"Heh ngapain sih bengong di jalanan?"
Seseorang mengagetkan Alio membuat sadar dari lamunannya, itu Tania yang langsung menariknya entah kemana. Mereka berhenti tepat di taman, tempat yang tadi ingin Alio tuju selesai adu bacot dengan dedemit.
"Kenapa bengong di lorong gitu?, dan gue pengen ngomong serius sama lo"
Tania bertanya sebelum mengubah ekspresinya menjadi serius, melihat Tania yang ingin berbicara dengan serius membuat Alio mengangguk mengerti.
"Lo tau kasus itu?, maksud lo apa tentang mereka yang ngebuat sahabat gue bunuh diri?!"
Tania bertanya dengan mendesak Alio agar menjawab pertanyaannya, Alio yang lagi-lagi mengetahui sebuah kebenarannya kaget. Siswa yang ia lihat waktu di mimpi kemarin malam ternyata sahabat Tania.
"Jujur Nia, Alio hanya tahu bahwa salah satu dari mereka menyuruh siswa itu loncat untuk membuktikan cinta dia. Aku tidak tahu siapa yang menyuruhnya, karena saat itu Alio hanya mendengar dari balik pintu. Niat Alio hanya ingin bersantai di rooftop, tapi malah mengatahui hal itu dan detik selanjutnya Alio mendengar suara sesuatu yang jatuh."
Alio menjelaskannya dengan tangan Tania yang mencengkram bahunya, betapa kesalnya ia saat mendengar jawabannya dari Alio. Ia pikir temannya bunuh diri karena cintanya yang ditolak, tapi mengatahui kebenarannya membuat dirinya marah. Kenapa ia tak mencurigai mereka dari awal.
"Maaf Alio tidak bisa menghentikan mereka, Alio terlalu takut saat itu"
Alio kembali melanjutkan, kepalanya tertunduk. Saat melihat mimpi aneh itu Alio juga bingung, ia melihat seperti orang ketiga. Dimana ia dapat melihat kejadian dan Alio asli yang bersembunyi dibalik pintu. Alio asli berniat menolong tapi dirinya terlanjur takut dengan tangan dan kakinya yang mulai bergetar, Sejujurnya ia juga tak habis pikir dengan dedemitnya Alleta. Sudahlah habis nyuruh anak orang buat loncat, mereka malah tak memiliki rasa bersalah dan malah tertawa.
Padahal didalam novel, dedemitnya alias haremnya Alleta di ceritakan bak orang baik. Ternyata kelakukan kaya setan, mungkin setan aja minder liat kelakuan mereka.
"Jangan minta maaf Al, gue gak nyalahin lo malah gue bersyukur lo ngasih tau gue. Gue bakal bawa ini ke jalur hukum, tapi gue juga harus punya rencana. Mereka bukan orang biasa yang bisa seenaknya gue masukin penjara, Al makasih udah ngasih tau gue. Gue pergi dulu, kalau ada apa-apa bilang gue!"
Tania berterimakasih dan berlari menjauh, kini Alio sendiri di taman itu. Ia mulai berjalan menuju bangku dan duduk, kembali ia mengamati bunga. Begitu cantik, Alio berharap ia bisa selamanya melihat bunga yang indah seperti ini.
Saat asik menatap, Alio tak sadar seseorang duduk di sampingnya. Pemuda itu menatap Alio dengan lekat lalu tersenyum, mungkin jika ada yang melihat senyum pemuda itu ia akan pingsan karena tampannya wajah pemuda itu ditambah saat tersenyum.
"Sendiri aja manis~"
Pemuda itu berbicara, Alio bergidik saat mendengar suaranya. Itu sama seperti suara orang yang ia tabrak dan membuatnya salting setengah mati.
"Sial banget hidup gue, ketemu nih cowok lagi!"
Alio berbicara dalam hati saat melihat wajah seseorang yang familiar, itu orang yang tadi ia tabrak dan.
"Ngapain?"
Alio bertanya seadanya, pemuda yang mendengar pertanyaan singkat Alio terkekeh. Membuat Alio lagi-lagi memerah, dan membuat pemuda itu tambah gemas dengan tingkah Alio.
"Kenapa kok mukanya merah?, Salting yaa?"
Pemuda itu berbisik lalu mengusap lembut rambut Alio, kini muka Alio tambah memerah. Ia menyingkirkan tangan pemuda itu dengan dengusan kesal.

KAMU SEDANG MEMBACA
Different but Same
Fantasy"Aku dan kamu itu sama, hanya saja kamu lebih beruntung" Hanya tentang pembaca yang menggantikan peran penjahat [THIS WORK IS TRULY MINE!!! ] WARN! -Contains BxB -Mature -Harsh Word _Please be wise in your reading choices_