4

161 31 11
                                    

Helaan nafas lega terdengar saat seseorang dari arah pintu memasuki kedai.

"Lisa," ucapnya lirih saat sang teman sudah berada di dekat meja tempat dirinya serta seorang perempuan matang berumur empat puluh tahunan.

Lisa mendudukkan dirinya tepat di kursi yang berhadapan dengan sang ibu setelah temannya pamit meninggalkan sepasang ibu dan anak tersebut.

Matanya tak tinggal diam memperhatikan sosok ibunya yang tengah meminum teh yang temannya sajikan.

"Ehem..." ibunya berdeham kecil saat dirinya mulai sibuk dengan ponsel pintar miliknya.

"Kau sibuk apa akhir-akhir ini?" Tanyanya dengan tangan yang masih memegang secangkir teh.

"Eomma, ingin tahu?"

"Aku akan kembali sibuk kuliah, jadi jangan menatapku begitu," ucap Lisa ketika sang ibu hanya menatapnya tak terlihat ingin menjawab pertanyaan dari dirinya.

"Sebelum masuk kuliah nanti, besok Eomma ingin kita makan malam bersama."

Mendengar perkataan sang ibu, Lisa memutar bola matanya, malas. Sudah dia duga ibunya pasti tahu jadwal dia tapi kenapa harus repot-repot bertanya lagi.

"Aku tak ingin makan malam bersama pria bajingan itu."

"Lisa!"

Lisa hanya menatap layar ponselnya kembali, menghiraukan teguran dari ibunya. Ibunya terlihat menahan emosi berkat perkataan yang dia lontarkan mengenai ayah tirinya tadi.

Beranjak dari posisi duduknya, Sang ibu membawa tas kecil yang ada disampingnya kemudian berkata, "Eomma tunggu besok, kau harus datang tanpa bantahan!" Setelahnya pergi meninggalkan Lisa yang masih fokus pada ponselnya.

*___*

Suara ramai terdengar dari dalam tempat minum yang terisi penuh dengan anak muda. Bersorak ria, menggambarkan kesenangan mereka pada acara yang tengah diadakan.

Terlihat terbagi menjadi beberapa tempat duduk, sebab tak memungkinkan untuk berada dalam satu tempat.

Ini merupakan acara penyambutan mahasiswa baru terpisah dari acara orientation/saeteo yang kampus selenggarakan, acara ini milik para mahasiswa dari jurusan bisnis yang diadakan untuk menambah keakraban mereka.

Suara tawa bergema ketika salah seorang dari mereka tengah mendapatkan hukuman sebab kalah saat bermain drinking game.

Sebagian dari mereka hanya ada yang menonton tak berniat untuk bergabung sama sekali, Sesekali mengobrol random tak tentu arah.

"Aakkhh... hidup harusnya seperti ini." ucap salah seorang pria setelah meneguk soju miliknya.

"Hyun Soo Hyeong, kau tahun ini harus lulus, sampai kapan kau akan terus seperti ini." seru pria lainya yang masih satu meja dengan pria tadi. Mau bagaimana lagi pria yang dia kritik hampir sudah seperti penghuni tetap jurusan bisnis.

"Ku dengar wanita itu akan kembali," celetuk seorang wanita.

"Hei... kau seharusnya tak membahas dia di sini!" seru pria yang tengah memanggang daging memberi peringatan kepada sang wanita.

"Memangnya kenapa? toh dia masih bagian dari kita dan aku tak membahas hal aneh tentangnya." kini sang wanita membela diri.

"Benar dia tak mengatakan hal aneh tentang dia, Sunbae." seorang wanita lain kini ikut menimpali.

"Siapa?" Tanya seorang wanita matanya berkedip, berbinar berusaha mencari tahu apa yang tengah seniornya bicarakan.

"Mereka hanya membicarakan omong kosong, Seung-wan." timpal Jin-Young, pria yang masih sibuk dengan pemanggang daging.

Magic in the MoonlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang