Kepulangan Zeta dibantu oleh teman temannya dan tentunya juga oleh Lidya.
Beberapa menit setelah perjalanan, mereka berenam tiba di kediaman Zeta. Lidya segera mempersilahkan teman teman Zeta untuk masuk, "ayo masuk, jangan malu malu! anggap saja seperti rumah sendiri!" ucap Lidya dengan senyuman hangatnya.
"Iya tante terima kasih banyak" balas Cytra dengan canggung. "Ya sudah tante kami nunggu di ruang tamu saja, kalau tante tidak keberatan saya ingin membantu tante mengantar Zeta ke kamarnya!" sahut Rian dengan antusias.
Lidya terlihat kaget tetapi dengan secepat mungkin ia langsung mengendalikan ekspresinya.
"Baiklah kalau begitu, bisa tolong antar Zeta ke kamarnya? kalau bisa sekalian kamu temenin Zeta sebentar, tante mau masak buat kalian!" ucap Lidya dengan senyuman nya.
"I-iya tante, silahkan.." sahut Rian canggung yang segera menggendong tubuh Zeta.
"A-anu, aku bisa kok berjalan..," lirih Zeta berusaha melepaskan diri dari tangan Rian.
"Shh, biar gua ngerawat lo." desak Rian.
Mau tidak mau Zeta hanya bisa pasrah. Sesampainya dikamar Zeta, Rian segera menurunkan Zeta tepat di atas kasurnya.
"Istirahatlah gak usah cemas, gua bakal jagain lo disini. Panggil gua kalau lo butuh sesuatu!" lirih Rian dengan tatapan yang benar benar tulus.
Zeta mengangguk lirih lalu segera memejamkan matanya. Disisi Cytra, mereka bertiga saling menatap canggung di ruang tamu.
Tak lama kemudian Cytra berjalan menghampiri Lidya di dapur, nampak nya Lidya tidak sendirian tentu saja mbok menemaninya dan membantunya memasak.
"Permisi tante, ada yang bisa Cytra bantu?" tanya Cytra dengan senyumannya.
Lidya menggeleng lalu tersenyum pada Cytra, "terima kasih atas tawaranmu, tapi seperti yang kamu lihat tante sudah ada mbok yang membantu jadi lebih baik kamu istirahat saja bersama yang lain oke? tante sudah sangat berhutang sama kalian semasa Zeta sakit.." pinta Lidya sembari mulai meneteskan air matanya.
Dengan sigap Cytra mengusap air mata Lidya "tante jangan menangis begini dong, jangan bilang begitu kami tulus kok rawat Zeta tante, karena Zeta teman kami jadi sudah menjadi kewajiban kami untuk merawatnya.." balas Cytra yang diiringi dengan senyuman hangatnya.
"Zeta sangat beruntung memiliki teman seperti kalian, jika suatu saat tante sudah tiada tolong tetap berteman seperti ini oke?" lirih Lidya penuh harap pada Cytra.
Cytra mengangguk dan langsung memeluk Lidya, "tante tenang saja! aku janji kami akan tetap berteman hingga maut saling memisahkan kami" balas Cytra dengan menahan isak tangisnya.
"Tante bangga sekali sama kalian, terima kasih! ya sudah kamu kembali saja bersama teman teman kamu, biar tante lanjutkan masak!" ucap Lidya.
"Iya tante" balas Cytra yang langsung melangkah meninggalkan dapur.
Sesampainya Cytra diruang tamu, ia langsung merebahkan diri di sofa. "Kenapa kamu?" tanya Aca penasaran.
"Gak apa apa, aku cuma ngerasa agak aneh saja sama tingkah tante Lidya!" bisik Cytra.
"Maksud lo?" tanya Malvin terkejut.
"Ca, aku ngerasa ada yang tidak beres selama di dapur! tante Lidya seperti merahasiakan sesuatu dari ku saat aku masuk kedapur, dia seolah olah ingin aku lekas pergi dari dapur" bisik Cytra.
"Lo gak cuma lagi salah paham kan Cyt?" tanya Malvin lirih.
"Nggak woy! bahkan pembantu nya aja kelihatan tertekan banget astaga, sumpah aku gak bohong!" ucap Cytra dengan keringat dinginnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLASS XII-1 -TEROR GADIS PETAKA- [END]
HorrorMisteri aneh kelas XII-1 yang tak terpecahkan, setiap bulan nya akan ada murid yang meninggal dunia secara tidak wajar dan itu sudah menjadi hal yang biasa bagi sekolah itu. Setiap hari kepala sekolah menyediakan sesajen di pojok belakang kelas tanp...