let's play

1.5K 97 7
                                    

.
.
.
.
.
.

...Happy reading...

Di malam hari, Ian baru saja sampai di depan kediaman Bramasta, setelah acara tidur di taman, ia kira akan tertidur sebentar namun malah kebablasan sampai sore.

Baru saja Ian menginjakkan kaki nya ke mansion, tiba tiba tamparan keras dia dapatkan, membuat kepala Ian tertoleh ke samping dengan pipinya yang merah dan bibir yang mengeluarkan sedikit darah.

Ian mengecap darah yang keluar di bibirnya, sedikit tersenyum ketika mendapati darah itu terasa begitu manis.

" Dari mana saja kau Adrian Bramasta!!!, sudah berani membolos hah!!!," marah Kendrick kepada Ian, Kendrick lah yang menampar Ian.

" Heh, Lo tau apa tentang gue?," ujar Ian sembari menatap Kendrick remeh,

Pandangannya terhadap Kendrick tiba-tiba berubah drastis, ia kira Kendrick merupakan sosok yang perhatian walaupun hukuman yang pria tua itu berikan tidak main main, namun Ian masih diam saja karena dia pikir itu merupakan kekhawatiran Kendrick.

Namun apa ini? Kendrick menampar nya?, apa salahnya? Kenapa saat pulang bukannya di sambut dengan pelukan dan pertanyaan mengenai keseharian nya di sekolah, Ian malah di sambut dengan tamparan yang keras.

" Dan apa hak anda menanyakan hal yang saya lakukan?, ingat ini tuan Kendrick Bramasta, kita hanya orang asing yang tinggal di atap yang sama, kita hanya lah orang yang memiliki hubungan darah yang sama. Walaupun aku juga membenci darah yang mengalir dalam tubuh ini, ingat aku bukan Anggara yang lemah dan selalu bertindak bodoh untuk mengemis perhatian ke dua adik nya, dan memohon kepada ayahnya untuk menghentikan segala siksaan berkedok hukuman. Kau juga sudah tau aku adalah Adrian Vincensius Alexander, orang yang tidak mudah tunduk walupun dengan kasih sayang palsu itu, ingat aku akan mengingat semua yang terjadi hari ini." Ucap Ian dengan datar, kecewa memang, namun ian sudah terbiasa dengan perasaan itu.

Setalah itu Ian mengambil guci yang berada di sampingnya lalu menghantam kan guci itu Kedinding hingga guci itu pecah, dan berserakan di lantai.

Ian tak memperdulikan tangan nya yang terluka karena pecahan guci itu, lalu Ian menggoreskan ujung pecahan yang tajam ke arah tangannya.

Membuat darah yang tadinya hampir berhenti mengalir, malah  mengalir semakin deras.
Dan hal itu membuat Kendrick, Kenan , Radit dan Rangga membelalakkan matanya.

Radit menatap Ian khawatir, ia ingin mendekat namun, Ian menatapnya tajam seolah olah jika ia terus memaksa mendekati Ian, maka Ian akan berbuat lebih.

"Dengan darah ini, aku akan mewakili pemilik tubuh ini ," Anggara Bramasta," untuk melepas nama  Bramasta dari belakang namanya!, dan mulai sekarang aku tidak akan pernah berhubungan ataupun berbicara dengan semua keturunan Bramasta!!!," ucap Ian tak mau di bantah, ia menatap semua orang Yanga da di sana satu persatu, tatapan matanya berhenti pada Radit, adik ke duanya.

" Bang, Jangn tinggalin Radit sendiri, " ucap Radit yang kini sudah berderai air mata, sungguh sebenarnya Ian tak tega melihat itu tapi ini yang terbaik, agar ia bebas dri semua peraturan dan pengawasan keluarga Bramasta. Dan menjauhkan orang itu dri keluarga Bramasta.

Namun, meskipun Ian merasa kasihan ia tetap menyegarkan hatinya, Bahwa jalan yang ia ambil sudah benar,

" APA HAK MU MEMUTUS HUBUNGAN DARI KELUARGA BRAMASTA HAH?!, KAU HANYA JIWA ASING YANG MASUK KE DALAM TUBUH ANAKKU!, DAN INGIN MEMUTUS HUBUNGAN BEGITU SAJA?!, HAHAHAA!!!...
DASAR BODOH! , TIDAK AKAN ADA YANG PERGI DARI MANSION INI!,"

" APA YANG KALIAN LIHAT?!, CEPAT TANGKAP ANAK ITU!!!," Teriak Kendrick pada pengawal nya, ketika melihat Adrian yang sudah berlari menuju pintu luar mansion.

'ashh, Adrian baka, harusnya tak usah terburu-buru, huh... Kalau sudah begini aku tak ada pilihan selain kabur, bertarung dengan mereka sih tak masalah tapi,Kendrick sialan itu pasti akan ikut campur!,' batin Adrian mengumpat.

Hosh..

Hosh ...

Hosh...

Sungguh Adrian sekarang lelah, berlari di mansion Bramasta yang sangat luas, entah kapan sampai di depan pintu itu.

" Akhirnya!," ucap Adrian kegirangan saat melihat pintu depan mansion yang terbuka.

Namun, kesenangan itu harus berakhir kala Adrian melihat banyak sekali bodyguard yang berjaga di sana untuk menghadang nya keluar.

Karena Adrian berlari dengan kekuatan penuhnya, maka sulit untuk berhenti apalagi lantainya yang licin walupun tidak di pel sekalipun.

Di tengah usahanya yang ingin berhenti, Ian malah jatuh, tersungkur ke lantai karena tak sengaja menginjak tali sepatu nya, yang lepas.

Brugh!.

Semua yang melihat Ian terjatuh meringis ngilu,

Ian yang terjatuh dengan cepat berdiri, untuk melanjutkan langkahnya ke depan,
Ia mulai melayangkan pukulan kepada semua bodyguard yang menghalangi jalannya, namun seperti nya bodyguard di mansion Bramasta tidak ada habisnya, buktinya setiap salh satu dari mereka tumbang, akan ada bodyguard lain yang menghalanginya.

Itu terus terjadi sampai Adrian merasa sedikit lelah, namun ketika melihat ada celah dari bodyguard yang ia lawan, Adrian pun mulai melayangkan pukulan ke arah bodyguard itu hingga mereka terhempas.

Dan segera berlari dengan cepat keluar pergi menggunakan motor sport yang terdapat kunci di sana.

Kendrick yang mengetahui Adrian lolos pun menyeringai,

" Teruslah kabur Adrian, ya kau bukan jiwa anakku, tapi jiwamu lebih menarik, akn ku pastikan aku mendapatkan mu kembali, jika cara kasar tak bisa maka cara lembut akan ku gunakan, kita lihat apakah akan luluh atau tidak"

" Anak ank, trs pantau Abng kalian. Semua nya harus berjalan sesuai rencana dia sudah masuk ke dlm rencana itu tanpa ia ketahui,"

Kenan, Radit dan Rangga pun tersenyum lebar mereka lebih tertarik dengan Adrian daripada gara yang lemah, haah~ tidk sabar menaklukan kucing nakal itu.

"Adrian nikmati kebebasan mu hari ini, dan ucapkan selamat tinggal untuk kebebasan mu mulai sekarng, nantikan kehidupan yang akan merubah mu 180⁰" .

Hahahaha...

T

B

C

Hello Minna,
Ja~ bagaimana kabar kalian hari ini?
Sehat atau tidak?

Jangan lupa tekan bintang yang ada di pojok kiri okyy, Jangn jadi bayangan😉

Hati hati dlm membaca banyak typo di sini.
Ppy Minna, jumpa di chapter berikutnya👋

Transmigrasi BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang