*04

24 12 0
                                    

1 hari kemudian, Zeta telah pulih total karena tubunya mengalami kejang parah 1 hari yang lalu.

Cytra dan Aca tetap setia menemani Zeta hingga ia masuk kedalam kamarnya. "Makasih ya girls, maaf ya, jadi ngrepotin banget" lirih Zeta seraya membuka pintu kamarnya. "Sama sama cantik, banyak istirahat oke?" seru Aca.

"Kami pamit dulu ya, ada urusan" putus Cytra sambil melambaikan tangan nya kepada Zeta diiringi dengan senyuman manisnya.

Zeta merebahkan dirinya dikasur yang empuk "huft, aku kenapa? kok aku rasa ada yang aneh" gumamnya sambil meraih ponsel di sampingnya.

20x call dari nomor tidak dikenal, 120 chat tidak terbalas dari nomor yang sama. Zeta membuka nomor tersebut, semua pesan berisi ancaman dan beberapa foto mengerikan seperti seorang piskopat yang sedang memotong daging para korbannya.

"Shitt!!" teriak Zeta kaget melihat banyak vidio mengerikan diponselnya. Ia segera menelpon Lidya.

"Plis mahh, angkat mah" lirih Zeta seraya mulai menangis karena ketakutan. Zeta menuruni tangga rumahnya, dia mencari mbok dan pakde.

"Mbokk! pakde! kemana sih?" teriaknya.

Terdengar suara orang sedang memotong sesuatu di dapur, Zeta pun menghampiri sosok yang ia kira itu adalah embok. Zeta berjalan lirih kearahnya, semakin dekat semakin dingin hawa nya.

"Mbok?" lirih Zeta sambil menyentuh pundak sosok yang ia kira sebagai embok, sosok itu berbalik dan melihat kearah Zeta, wajah sosok itu sudah membusuk penuh luka dan darah, rupanya sedari tadi sosok itu memotong jari tangannya sendiri. Zeta terkejut melihat sosok itu membawa pisau dan tersenyum kearahnya.

"AAAAAAAAAAAAAAHHH!!!" teriak Zeta yang langsung pingsan ditempat. Mbok dan pakde yang mendengar teriakan Zeta segera menghampirinya dan mengangkat nya ke dalam kamarnya.

"Non, sadar non, Ya Tuhan ini gimana atuh" gumam embok yang bingung karena Zeta yang tak kunjung sadar.

*

Disisi Zeta, ia kembali memasuki alam roh dan bertemu dengan Gean yang kesekian kalinya. "Gean, aku takut" rintih Zeta.

"Tenanglah, pembunuh ku mengirimkan banyak setan untuk membunuh mu, jadi aku akan berusaha sekuat tenaga untuk melindungi mu, tapi tolong segera temukan jariku, mungkin aku akan bisa mendapat kekuatan yang lebih besar untuk membalas dendamku" ucap Gean.

"Makasih Gean, aku akan berusaha sebaik mungkin, oh iya apa kamu punya ciri ciri atau tanda tanda tempat yang mungkin masih kamu ingat siapa tau jarimu ada disalah satu tempat itu" jelas Zeta meyakinkan Gean.

"Ya, sekolah." ucapnya sebelum rohnya menghilang dari hadapan Zeta, dalam satu pejaman mata. Zeta kembali ke alam sadarnya, di sampingnya sudah ada embok dan mama nya yang baru saja pulang dari perjalanan bisnis nya terlihat sangat cemas melihat nya.

"Kamu kenapa sayang?" tanya Lidya sambil mengelus elus kepala Zeta lembut. Tanpa menjawab Zeta justru memeluk Lidya sambil menangis sejadi jadinya "mahh, Zeta gak mau mati mahh, mereka neror Zeta terus!!" teriak Zeta sambil menutupi kedua telinganya.

Lidya memeluk Zeta untuk menenangkan nya, "kamu kenapa sayang? siapa yang neror kamu?" tanya Lidya panik. Zeta meraih ponselnya dan menunjukan pesan dari nomor tidak dikenal itu, embok dan mama tercengang melihat isi pesan dan vidio di ponsel Zeta.

Zeta masih menangis dipelukan Lidya, "mah bukan cuma manusia yang neror Zeta tapi setan juga! Zeta tadi pingsan gara gara ada setan didapur yang bawa pisau mau bunuh Zeta mahh!!" rengek Zeta ketakutan.

Lidya kembali memeluk Zeta dengan erat sambil mengelus elus kepalanya, cup 1 kecupan mendarat di kening Zeta, "kamu tenang aja mama bakal lapor ini kepolisi" tegas Lidya.

CLASS XII-1 -TEROR GADIS PETAKA- [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang