Seulgi, Rose dan Lisa kini telah berada di Kota Seoul. Mereka memilih menyewa apartement kecil dekat dengan mansion keluarga Bae agar mereka mudah memantau eomma dan saudaranya.
"Itu adikmu" ucap Rose menghampiri Seulgi yang berdiri ujung jalan tak jauh dari mansion keluarga Bae sambil menghisap sebatang rokok
Terlihat Jennie keluar dari mansionnya menggunakan mobil pribadinya. "Rose kau tau apa yang perlu kau lakukan" Seulgi
"Teman2 kita sudah bersiap" Rose. Ya Seulgi, Lisa dan Rose tidak bekerja sendiri. Mereka memanfaatkan anak buah ayahnya untuk membantu mereka. "Baiklah eonnie aku berangkat dulu" Rose melajukan motornya pergi meninggalkan Seulgi
Ckiiitttt...
Mobil Jennie berhenti mendadak setelah dihadang beberapa pemotor didepannya. Para pemotor itupun turun dan langsung mengetuk kaca jendela mobil Jennie dengan keras membuat Jennie ketakutan namun dia mencoba tetap tenang
"Keluar kau!!"
"B-baiklah baiklah aku keluar! Tidak perlu berlaku kasar!" Jennie perlahan-lahan keluar dari mobilnya
"Siapa kalian? Apa mau kalian?" Jennie
"Banyak bicara kau! Serahkan mobil dan semua hartamu!"
"Kenapa aku harus menyerahkannya?!"
Pria itu tidak menjawab, ia hanya memberikan kode ke 2 temannya dan langsung mereka memegang kedua tangan Jennie. Dengan kasar pria itu menampar pipi mulus Jennie membuat Jennie meringis dan menangis kesakitan
"T-tolong jangan sakiti aku" ucap Jennie memohon namun pria itu malah terus menampar Jennie kanan dan kiri hingga akhirnya ia mengeluarkan pisau lipat dan mulai menggores lengan Jennie
"Aaarrrkkhhhh" ringis Jennie
"Sialan kenapa mereka melukainya sejauh ini" ucap Rose yang memperhatikan dari jauh dan langsung menghampiri mereka.
Ya itu adalah orang suruhan Rose dan rencananya memang Rose akan menyelamatkan Jennie agar dia bisa diterima sebagai bodyguardnya. Namun Rose ingin Jennie tersakiti dulu baru ia akan datang
"Hentikan!" teriak Rose dan langsung mengahajar pria jahat tadi yang tidak lain adalah orang suruhannya membuat mereka semua pergi
"Kau tidak apa2 nona?" Rose menatap wajah Jennie yang lemas menahan sakit dan darah yang terus keluar dari lengannya "Aku akan membawamu kerumah sakit"
"P-pakai mobilku saja" Jennie
Merekapun sampai dirumah sakit dan langsung menuju ruang tindakan
"Bagaimana keadaan dia dokter?" Rose
"Tidak apa2 hanya luka kecil dan dia sudah boleh pulang, maaf kau adiknya nona Bae Jennie?" dokter karena Jennie terkenal jadi siapapun mengetahuinya
"Bukan, aku hanya orang asing" ucap Rose dingin
"Baiklah saya permisi" dokter itupun pergi meninggalkan Rose. Rose-pun memasuki ruangan Jennie dan menghampiri ranjangnya
Jennie yang masih ketakutan itu reflek dan langsung memeluk Rose. Rose tidak membalas namun juga dia tidak menolak pelukan Jennie
"jendeuk eonnie" batin Rose karena sebenarnya Rose juga merindukan eonnie-nya. Ingatan Rose pada Jennie sebenarnya samar2 namun ia bisa merasakan kehangatannya karena dulu mereka sering bermain bersama
"Aku takut hiks..." Jennie
"Sudahlah nona kau aman sekarang" Rose yang melepas pelukan Jennie
"M-maaf... Dan terimakasih telah menolongku" Jennie
"Bagaimana keadaanmu nona?" ucap Rose dingin
"B-baik, boleh ku tau siapa namamu?" Jennie
"Namaku Rose, Park Roseanne" Rose
"Oo aku Jennie, Bae Jennie maaf sebelumnya kukira kau... hmm... matamu mengingatkanku pada seseorang" Jennie
"Lupakan saja aku bukan orang yang kau maksud, aku hanyalah orang miskin yang mencari pekerjaan bersama saudaraku" Rose
"Kau mencari pekerjaan?"
"Sudah kukatakan, tidak mungkin kuulang kata2ku" ucap Rose dingin
"a-arraseo... Apa saudara2mu juga jago bela diri sepertimu?" Jennie
"tentu, apalagi eonnie-ku dia sangat mahir bahkan 10 orangpun tidak mampu mengalahkannya" Rose
"Eonnie? Dia wanita juga?" Jennie
"Nona sangat bertanya, apa maumu? Kami semua memang wanita" Rose
"O-ok kalo begitu maukah kalian menjadi bodyguard kami? Ah aku dan kedua eonnie-ku sedang mencari bodyguard namun jika bodyguard kami wanita mungkin akan lebih nyaman karena bisa menjadi teman juga" Jennie mulai tersenyum
Rose hanya memasang wajah dingin memperhatikan Jennie yang senyum padanya dan sedetik kemudian dia berpaling "Akan kami pikirkan"
"A-arraseo, jika kalian mau datanglah besok ke mansion kami, ini kartu namaku disitu ada alamatnya" Jennie
Rose menerima kartu nama tersebut. "one step closer" batinnya
Sore tiba, Jennie tiba dimansionnya dan Irene langsung menghampirinya melihat lengan Jennie yang diperban
"Jen kamu kenapa? Luka gini? Terus itu bibirnya kenapa lebam?" Irene
"Eonnie satu2 dong nanyanya, tadi aku dihadang perampok terus sempet dipukulin tapi tadi aku ditolongin seorang gadis namanya Rose dia jago bela diri, dia 3 bersaudara semua wanita jago bela diri jadi kutawarkan dia jadi bodyguard kita karena katanya dia sedang mencari pekerjaan" Jennie
"Wah kalo BG nya wanita lebih nyaman dong jadi bisa jadi teman juga" Jisoo menambahkan
"Kamu yakin Jen? Lagipula emang dia mau?" Irene
"Jennie engga tau eonnie tapi pas sama dia tadi rasanya hangat aja, besok dia sama saudaranya akan kesini tapi kalo mereka mau sih" Jennie melemah diujung kalimat
"Yaudah kita tunggu aja ya, eonnie jadi penasaran juga" Irene
Disisi lain...
"One step closer" Rose menjatuhkan kartunama Jennie dimeja didepan Seulgi dan Lisa yang sedang duduk
"Wah daebak! Lalu bagaimana eonnie?" Lisa
"Apa lagi? Besok kita akan ke mansion itu dan menjadi bodyguard para tuan putri sialan itu" Seulgi bersmirk
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Still My Sister
Science FictionHaruskah mengikuti dendam atau mempertahankan hubungan keluarga?