Seperti malam-malam sebelumnya, udara terasa sangat dingin, meski tidak hujan. Langit pun juga tidak kalah ramainya disesaki bintang. Puluhan lampu yang berada dijalan mempercantik indahnya kota pada malam hari.
Leona berjalan menuju toko alat tulis yang ada dikawasan jalanan tersebut. Ia menemani Zora yang sedang memilih beberapa pulpen dan alat tulis lainnya.
Ia hanya duduk di salah satu kursi depan toko, melamun adalah hal yang selalu ia lakukan ketika sendirian seperti ini. Sesaat Leona terdiam, seseorang mendekatinya dan menepuk pelan pundak Leona. Ia segera membalikkan badannya kearah tepukan itu berasal.
"Haii, Leona ya?" Sapa seseorang lelaki yang menepuknya
"Eh hai..??" Jawabnya dengan sedikit kebingungan
"Masih ingat dengan saya?" Tanyanya dengan wajahnya yang tersenyum kecil.
"Eum kayanya pernah lihat sih, tapi lupa dimana"
"Minggu lalu, kamu pingsan dan terbaring di UKS sekolah kan?"
"I-iyaa, ohiya kamu yang datang dan pergi tiba-tiba itukan?"
"Iyaa, itu nyatanya ingat"
"Sorry ada apa ya?"
"Gak ada apa-apa sih sebenarnya, hanya menyapa kamu, ohiya perkenalkan nama aku Farren" perkenalkan diri dengan mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Leona
"Ohh iyaa, aku Leona" jawabnya dengan menerima uluran tangan dari seorang laki-laki itu.
"Btw disini lagi ngapain?" Tanyanya
"Ini lagi nunggu temen, beli alat tulis" jawabnya
Sesaat kemudian Zora keluar membuka pintu dengan kantong plastik ditangannya
"Eh udah?" Tanyanya dengan berdiri dari duduknya
"Udah nih, yuk pulang" ajaknya Zora dengan berjalan mendahului Leona
Leona kembali menghadap lelaki itu untuk memberi salam perpisahan untuknya
"Pulang dulu yaa"
"Iya, hati-hati dijalan"
Leona dan Zora mulai meninggalkan lelaki didepan toko, dan berjalan menuju rumah Leona. Sepanjang perjalanan Zora selalu bertanya siapa lelaki yang baru saja mengobrol dengan Leona?
"Tadi siapa na?" Tanyanya dengan memeluk tas ransel yang berisi buku dan pulpen yang dibelinya tadi.
"Gatau siapa, katanya namanya Farren. Tapi aku pernah ketemu sekali sama dia"
"Ketemu? Dimana?"
"Waktu gue pingsan di UKS sekolah, dia dateng dan keluar dengan tiba-tiba"
"Satu sekolah sama kita?"
"Gatau juga, tapi gue gapernah liat dia disekolah sih"
"Jangan-jangan dia mau deketin kamu, lumayan lho na, ganteng kok"
"Ihh apaansi lo, mau dia ganteng atau engga tetep aja gue gabakalan mau"
"Ihh awas aja kalo nantinya salting"
"GA MUNGKIN!"
Dengan perjalanannya yang cukup lama, mereka pun akhirnya tiba didepan rumah Leona. Leona mengambil kunci yang berada di sakunya dan langsung memasukkan kunci untuk membukanya.
Mereka segera masuk kedalam rumah dan ternyata sudah ada bu Inna diruang tamu yang sedang duduk santai disofa dengan handphone nya.
"Baru darimana aja?" Tanya bu Inna dengan menyeduh kopi
"Ini nganterin Zora beli ditoko alat tulis, yaudah mah kita ke kamar dulu ya"
"Duluan ya Tante"
"Iya, baik-baik ya kalian jangan berantem"
"Leona yang kadang ngajakin berantem, Tante"
"Eh enak ajaa"
Leona membuka pintu kamarnya dan terbaring lelah dikasur miliknya yang diikuti oleh Zora disampingnya. Mereka sama-sama fokus pada handphone yang digenggamnya.
Sesaat mereka bersantai, seseorang mengetuk pintu dan membawakannya camilan dan minuman untuk dihidangkan pada mereka.
"Mama masuk ya"
"Iya mah masuk aja"
Mereka segera duduk ketika mendengar suara bu Inna yang akan masuk keruangan yang kini mereka huni dengan handphone yang masih digenggamnyaWanita paruh baya itu duduk diantara mereka dan menaruh minuman dan beberapa camilan yang dibawanya diatas meja.
"Dimakan dan diminum lho, jangan sampai dibiarkan saja"
"Siap mah"
"Siap Tante"Setelah menawarkan pada kedua gadis itu, wanita paruh baya kembali keluar dan tidak lupa untuk menutup pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo Onna!
Подростковая литератураSeorang gadis bernama Leona Naylin Alzena. . . Dirinya memiliki prinsip utama yang dimana ia tidak akan pernah pacaran selama dirinya masih bersekolah, karena ia tidak mau hal itu mengganggu belajarnya. Namun saat ia naik ke kelas 2 SMA seseorang da...