IX

1.1K 122 4
                                        

Lama menunggu akhirnya pesan yang Alio tunggu terlihat di notifikasi, Gara menunggunya di depan rumahnya. Dengan segera Alio bangkit dan keluar dari kamarnya.

Sudah senang karena diajak jalan, mendengar celetukan seseorang membuat Alio langsung kesal.

"Memang benar kata mama, dia ingin menjadi seperti ibunya yang seorang jalang"

Itu kakak tiri ke-tiga Alio, Nara namanya, sifatnya yang buruk karena terlalu manja dan menghamburkan duit terkadang membuat Alio kesal. Alio tak habis pikir, kenapa bukan si Nara saja yang jadi Antagonisnya.

Dengan engan Alio berjalan begitu saja, di sudah mulai lelah menghadapi monyet-monyet liar ini.

Benar saja saat ia membuka pintu, terlihat Gara dengan motornya. Menunggu Alio dengan begitu sabar.

"Maaf lama"

Alio berujar seadanya, Gara yang tahu mood Alio sedang tak baik hanya berdehem dan mengangguk.

Selama perjalan mereka hanya diam, Gara sendiri diam untuk membiarkan Alio menenangkan emosinya. Ia tahu saat ini Alio sedang tak baik-baik saja, mungkin hal itu menjadi alasan Alio mengiyakan ajakannya.

Sesampainya mereka di sebuah toko dessert yang menjadi tempat favorit Gara, mereka langsung duduk di sudut toko itu yang mengarah pada jendela. Pemandangan malam hari dengan bintang kerlap-kerlip, tak ayal membuat hati Alio tenang.

"Gimana bagus kan?, ini tempat favorit aku lohh!! Nyaman dan bikin tenang, apalagi gak banyak orang yang tahu"

Gara menjelaskan, Alio hanya mendengar sambil menatap luar. Gara menghela nafas, Alio rupanya masih meredam emosi entah itu amarah atau yang lainnya.

"Kenapa? Kamu ada masalah?, cerita aja aku bakal dengerin"

Gara berucap dengan tulus, karena memang itulah yang akan ia lakukan. Selalu ada untuk Alio.

"Aku takut"

Alio membuka suara, ia menunduk. Entah mengapa sejak dirinya menjadi Alio. Ia malah menjadi lebih emosional, ditambah masalah Alio yang dilimpahkan kepada dirinya. Ia bingung harus mengatakan pada siapa, Angga tak yakin dirinya akan kuat menjadi Alio.

"Takut kenapa Al?"

Gara bertanya, ia ingin Alio terbuka pada dirinya, ia ingin Alio percaya bahwa dirinya tak berniat jahat.

"Aku takut untuk bercerita, takut untuk mengeluh, aku belajar untuk berhenti mengeluh, karena setiap aku meminjam telinga mereka mengatakan bahwa lukaku tak seberapa."

Alio berucap, ia tidak ingin menatap Gara. Karena sejujurnya Angga seperti lautan, memang indah tapi memiliki luka layaknya dalaman lautan.

Angga baru sadar bahwa dirinya sama seperti Alio, tapi sekali lagi mereka berbeda.

Gara dengan lembut mengangkat wajah Alio, Gara tersenyum ia mengelus rambut Alio dengan lembut.

"Kamu tau Alio, pertama kali aku bertemu denganmu aku berpikir bahwa kamu sangat indah layaknya lautan. Tapi ternyata lukamu juga sedalam lautan, segalanya mungkin tidak adil untukmu. Tapi percayalah semua akan baik-baik saja!"

Jelas Gara dengan suara yang amat lembut, sosok didepannya begitu rapuh. Gara tak begitu mengerti mengapa ia seakan tahu setiap luka yang Alio simpan, tapi satu yang Gara inginkan saat melihat Alio. Ia ingin melindunginya, mungkin di kehidupan ini.

Mendengar ucapan Gara, entah mengapa air mata jatuh begitu saja. Angga dan Alio sama-sama tidak cengeng, mereka lebih suka memendam semuanya, menangis dalam diam.

"Tak apa, kau juga berhak untuk menangis. Aku memang tak tahu luka apa saja yang telah kamu sembunyikan Al, tapi percaya atau tidak aku disini untuk mendengarnya"

Lagi Gara berbicara, tak ada satupun orang yang pernah berkata selembut dan sepengertian seperti Gara. Ini pertama kalinya ia merasakannya, bagaimana seseorang benar-benar peduli akan lukanya.

"Terimakasih Gara, tapi aku tak akan bisa menceritakan setiap lukaku. Kau tak akan paham, dan sulit untuk dipahami"

Alio menjawab, kini ia mulai tersenyum. Gara hanya mengangguk mengerti, ia tak akan mendesak Alio untuk menceritakannya. Ia ingin Alio yang menceritakan tanpa ada desakan apapun.

"Jadi untuk apa kamu mengajakku kesini Gar?"

Alio bertanya, moodnya perlahan menaik setelah menangis di depan sosok yang bahkan muncul entah dari mana.

"Menurutmu?, aku ingin kamu mencoba dessert di toko ini!, toko ini adalah toko dessert terbaik. Yah menurutku sih"

Gara menjawab, ia dengan senang merekomendasikan beberapa hidangan penutup kepada Alio. Disini toko dengan tata letaknya yang sulit diketahui dan jarang pembeli datang, tapi Gara selalu datang tak pernah absen. Hanya sekedar membeli kue favorit ibunya dan adiknya.

"Kok kamu tahu tempat ini?, kalau diliat-liat letaknya juga gak strategis"

Alio bertanya sambil memakan kue tiramisu, Gara tersenyum melihat Alio yang mulai senang.

"Karena rumahku tak jauh dari sini, juga aku sering datang membeli kue favorit ibu dan adikku"

Gara menjawab sambil sesekali menyeruput jasmine tea yang ia pesan, Alio yang mendengarnya hanya ber 'Oh' ria dan kembali memakan dengan nikmat kue dan pudding yang ia pesan.

Gara menatap Alio, sebenarnya ada satu alasan lagi mengapa toko ini menjadi favoritnya.

Saat itu pertemuan dirinya dengan Alio, di toko ini. Gara melihat Alio duduk dipojok sambil memakan kue strawberry dengan jasmine tea, begitu indah. Seperti yang Gara deskripsikan, Alio layaknya lautan. Indah tapi menyimpan banyak luka yang sedalam lautan.

Entah mengapa sejak saat itu Gara selalu mengunjungi toko ini, Alio selalu ada di tempatnya. Tepat di sudut pojok toko berhadapan dengan jendela, namun entah mengapa sudah seminggu Gara tak pernah melihat sosok itu lagi.

Sosok yang selalu Gara samakan seperti lautan, Gara mencari Alio sejak saat Alio tiba-tiba tak datang lagi ke toko dessert itu. Namun kenyataan pahit datang begitu saja, sosok yang selalu Gara rindukan nyatanya telah tiada. Melebur layaknya buih di lautan, Gara menyesal sejak saat itu.

Mengapa ia tak menghampiri sosok kesepian itu, mencoba mengerti satu persatu luka dari sosok itu. Tapi semua itu terlambat, sosok yang selalu ia samakan dengan lautan nyatanya sudah tiada.

Tapi kini Gara memiliki kesempatan, bukan hanya untuk menyelamatkan sosok didepannya tapi juga menyelamatkan ibu dan adiknya. Kali ini ia ingin mendekap dengan erat hal-hal yang berharga bagi dirinya.

-To Be Continue-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 01, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Different but SameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang