06

4K 386 1
                                    

"Are you ready for your first mission?"


Aku menaikkan alisku sebelah. "Apa? Misi pertama?" Uriel mengangguk. "Ya, itu semacam tes. Hanya untuk mengetahui, apakah kau dapat membuat manusia untuk tidak melakukan dosa," jelas Uriel. Aku mengangguk dengan paham.


"Baik. Aku siap. Apa misi pertamaku?"

"Kau harus... membujuk seseorang untuk tidak membunuh." Aku membelalakkan mataku.

"Apa? Membuat seseorang untuk tidak membunuh? Yang... yang benar saja!"

"Memangnya kenapa? Ada yang salah?" Aku menggeleng.

"Ya sudah, pergilah. Di suatu bagian kota New York, ada seorang pembunuh yang ingin membunuh seorang Pastur. Bujuk orang itu agar ia batal membunuh Pastur itu. Setelah kau berhasil melakukan misimu, kembali ke tempat ini." Aku mengangguk paham, lalu segera meninggalkan bangunan itu untuk menjalankan misi pertamaku...


*


Aku melintasi langit kota New York, sambil mengamati setiap sudut kota itu. "Dimana sih orang itu?" gerutuku. Tak lama kemudian, aku melihat di sebuah gang yang kecil dan sempit, ada seorang pria berbadan kekar sedang menodongkan pistolnya tepat di kepala seorang pria muda yang mengenakan pakaian biarawan. Dan, orang itu akan menarik pelatuknya...


"Tidak!"


Aku segera terbang menghampiri orang itu. "Jangan lakukan itu!" Orang itu tidak jadi menarik pelatuknya. Ia melihat ke sekeliling. "Siapa itu!?" katanya dengan suara yang mengerikan. Aku sempat bergidik ngeri ketika mendengar suaranya.


"Jangan lakukan itu. Kumohon! Apakah kau mau menghabiskan hidupmu di penjara?" Orang itu terlihat sedang berpikir sejenak, lalu ia menurunkan pistolnya. Aku pun menghembuskan napas dengan lega.

Tiba-tiba, aku melihat seorang malaikat dengan sayap berwarna hitam berdiri di sampingnya. Itu... Iblis!


"Lakukan saja! Bunuh Pastur itu! Dia pantas mendapatkannya karena telah menjebloskan adikmu ke dalam penjara!" bujuk Iblis itu. Dan... pria itu kembali menodongkan pistolnya di hadapan sang Pastur.


"Jangan lakukan itu!"

"Ya, lakukan saja!"

"Jangan!"

"Lakukan sekarang. SEKARANG!"

"JANGAN! Jika kau membunuhnya, kau telah melakukan dosa yang sangat besar! Ampunilah orang yang telah berbuat salah denganmu." Entah dari mana aku mendapatkan kalimat sebijak itu.

"Lakukan saja! Balaskan dendam adikmu!" Dan pria itu akan menarik pelatuknya.

"Baiklah! Bunuh saja Pastur itu!" kataku. Iblis itu tertawa penuh rasa kemenangan. Eits.Jangan senang dulu. Aku belum menyelesaikan kalimatku!

"Tapi, jangan salahkan aku jika suatu saat, kau akan dibunuh juga! Aku telah memperingatkanmu!" Iblis itu membelalakkan matanya.


Lalu, orang itu menyadari kesalahannya. Ia melempar pistol itu ke dalam tong sampah yang terletak tak jauh dari tempat ia berdiri. "Maafkan aku, bapa. Aku telah berusaha untuk membunuhmu." Pria itu berlutut di hadapan sang Pastur.

"Bangunlah, saudaraku. Jangan minta ampun kepadaku. Minta ampun kepada Tuhan yang telah membantumu untuk mengalahkan si Jahat." Pastur itu membantu pria itu bangkit, lalu memeluknya. Setelah itu, mereka berlalu dari pandanganku.


"Nah, Iblis. Sekarang siapa yang menang?" Aku tersenyum melihat Iblis itu meratapi kekalahannya. Lalu, aku segera kembali ke Surga. Misi pertamaku, selesai.


*


"Selamat, Andrew! Kau berhasil! Dari mana kau dapatkan kalimat bijak seperti itu?" kata Uriel ketika aku sudah sampai di bangunan tempat aku menyucikan diriku. Aku terkekeh pelan, lalu berkata, "Aku juga tidak tahu."


"Kau pantas menjadi seorang malaikat pelindung, Andrew..." kata Uriel sambil tersenyum. Kubalas dengan senyuman termanis yang pernah kumiliki. Tak lupa juga aku berterima kasih kepadanya. Lalu, aku bertanya kepadanya...


"Nah, Uriel, boleh aku pulang sekarang?"


***

Golden WingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang