mina, temen gue. Eh pas belanja ke tukang sayur gue kebetulan ketemu dia lagi belanja juga. Gue sapa lah dia. Ternyata bener  dia Mina." Dian mulai bercerita lagi.

"Tau nggak pas ditukang sayur itu, gue liat tangan Mina ada biru-biru agak lebam gitu. Tapi gue nggak berani nanya langsung ke Mina. Gue takut disangka ikut campur urusan rumah tangganya." Lanjut Dian bercerita.

"Gue kira lu tau, kan lu sahabatan sama Mina udah lama." tiba-tiba Dian bertanya.
"Eh iya gue ilang kontak setelah dia nikah, makanya gue kaget nggak percaya lu cerita begini. Gue kira Mina bahagia - bahagia aja sama suaminya." jawabku.

"Oh gitu, pantesan lu keliatan kaget denger cerita dari gue" ucap Dian.
"Iya gue bener-bener kaget denger cerita lu." jawabku.

"Mah, ayoo jalan dede bosen mau es krim." tiba-tiba anak kecil datang menghampiri Dian.
"Anak lu Di ? lucu, umur berapa?" aku bertanya tentang anak kecil tersebut.

"Iya ini anak gue, baru tiga tahun, namanya Salsa, dede sapa temen mamah" ucap Dian sambil membimbing Salsa untuk menyapaku.
"Halo tante." sapa Salsa singkat, karena dia sudah kepengen banget membeli es krim kesukaannya.

"Ayo mah, es krim es krim, dede mau es krim" lanjut Salsa merengek ke ibunya.
"Sin gue duluan ya, anak gue udah rewel nih" pamit Dian.

"Iya ati-ati ya, makasih loh infonya Di, dah Salsa".Aku melambaikan tanganku ke Dian dan Salsa anaknya sebagai tanda perpisahan.

Mina mengalami KDRT, lakinya selingkuh kok bisa? Oh Tuhan skenario macam apa ini. bukannya dia terlihat sangat bahagia saat itu. Batinku tak habis pikir. Tapi ya sudahlah toh itu bukan urusanku lagi.

Aku beranjak menemui teman-teman kantorku ke toko baju. Mereka sudah memilih baju yang sesuai selera mereka masing-masing. Akupun memilih beberapa setel baju yang kusuka.

Setelah membayar, kami pun berpisah karena mereka ingin menonton film. Aku lagi nggak mood nonton, jadi aku pamit pulang duluan ke mereka.

"Mba duluan ya, have fun kalian" pamitku ke mereka.
"Hati-hati mba Sinta." jawab mereka serempak.

Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan. Ya sudah satu tahun aku kehilangan kontak dengan Mina. Tak tau kabar beritanya, sampai datang berita dari temanku Dian kalau Mina jadi korban KDRT dan diselingkuhi oleh suaminya sendiri.

Tadinya aku sudah melupakan Mina, tapi mendengar kabar itu, aku teringat Mina kembali. Teringat semua kenanganku bersamanya.

Malam harinya aku langsung mengirim chat ke Dian, setelah tadi siang kami bertukar nomor.
"Di, lu sekarang tinggal dimana?" aku mengirim pesan singkat ke Dian. Aku gelisah menunggu balasan dari Dian.

"Di perumahan kawasan Depok, jl. Antasari blok F no. 15 , sini mampir Sin." balas Dian beberapa menit kemudian.
"Thanks Di." Balasku kemudian.

***
Esoknya aku sengaja mengambil cuti hanya untuk melihat Mina. Untungnya tempat kerjaku tak terlalu ribet untuk mengambil jatah cuti, walaupun serba mendadak. Pagi-pagi sekali aku bergegas menuju ke alamat yamg Dian beri semalam. Ya aku mau ke rumah Dian, tujuanku ingin melihat keadaan Mina, apa benar Mina mengalami KDRT seperti yang dikatakan Dian.

Sesampainya di perumahan yang dimaksud Dian, aku sengaja tidak turun dari mobilku. Melihat sekitar, sepi seperti perumahan tak berpenghuni. Itu rumah Dian, berarti yang sebelahnya rumah Mina.

Aku memperhatikan rumah Mina yang terlihat sangat mewah dengan dua mobil mewah terparkir cantik di garasi dan teras rumahnya.

Kulihat seorang laki-laki keluar dari rumah mewah tersebut, Ya dia Dimas suami Mina, aku masih ingat betul wajahnya.

Dibelakangnya terlihat sosok wanita yang selama ini aku kenal. Mina. Dia tampak sedikit kurus dengan perut sedikit membesar. Aku sempat tidak mengenalinya. Apakah dia sedang hamil?. Entahlah.

Laki-laki itu menuju mobil untuk segera berangkat, sepertinya berangkat kerja, karena berpakaian rapih.

Aku ingin sekali bertemu Mina, ingin kupeluk erat dia seperti dulu. Tapi kutahan sebisa mungkin.

Ya Tuhan apa yang terjadi kepada Mina. kenapa dia nggak bahagia, kenapa , kenapa Tuhan. Jagalah dia Tuhan selamatkan dia dari suami yang menyakitinya.

Sekitar kurang lebih dua jam aku menunggu Mina keluar dari rumahnya. Dan benar saja Mina keluar dari rumahnya, dan menuju mobil satunya. Mau kemana dia. Tanyaku dalam hati.

Kuikuti mobil mewah Mina dari belakang, aku khawatir terjadi apa-apa dengannya. Beberapa menit kemudian mobil Mina sampai di sebuah klinik bersalin.

Kenapa dia kesini sendiri, apa sudah waktunya dia melahirkan. Kenapa suaminya tidak mau mengantarkan dia. Batinku dipenuhi oleh pertanyaan.

Mina memasuki klinik bersalin dengan sedikit kesakitan dibantu supir. Aku tak berani turun, aku hanya melihatnya dari dalam mobilku.

"Dok, tolong nyonya saya sudah mau melahirkan." kata supir Mina  sedikit berteriak.
"Dok, dokter tolong." sang supir kembali berteriak.

Beberapa saat kemudian datang perawat membawa kasur dorong (brangkar)untuk membawa Mina ke dalam klinik.

Aku masih berdiam diri di dalam mobil. Aku tak berani melihatnya secara langsung. Dan aku tak ingin dia melihatku juga.

Selamatkan Mina  dan bayinya Tuhan..Doaku tulus.

Sahabat & CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang