TWELFTH (M)

6K 288 12
                                    

Rate M
Full NC
Yang nggak sanggup nggak usah baca
Buat yang masih di bawah umur jangan baca dulu
Tapi kalo ngeyel yaudah itu terserah kalian wkwkwk

Happy Reading
.
.
.
.

Gelandra nggak ekspek kalo Fero lagi nafsu tu bisa jadi sebinal ini, tubuh kecil itu sedari tadi menggodanya dengan menjilati ceruk lehernya serta memberi tanda kemerahan disana. Gelandra bawa tubuh Fero di gendongannya, meletakan Fero diatas kasur dengan hati-hati.

Tautan bibir mereka tidak terlepas saling melumat satu sama lain menikmati rasa yang sekarang akan menjadi candu untuk Gelandra. Gelandra udah kepancing nafsu, melihat Fero yang segini kacaunya berada dibawahnya, wajah yang merah, mata yang sayu dan deru nafas yang memburu, tangan kecil itu sedari tadi tidak berhenti untuk meraih sesuatu dibalik celana Gelandra. Gelandra melepas tautan mereka yang mana langsung diprotes oleh sang submissive.

"Gelanhhhh ahhhh tolonghhhh." Fero sudah tidak tahan, dia sudah menahan rasa tidak nyaman ini sedari tadi, Gelandra hanya tersenyum melihatnya, Fero nya indah benar-benar indah, ia ingin egois mulai sekarang, ingin egois untuk menjadikan Fero hanya miliknya seorang. Ini pertama kali Gelandra melakukan hal kotor seperti ini begitu pun dengan Fero, mereka adalah dua orang yang sebenarnya tidak terlalu percaya dengan arti sebuah hubungan. Tapi mulai detik ini Gelandra meruntuhkan itu semua, dia ingin berhubungan , dia ingin tau apa itu rasa jatuh cinta tapi hanya dengan Fero, suami kecilnya yang dari beberapa hari terakhir selalu menjadi pusat perhatiannya.

Gelandra mulai membalas permainan Fero, menjelajahi seluruh wajah Fero dengan kecupan-kecupan basahnya, menjilat dan menggigit daun telinga pria kecil itu yang mana semakin membuat Fero menegang. Tautannya turun kearah bibir Fero melumat lembut dengan sangat hati-hati, menahan nafsunya agar tidak menyakiti Fero. Fero ingin lebih dia menginginkan Gelandra berlaku lebih. Tangan nakalnya mulai berani membuka satu persatu kancing seragam Gelandra, melepasnya dan melempar kesegala arah.

"Gelanhh." Suara mendayu Fero membuat Gelandra semakin bersemangat.

"Mau apa sayang?" Fero membelai wajah Gelandra lembut, mengusuri setiap inci keindah tuhan yang ada di wajah suaminya itu. Tangan Fero Gelandra genggam mengecupi tangan kecil itu dari jari hingga menuju kearah pundak.

"Mau apa hmm?" Fero kesulitan untuk berbicara, setiap dia membuka mulut suara-suara jahanam dari mulut dia juga pasti akan keluar.

"Mauhh Gelandrahh hah hah, mau suamihhh Fero seutuhnya, pleasehhh I can't hold it anymorehh." Suami kecilnya terus memohon jadi apa ada hal yang membuat Gelandra bisa menolak? Tentu saja tidak.

Gelandra mulai membuka satu persatu pakaian yang dikenakan Fero tanpa meninggalkan selesai benang pun. Gelandra kagum dengan tubuh suaminya itu, kulit seputih susu tanpa noda sedikitpun pun, pinggang yang ramping yang benar-benar pas dalan rengkuhannya.

Gelandra bisa lihat milik Fero yang sudah menegang dengan sempurna. Meraihnya lalu menaik turunkan tangannya di benda tadi yang mana semakin membuat Fero menggila.

Mulutnya tak tinggalkan diam, dia menyusuri area dada Fero, mengisap sesuatu yang benar-benar semakin membuat Fero kacau. Gerakan tangan Gelandra dimilik Fero semakin dipercepat.

Fero kacau Fero benar-benar kacau di tangan suaminya ini, tangannya meremat seprai dengan kuat dan kepalanya mendongak ketika putihnya sampai untuk pertama kalinya.

Gelandra banga dengan hasil kerjanya, Feronya sangat cantik ketika melakukan pelepasan. Tangan nya yang masih berlumuran milik Fero dia oleskan kearah kerutan merah yang sedari tadi berkedut. Membuat pola memutar diluarnya, satu jari Gelandra masukan dan itu membuat tubuh Fero menggelinjang. Rasa asing yang belum pernah Fero rasakan, Gelandra menambahkan jarinya membuat pola mengunting untuk membuatnya terbiasa.

"Ahh Gelhhh." Fero mendesah ketika Gelandra mulai menggerakkan jari nya didalam sana. Semakin kencang meremat seprai hingga membuat seprai itu terlepas dari pengait pada kasur. Gelandra terus mengeluar masukkan jarinya, menekan satu titik yang membuat Fero merasakan apa itu surga dunia.

Fero tidak kuat dia melepaskannya lagi, pelepasan kedua karna jari-jari nakal Gelandra, jari-jari kakinya menekuk saking nikmatnya, mulutnya terus mendesahkan nama sang suami, berteriak seperti jalang yang sedang di puaskan. Iya dia jalang saat ini Jalang pribadinya Gelandra.

Gelandra yang melihat ini semakin tersenyum dan mengelus sayang kepala suami kecilnya. Mengecup dahi pria yang sedang berusaha menormalkan nafasnya. Gelandra bangun dan duduk disamping Fero berbaring. Berusaha beranjak bangun ingin ke kamar mandi untuk menyelesaikan urusannya. Tangan Fero menggenggam tangannya menariknya untuk kembali dan duduk dipangkuannya.

"Kalo ada gw kenapa lu harus main sendiri Gel?" Fero berusaha membuka sabuk dan celana yang Gelandra kenakan. Gerakan tangannya dihentikan oleh si pemilik tubuh.

"Are you sure Fer? Kalo lu belom siap gw bisa selesai ini sendiri, I will wait for you to be ready." Fero tersenyum Gelandra benar-benar selalu memikirkan kenyamanannya, mengalungkan kedua tangannya di leher pria yang lebih tinggi dari dirinya. Menatap kearah mata Gelandra.

"Kita udah sejauh ini Gel, I Fine and I Ready to this, Please fuck me sir, make me your mine." Fero dengan kata-kata kasarnya buat Gelandra pusing, mereka memulai lagi kini Fero ada dipangkuannya saling memakan satu sama lain. Gelandra melepas semua kaitan benang yang berada ditubuhnya tanpa melepas tautan mereka. Gelandra menyursi area leher Fero dan membuat tanda kepemilikan disana.

"Jangan salahin gw kalo gw nggak bisa berhenti Fer." Memposisikan miliknya yang sudah tegang tadi berada tepat di lubang Fero dan mendorongnya masuk secara perlahan. Fero menjambak rambut Gelandra untuk mengalihkan rasa sakitnya, Gelandra yang paham mencoba untuk membuat tubuh Fero lebih relaks. Dengan sekali hentak milik Gelandra sudah masuk seutuhnya didalam sana. Fero menegang tubuhnya terasa seperti terbelah menjadi dua. Gelandra membiarkan lubang Fero terbiasa dengan miliknya.

Dirasa Fero sudah mulai agak relaks Gelandra menggerakkan pinggulnya mengeluarkan masukan miliknya didalam lubang Fero, sempit lubang Fero benar-benar sempit, Gelandra ingin gila rasanya merasakan kenikmatan ini. Fero yang berada diatas pangkuannya juga ikut menaikkan turunkan tubuhnya belawanan dengan gerakan pinggul Gelandra.
"Ahhh Gelhhh ini apahhh ahhh, Gelhhh uhhh enakhhh." Fero mendongak dan menjambak rambut Gelandra, dan semakin menaik turunkan tubuhnya dengan cepat.

"Ahhh Gelhhh ahhh ouhhhh Gelandrahh."

"Terus panggil nama gw Ferhhh, sial lu enak banget Fero." Fero merem melek di buatnya.

"Gelandra gw mau keluar ahhhh, keluar Gel AHHHH" Fero mendesah keras mengeluarkan miliknya diperut Gelandra, Gelandra menyusul mengeluarkan semua cairan didalam sana. Membalik tubuhnya dengan Fero yang ada di bawahnya kukungannya sekarang. Menciumi ranum merah milik Fero dan mulai menggerakkan lagi miliknya. Melepas tautan itu untuk mendengarkan suara merdu Fero yang terus memanggil namanya, sungguh cantik Fero cantik banget dengan keadaan kacau karna dirinya.

"ahhhh ouhhh Ahhhh Gelhhhh ahhhh, terlalu dalamhh." Gelandra tak mendengarkan dia terus menggempur lubang itu.

"Ahh Ferhh gw bakal bikin lu hamil anak gw, bangsat lu enak banget Ferhhhh."

"Gelanhhhh ahhhh ouhhhh Gelandrahh, Gelandrahh Fuck enakhh banget."

"Lu punya gw sekarang Ferhhh nggak boleh ada yang nyentuh lu selain gw." Genjotan Gelandra makin dipercepat ketika dia merasa miliknya mulai membesar. Fero keluar lagi untuk kesekian kalinya disusul Gelandra. Lubangnya terasa penuh, namun dia suka dengan rasa ini. Gelandra merebahkan dirinya disamping Fero dan memeluk tubuh suami kecilnya, membiarkan Fero tertidur didada bidangnya. Kayanya Fero bener-bener kecapean dia kecup sebentar ranum merah itu dan beranjak untuk membereskan semua kekacauan ini.

Gelandra jalan kearah kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelahnya dia kembali kearah Fero dengan satu gayung air serta handuk kecil untuk membasuh tubuh Fero. Dengan telaten Gelandra membersihkan tubuh Fero dan menggantikannya baju dengan baju tidur. Mengembalikan gayung tadi dan kembali kearah kasur yang masih berantakan itu, membereskan sebisanya dulu lalu ikut berbaring disamping Fero dan memeluknya ikut berkelana di alam mimpi.
.
.
.
.
Nggak bisa bikin yang panjang-panjang tentang begini an
Maaf ya kalo nggak sesuai ekspektasi kalian.
Aku bukan orang berpengalaman soalnya.
Aku masih polos kakak wkwkwkwk.

Jangan lupa vote kawan

I Can & I WillTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang