NINE

4 0 0
                                    

Cuaca yang mendung dengan angin sepoi-sepoi yang menyejukkan. Membuat suasana hati gadis dengan rambut yang dikuncir kuda itu semakin melebarkan senyumnya. Ia sangat suka dengan cuaca mendung dipagi hari. Artinya air dari langit akan segera turun.

Gadis itu mengendarai sepedanya dengan kecepatan diatas rata-rata.
Tak butuh waktu lama, ia sampai di depan gerbang sekolahnya, lalu menuju parkiran sekolah yang khusus motor. Saat hendak membelokkan motornya kearah parkiran, sebuah motor menyenggolnya dan membuat dirinya terjatuh.

'Sialan jatuh lagi!' Batin gadis itu

"Aduh!. Lo bisa bawa motor nggak sih!" Bentak Kejora yang terduduk di tanah semen parkiran.

Orang itu membuka helmnya, lalu turun dari motornya dan menatap Kejora.

"Nggak usah lebay." Ucap orang itu tanpa rasa bersalah.

Kejora semakin dibuat kesal. Cuaca hari ini memang sangat disukai Kejora, namun suasana hari ini membuat amarahnya bergejolak.

"Lebay lo bilang? Lo yang nyenggol motor gue sampe gue jatuh gini!. Nggak punya rasa bersalah lo?." Ucap Kejora menatap Bintang dari Bawah.
Yap! Orang itu adalah Bintang.

Bintang hanya menatap datar kearah Kejora tanpa berniat ingin membantunya. Hingga seseorang datang dan membantu Kejora berdiri.

"Kejora, lo nggak papa?" Ucapnya dengan nada khawatir. Lalu ia membantu Kejora berdiri.

"Gue nggak papa Sa." Ucap Kejora melirik Angkasa.
Angkasa memang sudah dari tadi melihat Kedatangan Kejora yang berakhir motornya disenggol oleh motor Bintang.

Angkasa menatap Bintang dengan tatapan tidak bersahabat. Begitupun sebaliknya.

"Kalo salah minta maaf." Ucap Angkasa menatap datar Bintang.

Bintang berdecih.
"Kalo salah minta maaf ya?. Gue nggak pernah denger tuh pelakor minta maaf sama nyokap gue." Ucap Bintang dengan senyum miringnya.

Angkasa mengepalkan tangannya. Kenapa selalu dibahas.

"Jaga mulut lo, lo cowok asal lo tau." Ucap Angkasa masih dengan nada tenangnya.

"Lo nyuruh gue jaga mulut gue?, kalo gue nyuruh lo buat jaga pelakor itu lo-"

Bugh!

Belum sempat Bintang melanjutkan ucapannya, Angkasa langsung saja membogem mulut Bintang dengan bertubi.

Bugh!
Bugh!

"GUE UDAH BILANG JANGAN PERNAH BAHAS ITU LAGI ANJ*NG!!"
Emosi Angkasa sudah tak dapat ditahan lagi.

Awalnya Bintang tidak membalas karena puas membuat Angkasa tersulut emosi. Tapi sepertinya Angkasa sudah seperti orang mabuk, Bintang pun membalas pukulan Angkasa Dengan bertubi-tubi.

"GUEE NGGAK PEDULI ANJ*NG, NYOKAP GUE MENDERITA GARA-GARA JALANG ITU BANGSAT!!"
Bentak Bintang yang masih memukul wajah tampan Angkasa.

Kejora berusaha untuk menghentikan pertengkaran itu. Namun tidak ada yang mendengarkannya.
Kejora menatap sekeliling, kenapa parkiran tiba-tiba jadi sepi gini? Seolah memberi kesempatan kepada dua orang yang sedang bertarung itu untuk meluapkan emosinya masing-masing.

Kejora melebarkan bola matanya ketika melihat Regard dan juga Bagas yang sedang melewati area parkiran.
Gadis itu langsung saja meneriaki nama dua orang itu.

"REGARD! BAGAS!! TOLONGIN GUE!"
Ucap Kejora melambaikan tangannya. Regard dan Bagas yang sedang ngobrol mengalihkan pandangannya menatap Kejora, lalu beralih menatap dua orang yang sedang- Keduanya membelalakkan matanya ketika melihat Bintang dan Angkasa yang sedang bergelut itu.

Bintang Kejora Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang