Kalau boleh sebelum baca follow dulu yaa,
Happy reading!!* * * *
Sandy dan Kayla kini berada di rumah sakit, mereka sedang menunggu hasil cek darah yang sudah di lakukan oleh Sandy. Harap-harap cemas kini yang mereka rasakan. Semoga saja tidak ada penyakit yang tidak diinginkan.Mendengar dokter sudah memanggil nama yang bersangkutan, membuat mereka bangkit untuk masuk ke dalam ruangan.
"Hasil cek darah sudah keluar, dan hasilnya adalah terdapat kanker di bagian kepala saudara. Untuk lebih memastikannya, bisa dilakukan dengan pemeriksaan CT Scanning"
Penjelasan dari dokter membuat keduanya terdiam. Ini semua diluar kehendak mereka.
"Apa setelah melakukan itu saya bisa segera melakukan pengobatan, Dok?"
"Sebenarnya ini adalah pilihan yang sulit, CT Scanning sebenarnya juga berbahaya dilakukan karena bisa memicu terjadinya tumor dan kanker. Tapi jika tidak dilakukan, maka kami juga sulit untuk mendeteksi dan mengobati kamu"
"Ada baiknya kamu menghubungi orang tuamu, untuk mendiskusikan ini semua. Bagaimana pun kamu masih terlalu kecil menghadapi ini sendirian"
"Gak perlu menghubungi orang tua saya, Dok. Lakukan saja mana yang terbaik menurut Dokter, masalah duit Dokter gak perlu khawatir. Karena saya sama sekali gak pernah kekurangan duit selama ini"
Kayla merotasikan bola matanya, kesal sekaligus malu atas ucapan pria yang ada di sampingnya ini, bisa-bisanya dia menyombongkan dirinya di depan seseorang yang akan mengobatinya.
Selepas pembicaraan mereka dengan dokter selesai, Sandy langsung di arahkan untuk melakukan CT Scanning. Tapi sebelum itu, Sandy diminta untuk meminum beberapa obat untuk menguatkan fisik pria itu selama melakukan pemeriksaan.
Dan Kayla dengan sabar menemani Sandy dan memerhatikannya dari jauh.
Setelah semua proses sudah di lakukan, dokter menyuruh Sandy untuk melakukan rawat inap. Sebab lelaki itu dinyatakan positif kanker otak stadium dua.
Metode pengobatan dilakukan secara lokal dengan melakukan pembedahan atau terapi radiasi. Kemoterapi atau obat lain mungkin juga di gunakan selama pengobatan kanker stadium dua Sandy berlangsung.
Di dalam ruang rawat inap, Kayla menatap sedih Sandy yang kini sedang tertidur di atas brangkar rumah sakit dengan jarum infus yang sudah tertancap di tangan kanannya.
Sandy gak bisa menyembunyikan penyakitnya dari orang tua dan kakaknya. Bagaimana pun keluarganya berhak tau atas keadaannya.
Kayla mengetikkan nama Levin di kolom pencarian pada salah satu aplikasi media sosial, guna menghubungi dan memberikan kabar tentang Sandy.
Tak lama pesannya kini sudah di baca dan di balas oleh orang yang ada di seberang sana.
Kayla mendesah lelah, Sandy yang sakit tapi entah kenapa dia juga ikut merasakan penderitaannya. Menunggu kedatangan Levin, Kayla beranjak ke kantin rumah sakit untuk mengisi perutnya yang sudah terasa lapar.
* * *
"Sandy masuk rumah sakit, Ma, Pa..."
Suara Levin melemah saat memberitahukan keadaan Sandy. Sudah tiga kali dirinya mengulangi kalimat yang sama, tapi tanggapan dari orang tuanya sama sekali tidak ada.
Levin menatap kedua orangtuanya, menanti respon dari mereka berdua. Namun salah satu dari keduanya tak ada yang mau mengangkat suara, seolah kabar yang disampaikannya sekedar bualan semata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandyakala
أدب المراهقينSandy adalah pria tampan dan kaya raya. Akan tetapi cinta dan kasih sayang dari keluarga tak pernah ia dapatkan sedari kecil, sosoknya pun tumbuh tanpa rasa peduli dan sifat yang dingin. Jauh di dalam lubuk hatinya terselip rasa ingin dicintai tanpa...