7

2K 129 3
                                    

Setelah di perbolehkan pulang dari rumah sakit, di sinilah Ian sekarang. Di kamarnya sendirian.

Termenung memikirkan nasibnya, bagaimana ke depan kelak, bisakah ia melalui semuanya?, Ian hanya anak yang dituntut sempurna.

Sedari dulu seringkali menjadi bayangan dari adeknya, dan tak jarang pula mendapat perlakuan kasar dari ke dua orang tuanya, Ian hanya seorang anak yang menginginkan kasih sayang dari keluarganya. Namun, harus berusaha menjaga kesadarannya. Agar ia tidak mati di tangan diri sendiri, jadi sebagai pelampiasan di kala ia merasa banyak pikiran ataupun tekanan, Ian pun menyakiti dirinya sendiri.

Hal itu telah Ian jalani sejak masa SMP-nya dulu, dimana saat itu dia mendapat perlakuan bullying dari kakak kelasnya, sehingga ketika Ian lepas dri aksi bullying itu. Ia malah menjadi sosok yang sangat tertutup, enggan mengatakan masalahnya kepada orng lain, karena ia berpikir jika bisa di simpan sendiri kenapa harus berbagi? Jika bisa di tahan sendiri kenapa harus mengeluh? Apakah mereka akan peduli?

Yang mereka tahu hanya menghakimi, mengadu nasib tentang nasib siapa yang lebih buruk, sehingga Ian hanya bisa tersenyum sembari berkata di dalam hatinya.

'tak apa, masalhku bukan apa apa di bandingkan dengan masalah mereka, mereka lebih membutuhkannya,'

Maka dari itu, dari pada menceritakan masalahnya kepada siapapun, ia lebih baik menutup itu semua dengan wajah yang terlihat baik baik saja, karena tak ingin terlihat lemah di depan orng lain.

Dan pada akhir hayatnya, Ian tak mendapat apa apa, pergi dari dunia sendirian, tanpa ada satupun keluarga yang berada di samping nya.

Lalu bertransmigrasi ke raga Anggara Bramasta, seorang anak yang selalu memberontak karena suatu alasan, yah...
Tak mungkin mereka akan memberontak tanpa alasan yang jelas, pasti ada pemicunya.

Tok!

Tok!

Tok!

Terdengar suara pintu di ketuk, hal itu membuat Ian beralih dari balkon. Menuju pintu kamarnya, membuka pintu itu untuk melihat siapa yang mengetuk pintunya.

Deg!

Seketika jantung Adrian berdetak dengan kencang, saat melihat orng yang berada di depannya, merupakan orang yang paling dekat dengannya di kehidupan nya dulu. Rangga putra Bramasta, adik ke 3 dari Anggara Bramasta.

Seperti yang terlihat wajah Rangga terlihat datar, namun sempat memandang Ian dengan pandangan yang bertanya, kala melihat Ian yang syok atas kedatangannya

"Turun. Makan." Ucap Rangga lalu pergi dari sana meninggalkan kan Ian, yang masih terpaku menatap punggung kecil adiknya.

Dalam hati Ian ,ia bertekad untuk menjaga Rangga sekuat tenaga tak peduli dengan keluarga yang lain, di hatinya hanya ada Rangga, Rangga putra Bramasta, dan itu akan terjadi lagi, di masa lalu, maupun masa sekarang.

Setelah itu, Ian beralih mempersiapkan diri untuk makan bersama di lantai bawah, kegiatan makan malam pun di mulai ketika Ian datang dan, sesuai peraturan keluarga Bramasta Tak ada yang boleh bicara ketika makan, hal itu telah terjadi secara turun temurun, karena jika ada yng bicara saat acara makan sedang berlangsung, hal itu akan di anggap tidak sopan dan tidak menghargai makanan.

Saat ini Ian, berada di ruang keluarga, di kelilingi oleh ayah dan ke 3 adiknya.
Mereka melakukan kegiatan masing masing,  mulai dari Kendrick yang mengerjakan dokumennya, Kenan yang sedang bermain ponsel, Radit yang sedang menempelinya, dan Rangga yang sedang membaca buku.

