Part 7 : Gara-gara Sandy

213 13 4
                                    

Haii gaiss... Happy reading!

* * * *

Suasana pagi hari ini cukup cerah. Secerah disaat dokter sudah memperbolehkannya untuk melakukan rawat jalan, yang artinya dirinya kini sudah dibolehkan untuk pulang dan bisa kembali bersekolah, setelah bapak dokter kalah dalam berdebat dengan Sandy, hingga membuatnya dengan terpaksa mengizinkan pemuda itu untuk pulang.

Padahal pria bertubuh jangkung itu berucap dengan penuh semangat ingin segera sembuh katanya, sebab terlalu malas berada di rumah sakit sendirian. Namun kini perbuatannya tidak selaras dengan apa yang  diucapkannya.

Dengan gegap gempita, Sandy mengayunkan langkahnya cepat menuju pelataran rumah sakit, karena salah satu ojek online yang di pesannya sudah menanti untuk mengantarkannya kembali ke rumah.

Hingga sampai di rumah, mandi bebek pun menjadi jalan ninja nya untuk menghilangkan bau badan yang sudah tak mandi selama dua hari. Bahkan dirinya juga menyemprotkan banyak parfum ke seluruh tubuhnya.

Tak lupa juga untuk menyelipkan parfum mahalnya ke dalam saku celana sekolah, agar sewaktu-waktu dirasa bau tubuhnya menguar bisa dengan cepat diatasi.

Lima belas menit lagi bel akan berbunyi yang artinya pagar sekolah akan segera di tutup, membuatnya melangkah dengan tergesa. Mengabaikan dua pasang netra yang terang-terangan memperhatikannya.

Tak ingin menanggapi hal itu dirinya kemudian berlalu menuju ke sekolah menggunakan motor kesayangannya. Tapi dibalik itu, dua pasang mata yang barusan melihat anak keduanya berjalan melewati meja makan, seketika terdiam dan tak lagi bernafsu untuk melanjutkan sarapannya.

Di sekolah, Kayla tengah menanti kedatangan ojol yang membawakan tugas prakarya nya yang tertinggal di rumah. Sudah menjadi penyakit gadis itu gemar sekali melupakan hal-hal penting yang harus di bawa ke sekolah.

Gadis dengan rambut di kuncir satu itu berlari menuju gerbang, saat masuknya sebuah pesan menandakan bahwa ojol yang membawa tugas prakarya nya sudah tiba.

Karena tugasnya sudah ditangan, Kayla kembali berjalan ke kelas. Namun harus terhenti saat sebuah motor melintasi nya dengan begitu cepat.

Bukan karena motornya tetapi karena orang yang mengemudikannya yang menjadi masalahnya. Bisa-bisanya pria itu sudah masuk sekolah padahal dirinya harus di rawat intensif agar kankernya tidak lanjut naik ke stadium tiga.

Kayla segera menghampiri cowok itu di parkiran, dan menanyakan apakah ia sudah makan atau belum. Namun tak dijawab sama sekali oleh pria bermata segelap obsisidian itu.

Sandy melewatinya begitu saja, membuatnya berdecak kesal dan refleks menarik tangan pria itu agar berhenti melangkah.

"Kamu tunggu disini, jangan kemana-mana!" ucap Kayla yang segera pergi entah kemana.

Namun Sandy tak mengindahkan ucapan gadis itu, dirinya pun pergi menuju kelas tanpa ada rasa beban sama sekali.

Huh! Untung saja dirinya tidak terlambat. Sandy berjalan santai dan duduk di bangku nya tanpa menyapa kedua sahabatnya.

Tak lama dari itu, pintu kelas yang tadinya tertutup kini terbuka memunculkan seorang gadis yang datang dengan nafas yang terengah-engah dan masuk ke dalam kelas begitu saja.

"Kan tadi aku udah bilang, tungguin. Jangan pergi dulu, ngeyel banget sih!" gerutunya dengan menaruh sebelah tangannya di dada guna mengatur pernapasan.

"Kayla kenapa?"

Bukan. Itu bukan suara dari Sandy. Sama sekali bukan, melainkan suara dari Ken.

Dengan Kayla yang masuk tanpa permisi ke dalam, membuatnya menjadi pusat perhatian seisi kelas. Ditambah lagi dengan nafas ngos-ngosannya hingga kini dirinya bak putri Indonesia, semua mata tertuju padanya.

Sandyakala Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang