١٠

28 20 0
                                    

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

🌜HAPPY READING🌛

>>>>>>>>>>>>>>>>>>><<<<<<<<<<<<<<<<<<<

"Masya Allah nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan." Ujar Aji dalam hati saat tak sengaja melihat ekspresi lucu Dira yang terkejut.
"Astaghfirullah aji, ingat dia bukan mahrom mu "

"T-tapi pak kyai.... " Ujar Dira

"Halah gak usah tapi-tapian, makanya jangan berbuat yang tidak-tidak disini. " Ujar salah satu warga memotong ucapan Dira.

" Astaghfirullah, sabar buk. Jangan pakai emosi. Kita bicarakan baik-baik. " Ujar Kyai Abdullah dengan tegas.

"Maaf ya, nak Dira. Ini satu-satunya solusi untuk kalian agar tidak menimbulkan fitnah. Untuk ustadz Aji, apakah dirimu bersedia untuk menikahi nak Dira, menerima kekurangan dan kelebihan serta membimbingnya. Menjadi imam yang baik untuk nak Dira? " Ujar Kyai Abdullah bertanya kepada ustadz Aji.

Ustadz Aji yang awalnya terdiam lantas menjawab dengan mantap...

"Bismillahirrahmanirrahim in syaa allah saya bersedia Kyai, saya ikhlas menjalankan pernikahan ini." Ujar Aji dengan yakin.

Kyai Abdullah yang mendengar ucapan muridnya tersebut pun tersenyum dengan lebar. Keyakinan ucapan muridnya membuat beliau bangga padahal mereka berdua tidak mengenal satu sama lain, namun tiba-tiba dipersatukan dalam sebuah pernikahan. Sungguh takdir yang tak disangka-sangka mereka dipersatukan dengan kejadian seperti ini.

Setelah itu, kyai Abdullah menengok ke arah Dira dan bertanya...
"Alhamdulillah, sekarang bagaimana dengan nak Dira? "

Di sisi lain, Dira yang mendengar ucapan ustadz Aji pun terenyuh. Namun, sebenarnya dia ragu karena dia masih sekolah dan belum siap untuk menjalani pernikahan.
Dira yang ditanya pun terdiam memikirkan baik-baik, masih tidak menyangka kejadian ini akan menimpa dirinya. Setelah lama terdiam, Dira pun menjawab...

"Emm i-in syaa allah Dira bersedia pak kyai. " Ujar Dira gugup

" Alhamdulillah." Ujar semua dengan lega.

" Baik karena nak Dira dan nak Aji sudah sama-sama bersedia, untuk nak Aji mohon dihubungi orang tuanya mengingat nak Aji disini merantau. Dan untuk nak Dira bisakah panggil orang tuanya kesini. " Ujar Kyai Abdullah

"Baik Kyai, saya ijin menelfon orang tua saya dulu. " Ujar ustadz Aji meminta ijin.

"Baik, silahkan. " Ujar Kyai Abdullah mempersilahkan

"Nak Dira, bagaimana?" Ujar Kyai Abdullah bertanya

" S-saya ijin menelfon kaka saya boleh pak kyai? " Ujar Dira bertanya

"Boleh, silahkan nak Dira" ujar Kyai Abdullah mempersilahkan.

Dira dan Ustadz Aji pun sama-sama sibuk bertelepon. Semua yang disana terdiam menunggu kedua orang tersebut.

Bersambung...
🖤Jazakumullah khoir 🖤
Teşekkür ederim
____________________________________
____________________________________

Sekian dulu gaesss 👋
-Semoga kalian suka🤗-
Jangan lupa follow, vote dan komen Author ya ♡

Jangan lupa follow akun IG rp
Dira ( nad_iranura)
Aji ( Muh.Ajipratama )
Wardah ( Inda_hksmwardah )

Imam Surgaku (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang