6. Murid Baru

57 15 2
                                    

"Ayah? Tumben pulang?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayah? Tumben pulang?"

"Darimana saja? Jam segini baru pulang? Jadi ini kelakuan anak gadis kalau orang tua nya gak pulang ke rumah"

"Maaf ayah, tadi Salsha mampir ke cafe dulu sama Karin"

"Cafe? Sampai jam segini? Jadi ini sudah menjadi kebiasaan kamu pulang sekolah gak langsung pulang ke rumah malah keluyuran?"

"... " Salsha hanya menunduk. Ia lupa kalau hari ini ia kembali ke masa dimana ia belum diakui oleh sang Ayah. Salsha harus kembali berjuang seperti kehidupan sebelumnya supaya ayahnya mengakui dirinya

"Hah Salsha salsha, Ayah kira dengan pulang ke rumah akan mengurangi beban pikiran ayah karrna sudah sibuk dengan kerjaan. Tapi sepertinya tidak, tidak ada Ayah dan Bunda di rumah ngebuat kamu makin jadi anak yang tidak tau aturan ya? "

"Sekarang mana handphone dan dompet kamu"

"Tapi ayah, gak setiap hari Salsha pergi ke Cafe, lagi pula di rumah juga sepi. Ayah gak pernah pulang, Bunda juga. Salsha hanya kesepian ayah! "

"Berani kamu menjawab ayah? Kamu kira Ayah sama Bunda kerja buat siapa? Kamu gak liat Ayah kamu kira Ayah gak ada capeknya apa? tapi apa Ayah masih bertahan karena kalau Ayah gak kerja mau pake uang apa kamu beli barang-barang mewah? Kamu lihat adik kamu, di usianya yang muda dia sudah tau apa yang ingin dia raih. Gak seperti kamu, yang kerjaanya cuma foya-foya menghabiskan uang"

Yah Salsha akui memang benar jika diumurnya saat ini, ia hanya bersikap kekanak-kanakan tanpa tahu apa yang ia cita-cita kan di masa depan, berfoya-foya dengan kartu yang dimilikinya. Tapi itu semua dilakukan hanya karena ia ingin mencari perhatian kedua orang tua nya

Salsha percaya pada kata "Uang dapat membelikanmu barang-barang mewah, tetapi ketika ada sesuatu yang tak ternilai harganya seperti kehidupan, cinta, dan kebahagiaan, bahkan uang pun tidak dapat membelinya."

"Sekarang mana handphone dan dompetmu"

Salsha menyerahkan handphone dan dompetnya. Sang ayah membuka dompet itu dan mengambil debit dan kredit card milik Salsha, lalu mengambil beberapa lembar uang di dalam dompetnya sendiri dan ditaruh ke dompet milik Salsha

"Beberapa hari kedepan handphone dan kartu ini akan Ayah sita"

"Tapi Ayah, kartu itu boleh ayah sita, tapi untuk handphone Salsha mohon jangan. Kenapa ayah tiba-tiba menghukum Salsha seperti ini? Salsha kan hanya sekali ini pulang telat"

"Kamu kira Ayah menghukum mu cuma karena satu kesalahan? Kamu kira ayah gak tahu kelakuan mu di Sekolah bagaimana? Kalau bukan Ayah, Bundamu juga yang akan menghukummu"

"Itu karena... "

"Gak ada alasan. Mulai sekarang kalau perilakumu baik, Handphone ini akan Ayah kembalikan"

Yah itulah percakapan Sang Ayah dan anak yang diakhiri dengan bantingan pintu dari kamar sang Ayah. Hari yang cukup panjang bagi Salsha

🍃🍃🍃

New Change New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang