*08

29 12 4
                                    

Rian dan Bayu bergegas menuju ke sekolah. Sesampainya disekolah, mereka sangat terkejut melihat apa yang telah terjadi.

Jasad asli Aca yang telah menjadi tengkorak hendak dibakar oleh seorang pria paruh baya berjaket hitam dengan membawa kapak.

Sementara Cytra dan Malvin babak belur serta tubuhnya diikat di dua kursi yang saling bertolak belakang.

Rian nampak sangat marah, dan dia nyaris saja berlari dan hendak menerjang pria tersebut.

Namun betapa terkejutnya mereka melihat pak Adi yang babak belur serta ada dua bekas tancapan kapak di bagian leher dan pinggangnya. Ia nampak meringis kesakitan, dengan sekuat tenaga pak Adi terus menerus mencoba memaki maki si pria berjaket hitam tersebut agar membatalkan pemujaan terkutuk itu.

"Dasar iblis! hentikan semua ini! sebentar lagi hidupmu akan berakhir!" teriak Adi.

Dengan kesal si pria itu pun segera berjalan kearah Adi dan langsung membuka masker begitu juga dengan tudung nya.

"Pak Brian?!" teriak Rian terkejut.

Pria itu menoleh ke arah Rian, "oh murid sini juga ya? kenapa sih banyak sekali yang datang malam ini? bikin repot saja untuk menyingkirkan jasad kalian!" ketus Brian dengan raut wajah yang berpura pura cemberut.

Tiba tiba Bayu terdiam dan tak lama kemudian ia berubah kembali menjadi Zeta, Rian mengetahui hal tersebut dan segera membantunya untuk menyeimbangkan gerak tubuhnya.

"Lo gak apa apa Zet?" tanya Rian cemas.

Zeta menangis lalu segera memeluk Rian dengan erat, "m-mama yang udah ngebunuh papa? ini gak mungkin..." lirih Zeta yang masih syok mengenai kejadian sebelumnya.

Rian langsung membalas pelukan Zeta dengan lebih erat, "lo gak sendirian, lo masih punya gua Zeta!" bisik Rian.

Zeta pun akhirnya mulai menguatkan hatinya "kamu tolong alihkan perhatian pak Brian, sementara aku akan bebaskan Cytra dan Malvin untuk bantuin kamu, aku dan Aca akan cari cincin Gean!" bisik Zeta tegas kepada Rian.

Dan tanpa basa basi lagi Rian ternyata membawa keris peninggalan kakeknya lalu dia segera menyerang Brian dengan sekuat tenaga. Sementara Zeta bergegas membuka tali Cytra dan Malvin.

"Kalian masih kuat bertarung? aku akan pergi mencari cincin Gean!" tegas Zeta.

"Gue masih kuat kok! lo cepetan cari dan bebaskan dark killer!" seru Malvin yang memancing semangat kedua temannya itu.

"Um, aku juga masih bisa! Zeta kami percaya padamu!" sahut Cytra dengan mata membara.

"Bagus, dimana Aca?" tanya Zeta cemas.

Cytra dan Malvin saling bertukar pandangan seakan akan telah menyembunyikan sesuatu.

"Ada Apa?" bentak Zeta.

Cytra memegang kedua pundak Zeta dengan lembut "setelah dia dibius tante Lidya, dia tidak sadarkan diri sama sekali, roh nya masih ada di kelas kita sementara jasad nya hendak dibakar pak Brian! jika sampai jasad Aca dibakar maka roh Aca juga akan ikut terbakar lalu dia akan menjadi tumbal dibawah kekuasaan Kirana!" jelas Cytra.

"Kita percaya sama lo! jangan kecewain kami Zeta!" sahut Malvin dengan senyumannya. Entah itu senyuman memberi semangat atau senyuman selamat tinggal.

"Berjuanglah kalian!" seru Zeta.

Cytra mengeluarkan tasbih nya dan mengucapkan doa doa untuk mengendalikan tabir kekuatan gelap Brian.

Sementara Malvin mengeluarkan katana nya yang tentunya itu bukan katana biasa, karena didalam katana itu terdapat roh suci yang mampu menghalau roh roh jahat.

CLASS XII-1 -TEROR GADIS PETAKA- [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang