"Lisa!!" teriak semua orang yang berada didalam ruangan itu
"Tidak ada yang boleh menyakiti eomma dan saudara2ku!" ucap Lisa sambil memasukkan kembali pistolnya kedalam saku coat-nya setelah menembak punggung Rae hingga tersungkur
"aaarrrggghhhh sialan kau!" ucap Rae menahan sakit berusaha berdiri
Buggghhhh~
Lisa menendang dada Rae hingga ia kembali tersungkur. "Kau pikir kami tidak bisa melawanmu!"
Buggghhhh~ Lisa kembali menendang Rae
"Setelah kami menjelaskan semuanya! Setelah kami berusaha mengembalikan pada kebenaran! Kau dengan angkuhnya ingin membunuh eomma dan saudara2ku yang sama sekali tidak menanam kebencian!" Lisa
Buggghhhh~ Lisa kembali menendang Rae
"Lebih baik kau mati daripada terus menebar kebencian yang tidak berdasar!" Lisa
Buggghhhh~ Lisa kembali menendang Rae tanpa peduli Rae yang sudah lemas dan mengerang kesakitan
"Lisa! Lisa sudah sayang eomma tidak ingin kau menjadi pembunuh, sudah sayang" Jiah menghampiri dan memeluk Lisa
Rasa benci dan kejam yang ditanamkan Rae kepada anak2nya kini berbalik pada dirinya sendiri dimana dia mengajarkan pada ketiga anaknya bahwa mereka harus menyiksa orang yang bersalah tanpa ampun. Dan kini kesalahan itu ada pada Rae maka anaknya akan menyiksanya tanpa ampun
"Lebih baik kau menyerah sebelum kuhabisi kau dengan anak buah sialanmu itu!" Lisa
"Eonnie telfon polisi!" Seulgi pada Irene
Tidak selang lama polisipun datang dan menangkap seluruh anak buah Rae. Jiah, Irene, Seulgi, Jisoo, Jennie, Rose dan Lisa pun meninggalkankan villa.
Disela kesadarannya Rae mengambil kembali pistol yang didekatnya dan mengarahkannya pada Jiah namun ia sedetik kemudian ia mengarahkannya pada Irene
"Tidak seru jika kau mati! Lebih baik kau tersiksa dulu!" Rae
Dooorrrrrr
"No!!!" teriak semuanya
"Kau sialan!" Lisa yang mengerang marah kearah Rae dan menembak tangan Rae namun Jiah menahannya ketika ia akan menembak kepala Rae
"Sudah sayang, bukan kita yang harus menghakiminya" Jiah sambil terisak melihat putri keduanya mengatur nafas menahan sakit
Ya, Seulgi melihat Rae mengarahkan pistol kearah Irene dan dengan sigap dia berlari menghalangi sehingga peluru tersebut mengenai tepat didada kirinya
"S-seulgi kenapa? hikss kenapa kau harus melindungi eonnie" Irene yang memangku kepala Seulgi dipahanya
"Seulgi sayang kau harus kuat ya kita cari bantuan" Jiah
"Eonnie tahan sebentar aku akan menggendongmu menuju ambulance" Rose
"T-tidak, eomma eonnie dan adikku berkumpullah" Seulgi sambil menggenggam tangan Irene dan menahan sakit didadanya
Jiah dan kelima anaknya hanya duduk mengelilingi Seulgi dengan isak tangis
"A-aku senang bisa kembali bertemu eomma, eonnie dan adik kembarku double J" Seulgi tersenyum "M-maafkan kami telah berniat b-buruk pada kalian... uhuk... A-aku mohon terimalah Rose dan Lisa" Seulgi menatap nanar pada Jiah, Irene, Jennie dan Jisoo secara bergantian
"Tanpa kau mintapun eomma akan menerima mereka, eomma tidak mau berpisah dengan kalian lagi... hiks... tetaplah bersama sayang" Jiah menangis pilu menciumi seluruh wajah Seulgi
"Kalian tetap saudaraku dan kita akan terus bersama" Irene
"T-terima kasih eomma, eonnie dan semuanya. Aku bahagia" Seulgi senyum nanar dan matanya tertutup sempurna membuat Jiah dan kelima anaknya menangis pilu
"Puas kau hiks puas kau bunuh anakmu!!!" Jiah berteriak memberontak memukuli tubuh lemah Rae yang luka dan digenggam polisi
Keesokan harinya Jiah dan kelima anaknya berkumpul menangis pilu diatas pusara bertuliskan Kim Seulgi
Seulgi dinyatakan meninggal dunia setelah tragedi penembakan yang dilakukan oleh Rae. Rae ditangkap dan mendapat hukuman penjara seumur hidup atas tuduhan penculikan dan pembunuhan berencana, ditambah Rae adalah mantan mafia maka sudah pasti sederet catatan kejahatan telah ada pada dirinya
Walaupun begitu Jiah mengajarkan pada kelima anaknya bahwa mereka tidak boleh membenci Rae. Bagaimanapun Rae adalah ayahnya dan Rae tidak sepenuhnya buruk
Malam hari...
Jiah, Irene, Jennie dan Jisoo, Rose dan Lisa kini sedang berada bersama diruang keluarga
Rose dan Lisa hanya tertunduk. Sejujurnya mereka malu atas apa yang telah terjadi, ingin rasanya mereka pergi saja.
"Rose, Lisa" Jisoo memecah keheningan "berhentilah menunduk, kami eonnie-mu. Sekarang apapun keadaannya tetaplah bersama"
Rose dan Lisa mulai mengangkat kepalanya dan mengangguk. "Si kembar Chaelisa, itulah julukan kalian waktu kecil, kalian sangat aktif hingga eomma dan appa kewalahan mengejar kalian berlari" Jiah sambil tersenyum mencoba memecah kecanggungan ini
"haha apa Lisa dulu seperti anak ayam eomma sehingga terus berlari?" Jennie
Rose dan Lisa pun mulai tertawa. Kecanggungan mulai mencair seiring candaan mereka
"Eomma, eonnie terima kasih banyak kalian telah menerima kami dan maafkan kami yang sempat berniat buruk pada kalian" Lisa
"Iya eomma, eonnie dan ijinkanlah kami menjaga kalian" Rose
Jiah berpindah duduk ke tengah Rose dan Lisa lalu merengkuh mereka dan mencium gemas kepala mereka masing2
"Kalian semua anak eomma, eomma tidak ingin pisah kecuali nanti kalian menikah. Dan Seulgi bukan pergi, dia tetap dihati kita semua" Jiah
Irene, Jennie dan Jisoo pun ikut memeluk Jiah Rose dan Lisa
"Rose dan Lisa kalian mulai besok akan mengurus cafe, tidak ada lagi menjadi preman pasar ya" Jiah dan diangguki oleh Rose-Lisa
"Boleh eonnie meminta sesuatu?" Irene
"Apa eon?" Lisa
"Berbuat baiklah, berhenti merokok dan mabuk" Irene
"Iya Lisa-Rose, kalian boleh menjaga kami tapi tinggalkan dunia malam ya" Jennie dan Jisoo hanya mengangguk
Semua larut dalam pelukan sang eomma. Ada sedikit rasa perih dihati mengingat mereka kehilangan saudaranya, Seulgi namun mereka ber-6 meneruskan hidup
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Still My Sister
Science FictionHaruskah mengikuti dendam atau mempertahankan hubungan keluarga?