*02

32 13 2
                                    

Hari kedua Zeta bersekolah di sana. Entah mengapa kepala sekolah selalu memberikan sesajen setiap hari berturut turut jikalau hanya untuk menghormati arwah Gean ? bukan kah lebih baiknya mendoakan saja supaya arwahnya tenang disisi Tuhan saja sudah cukup ?

Seperti biasa keanehan kembali muncul, saat Zeta datang ke sekolah itu selalu saja ia mencium aroma amis darah dari lorong kelas lantai 3.

Dan setiap jam pelajaran bapak misterius itu, semua murid tidak ada yang bergerak bahkan terlihat tidak bernafas.

Pada jam istirahat, Zeta dan kedua teman nya itu pergi ke kantin bersama. Lagi lagi Zeta menatap kedua teman nya dengan wajah yang gelisah, membuat Aca dan Cytra khawatir dengan nya.

Zeta sedari tadi melamun dan tidak kunjung memakan makanan yang telah ia pesan, Aca dan Cytra saling bertukar pandangan karena merasa ada yang janggal dengan Zeta.

"Zeta? kamu kenapa?" tanya Aca khawatir.

Seketika suara Aca membuyarkan lamunan Zeta, ia sontak menggeleng "ah bukan apa apa" jawabnya.

Aca dan Cytra kembali saling menatap, mereka terlihat sangat cemas dengan kondisi Zeta.

"Ada yang mau kamu tanyain ke kita? soal pak Adi? kamu terlihat sangat tidak nyaman saat pembelajaran berlangsung" lirih Aca dengan suara yang terdengar seperti hembusan angin.

Hal itu membuat nya dejavu dengan arwah Gean ia langsung mengingat kembali tujuan nya untuk membantu Gean agar dapat pergi dengan tenang.

"Iya! maaf, aku hanya penasaran. Mengapa saat jam guru lain kalian terlihat ceria sementara saat jam pak A-adi kalian semua berubah drastis?" ucap Zeta gemetaran.

Aca tersenyum sambil memegang tangan kecil Zeta. "Zeta, kamu pasti tahu soal kasus bunuh diri dikelas kita, berita nya sudah menyebar luas. Pak Adi adalah ayah dari korban bunuh diri tersebut, jadi setelah kematian anak nya ia kini murung dan menjadi jarang bicara kepada siapa pun, dia kini jadi arogan dan bersikap ketus pada siapa pun yang dia temui bisa dibilang sekarang jadi cuek" jelas Aca.

Zeta menutup mulut dengan kedua tangan nya, merasa tidak percaya akan apa yang baru saja ia dengar. "APA ?!" teriak nya.

Membuat semua mata tertuju padanya. Dia pun membungkuk hormat dan meminta maaf karena telah berteriak.

"Huuu caper aja lo!"

"Ganggu orang makan aja"

"Murid baru sok kecentilan"

banyak kata kata sindiran yang dilontarkan kepada Zeta saat itu, dan membuat hatinya sakit. Tanpa sadar air mata nya jatuh membanjiri pipi kecilnya.

Cytra pun langsung memeluk Zeta dengan seerat mungkin, dan mengebrak meja.

Brak

"Jaga bicara kalian, Zeta sudah meminta maaf kenapa kalian justru menghinanya? mau saya kutuk kalian?" teriak Cytra menggelegar membuat bolam lampu diatas mereka tiba tiba pecah.

Para murid yang tadi menghina nya segera kabur berlarian menjauh dari mereka, Aca bergegas menenangkan Zeta yang masih menangis.

"Sudah Zet, kamu aman bersama kami" bisik Aca yang masih mengelus ngelus kepala Zeta dengan lembut.

Cytra langsung mengajak kedua teman nya masuk kedalam kelas. "Zeta, kamu tunggu dikelas sebentar ya, aku sama Aca mau ke kamar mandi sebentar, gak keberatan kan kalau kamu di kelas sendiri sebentar?" ucap Cytra.

Zeta mengangguk pelan dan mempersilahkan mereka pergi.

Tak lama kemudian, Zeta tertidur diatas mejanya, ia merasa kembali ditarik kedalam kegelapan yang sama.

CLASS XII-1 -TEROR GADIS PETAKA- [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang