Kalau boleh sebelum baca, follow dulu yaa ☺️☺️
Happy reading!!!!* * * *
Bunyi keras dari buku yang berjatuhan menimpa kepala membuat Sandy mengerang kesakitan. Ada sekitar sepuluh buku bergambar algoritma berserakan. Entah bagaimana cara mereka bisa jatuh, Sandy pun tak tahu. Sial, padahal ia baru saja memejamkan mata.
"Aduh, s-sorry ...."
Cowok tinggi itu dengan cepat mendongak, mendapati si pemilik suara lembut yang berdiri dengan mimik ketakutan. Tanpa basa-basi, Sandy pun mengambil salah satu buku lalu mengempaskannya ke sisi rak guna melampiaskan emosi.
Perempuan mungil itu makin ketakutan. Belum lagi dengan sorot tajam mata elang Sandy. Rasanya seperti hendak dimakan hidup-hidup.
"M-maaf, San ... a-aku nggak sengaja."
Sandy belum menjawab sepatah kata pun. Tangannya masih sibuk mengusap kepala yang kliyengan. Rasanya benar-benar sakit, asal kalian tahu. Sudah pusing akibat tidak tidur semalaman. Ditambah kejatuhan banyak buku.
Ibarat sudah jatuh, tertimpa tangga pula.
"San?"
"Pergi lo."
"T-tapi ...."
"PERGI"
Dengan penuh ketakutan serta di liputi rasa bersalah, Kayla pergi keluar dari perpustakaan.
Kalau saja sang pelaku adalah laki-laki, mungkin sudah Sandy hajar habis-habisan.
Demi meluapkan rasa kekesalan, Sandy mengacak rambutnya singkat sebelum melangkah menuju kelas.
Perpustakaan SMA GALAXY memang tempat yang nyaman untuk di jadikan tempat membaca. Bagaimana tidak, fasilitas dilengkapi dengan pendingin ruangan yang membuat para murid betah berlama-lama disana.
Tak sedikit murid yang menyalahgunakan fungsi dari perpustakaan dengan kondisi yang seperti itu, salah satunya adalah Sandy. Ia kerap disana kalau sedang malas mengikuti mata pelajaran.
"Dari mana lo?" tanya Raju begitu Sandy masuk ke dalam kelas.
"Perpus" jawab Sandy singkat yang baru saja mendaratkan bokong nya di kursi.
"Muka lo kenapa kelihatan kesel gitu. Gak dapat jatah yaa, bro?"
"Goblok! Dia bukan lo" sahut Kennedi
"Anjirr... ringan banget tangan lo, bangsat!"
Kennedi yang akrab di sapa Ken itu, seketika menggeplak kepala Raju begitu mendengar kata tak senonoh keluar dari mulutnya.
"Maksud gue itu jatah jajan, bukan jatah yang mana-mana. Mesum banget pikiran lo, lagian ya ...."
"Bacot!" tandas Sandy
"Gue belum selesai ngomong ya, San. Kebiasaan banget lo main potong aja, gua pecat juga lo jadi temen." kesal Raju karena Sandy memotong ucapannya.
"Gaya lo! Pay later lo aja masih sering minta dibayarin sama Sandy" sahut Ken pada Raju
"Maksud gua yang di pecat itu orangnya bukan duitnya"
"Gak guna juga lu jadi temen"
"Sialan!"
* * *
Bel pulang sekolah telah berbunyi. Semua murid berhamburan keluar kelas untuk pulang ke rumah masing-masing.
Begitu juga dengan seorang murid perempuan yang memakai bandana berwarna coklat, terlihat begitu terburu-buru untuk segera keluar dari gerbang. Ia berjalan menuju ke halte untuk menunggu angkutan umum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandyakala
Teen FictionSandy adalah pria tampan dan kaya raya. Akan tetapi cinta dan kasih sayang dari keluarga tak pernah ia dapatkan sedari kecil, sosoknya pun tumbuh tanpa rasa peduli dan sifat yang dingin. Jauh di dalam lubuk hatinya terselip rasa ingin dicintai tanpa...