Ekhm..

Di saat sedang asik melihat sekitar, Ian di sadarkan dengan suara deheman yang berasal dari Kendrick, dan tentu saja suara deheman itu juga membuat atensi ke 3 adiknya langsung menatap ke arah sang ayah, sembari dengan kompak mengangkat satu alis mereka.

Kendrick yang melihat itu hanya menatap anaknya dingin, ank siapa mereka kenapa kaki sekali? Dan setelah itu ia kembali menatap ke arah Ian.

" Bagaimana keadaanmu? Apa sudah baikan?," tanya Kendrick

Yang di tanya hanya tentu saja hanya diam, ia hanya membalas dengan anggukan. Dan hal itu sukses membuat Kenan kesal.

" Heh!, Lo GK punya mulut apa? , kalau di tanya tuh jawab, bukan malah diam dan ngngguk kayak orng bisu. Emang ya, Lo itu dari dulu taunya cuma nyusahin orang, udh gitu GK tau terima kasih lagi. Nyesel gue punya abng kayak Lo!," marah Kenan pada Ian

" Lalu?," tanya Ian, Kenan yang tak mengerti lantas semakin menjadi, dia marah karena Ian sudah bersikap tidak sopan terhadap ayahnya dan, kesal karena melihat Ian yang menatap nya remeh.

"Anj-," sudah, jika kalian tak berhenti bertengkar belati kesayanganku akan menembus kulit kalian." Ujar Kendrick menengahi

Namun tak sampai di situ, Kenan yang keras kepala malah meninju rahang Ian, dan hal itu juga yang membuat Ian tertoleh dan  menundukkan kepalanya di sertai aura yang suram, membuat suasana di ruang keluarga itu menjadi semakin tegang.

Bugh!

Prang!

Bunyi pukulan dan pecahan kaca terdengar di sana, itu merupakan ulah Rangga yang memukul Kenan, sehingga Kenan terpental, dan menubruk guci kaca, hingga hancur.

" Gue ingatin, dia masih Abng Lo, sebenci apapun Lo sama dia, hal itu GK akan menutup fakta bahwa dia adalah Abng Lo orang yang memiliki darah yang sama, dengan kita .
Ingat Kenan walaupun Lo Abng gue, gue GK akan segan jikalau lo ngelukain mereka, begitu pula sebaliknya," ucap Rangga dingin, lalu Rangga pun berlalu pergi dari sana.

Sedangkan mereka bertiga yang melihat hal itu, hanya terdiam, Kendrick dan Kenan memilih pergi ke kamar mereka, namun Ian masih terdiam dengan sedikit senyuman.

'Rangga..., Lo gk berubah ternyata, masih sama . Terlihat tak peduli tapi nyatanya sangat peduli, dan netral.,' batin Ian tersenyum senang,

Namun, tanpa Ian sadari, sedari tadi ia trs diperhatikan oleh seseorang dari jendela luar di dekat semak semak.

'hee,,, dia sudah kembali, keturunan sang raja telah kembali, senagnya~, ohh~ aku senang ~, raja akan senang mendapatkan kabar ini, uhh aku akan menjagamu, Adrian Vincensius Alexander, tapi, seseorang yang lebih kuat juga menginginkan mu, uhmm tak apa,

Ohh senangnya~

Ohh aku senang ~

Setalah seribu tahun, akhirnya kerajaan akan mendapatkan penerusnya~

Lalu sosok itu menghilang, bagaikan tertiup angin, hilang tanpa meninggalkan jejak apapun.

" Sepertinya akan ada hal yang tak terduga," ???

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hello Minna!

Seperti yang terlihat, banyak typo di book ini,
Jadi hati hati dlm membaca Oky.
O

h iya, jika ada kesamaan atau alur dalam book ini saya minta maaf dan hasil dri book ini merupakan cerita karangan saya sendiri.

Jangn lupa vote ya.
Dan spam komen di bawah, supaya aku makin semangat nulisnya.

Ppy Minna, semoga hari hari kalian selalu menyenangkan 👋

Transmigrasi BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang