☆Bab 6: Maafkan Aku, Ibu

13 1 0
                                    

Harzan hanya duduk di atas katilnya sambil memandang ke arah bingkai gambar yang memperlihatkan gambar sebuah keluarga di atas meja belajarnya.

Perlahan-lahan matanya menatap gambar wajah sang ibunya yang telah lama meninggalkan dirinya & Haura yang membesar tanpa sang ibu di sisi mereka.

"Ummi, esok Harzan & Haura datang melawat pusaka ya,"kata Harzan yang menatap gambar wajah ibunya sambil memeluk telekung solat milik ibunya.

Tangan Harzan mencapai bingkai gambar itu lalu memeluknya bersama telekung sang ibu dengan erat sambil berbaring di atas katil.

"Harzan nak peluk Ummi. Harzan nak salam tangan Ummi.. Harzan rindu Ummi sangat-sangat...Harzan minta maaf sebab tak cukup kuat.."kata Harzan perlahan sebelum mencium telekung yang masih menyisakan bau minyak wangi kesukaan sang ibu.

Haura hanya memerhatikan abangnya dari sebalik celah daun pintu yang tidak tertutup rapat itu sambil menahan air matanya kerana dia tahu betapa sakitnya kenyataan bahawa sosok sang abang yang terlihat kuat dihadapan matanya adalah orang yang paling rapuh dibelakangnya.

Sementara itu, sebuah bilik yang sederhana gelap yang diterangi cahaya samar-samar lampu meja memperlihatkan Fahri hanya duduk di penjuru dinding bersebelahan meja belajarnya termenung jauh memikirkan sesuatu sambil setelah dibelasah habis-habisan oleh Puan Liz.

"Apa yang aku buat sampai ibu mengamuk macam tu?"tanya Fahri pada dirinya.

Perlahan-lahan, gambaran memori disaat dirinya masih kecil mulai bermunculan memenuhi ingatan serta pandangannya.

Sebuah memori yang diingati oleh Fahri mulai terbayang sehingga menampakkan waktu dimana dirinya masih lagi anak kecil yang sedang asyik bermain, menyikat & mendandan rambut sang ibunya, Puan Liz serta memperlihatkan keadaan ruangan yang bersepah.

Sebuah memori yang diingati oleh Fahri mulai terbayang sehingga menampakkan waktu dimana dirinya masih lagi anak kecil yang sedang asyik bermain, menyikat & mendandan rambut sang ibunya, Puan Liz serta memperlihatkan keadaan ruangan yang bersepah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ibu nak gaya macam mana?"tanya Si kecil Fahri sambil memegang rambut ibunya.

"Ibu nak pony tail!"jawab Puan Liz.

"Hahaha! Baik, ibu!"kata Si kecil Fahri sambil mengikat rambut ibunya.

Namun, bukannya menjadi gaya rambut pony tail yang diinginkan malah sebaliknya sebaik saja Puan Liz melihat cermin dengan rambutnya yang kelihatan sangat serabai. Mereka berdua hanya tertawa terhibur dengan keadaan itu.

Setelah sekilas pandang, Fahri mendapatkan pandangan memori yang menampakkan Si kecil Fahri yang sedang berlari riang saat berkejaran dengan Puan Liz.

Setelah sekilas pandang, Fahri mendapatkan pandangan memori yang menampakkan Si kecil Fahri yang sedang berlari riang saat berkejaran dengan Puan Liz

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 21 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Mencari Kebahagiaan Yang Hilang Where stories live. Discover now