penasaran

2.9K 184 11
                                    


Hello minna!

Jump lagi di book ini, udh lama GK up padhl janjinya hari jum' at. Jadi karena takut ada hal yang ngehmbat update, maka saya putuskan buat update pas luang aja, karena tugas dri sekolah yang kadng menumpuk.
Yaudh segitu aja penjelasannya
Jangan lupa votmen ya.
Selamat membaca and

....Happy reading....

Kini terlihat seorang pemuda tengah santai menikmati coklat panas nya, dengan selimut yang menutupi seluruh tubuh kecuali kepala, matanya fokus melihat ke laptopnya yang menampilkan film horor.

Susana di kamar pemuda itu sangat gelap, tak ada penerangan sama sekali kecuali laptopnya yang masih menyala, belum lagi di luar sedang hujan membuat suasana horor dalam film itu kian terasa.

" Aih, bego!, harusnya Jangn buka pintu itu,"

" Wehhh!, ada setan' di belakang Lo ren!,"

" Jirr!, mata setannya ada belatung, geli gue,"

Dll..

Karena Anggra terlalu fokus dengan tontonan nya, ia sampai tidak menyadari pintunya terbuka dan seseorang masuk ke kamarnya, perlahan orang itu menutup pintu kamar Adrian lalu menguncinya.

Dan dia berjalan perlahan, sembari mendekati Adrian, dan ketika ia sudah berada tepat di belakang Adrian ia menepuk pundak Adrian pelan.

Puk...

Arhh!..

Bruk!

Lalu terdengar lah suara pekikan dan sesuatu yang terjatuh di atas kasur. Ulah nya tak lain dan tidak bukan adlh Kendrick yang terkejut dan reflek membanting seseorang ke kasurnya.

" Akhh!, gila... Tangan gue sakit anjing!" Keluh seseorang.

Gara hanya merotasikan matanya malas, suruh siapa dia mengejutkannya, apalagi dia sedang menonton dengan serius.

" Ck, salah siapa Lo ngejutin gue," ucap Gara datar, orang itu hanya cengengesan tidak jelas, dan segera memperbaiki duduknya.

" Hehehhe, bang gue ikut nonton bareng Lo ya?," tanya orang itu.

" Gk, keluar,"

" Ayolah bang, gue cuma mau nonton film bareng sama Lo. Jadi, boleh yaa... Yaaa... Yaa..?," ucap Radit adek kedua Gara.

Gara yang yg melihat tatapan memohon itupun goyah, uh- tidak bisa adik keduanya begitu manis.

Dengan mengalihkan pandangan ke arah lain Ian pun akhirnya memperbolehkan Radit duduk di dekatnya, sedangkan Radit? Dia merasa kesenangan karena di perbolehkan menonton film bersama, dengan semangat ia duduk, dan tanpa izin Ian Radit memeluk pinggang gara dari samping .

Lalu mereka berdua menonton film bersama degn khidmat, sesekali terdengar celotehan Radit dan Gara yang menimpali.

Terlihat begitu harmonis hubungan mereka, setelah film itu selesai Gara melihat ke sampingnya dan melihat Radit yang sudah terlelap di dekapannya, Gara tersenyum kecil lalu mengecup kepala Radit lama,

" Maaf, membuatmu kecewa. Sekarng Abng janji akan menjaga mu tak peduli nyawaku taruhannya, raga ini adlh milik ku dan aku berhak melakukan apapun yang aku inginkan termasuk membantai keluarga bajingn itu," ucap Gara lirih, namun terdapat nada penekanan dan dendam yang teramat dalam pada ucapan nya sepertinya keluarga yang Gara maksud tidak akan lama lagi...

Pagi hari tiba, terdengar suara kicauan burung di luar, dan rintikan air yang masih belum reda dari kemarin namun sekarang hanya hujan kecil, suasana pagi yang begitu indah namun menyejukkan.

Transmigrasi BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang