RENCANA OMA

485 72 9
                                    


****

*di rumah


Entah kenapa tapi malam ini aku benar benar tidak ingin sendirian.., aku tidak berharap bahwa Nam akan membantuku untuk menyelesaikan masalahku...., tapi aku hanya tidak ingin merasa sendiri malam ini..., itu saja...

Sekitar satu jam Nam akhirnya datang dengan membawakan makanan dan beberapa camilan..., kami pun akhirnya makan bersama terlebih dahulu..., hingga akhirnya kami baring sambil ngobrol random di kamar sambil rebahan...,


"loe ga papa...?" nam mulai bertanya


"Ga tau.., "


"Pasti gara gara si Mak lampir kan... ?"nam


"gue ga berharap banyak dari pertemuan gue hari ini.., sudah bisa ketemu sama mami dan papi juga udah bersyukur..."


"emang diapain lu sama si mak lampir...?"nam


"biasalah..., dikata katain.., gue kasih makanan diludahin..., di tampar..,"


Nam terdiam..,

Saat aku menoleh ternyata dia sedang menatapku sambil berkaca kaca....,


"nam..., loe ga papa..?" tanya ku


"kok lu bisa sih ngucapin itu semua sedatar itu..., kenapa sih freen...., hiks.... hiks...loe ga pantes dapet ini ....,

Nam mulai menunduk dan menutup wajahnya dengan kedua tangan nya....,

"kenapa sih...., harus loe yang mengerti semua nya..., ini bukan kewajiban lu..., dan kenapa lu diem aja freen..., kenapa lu ga ngelawan siih...,?" ucap nam masih terisak


Aku menghela nafasku panjang..., lalu ku usap pundak nam perlahan

"udah jangan nangis..., ini masalah gue..., malah lu yang nangis gimana sih..." ucap ku padanya


Tak lama nam menghapus air matanya dan menatapku sambil memperlihatkan wajah cemberutnya..,

"Gue kesel..., tapi gue juga sedih denger cerita lu ... dari awal kita ketemu dan lu ceritain tentang diri lu dan semuanya...,

"kalo gue jadi lu... gue ga akan pernah kembali ke rumah itu freen.., ga akan pernah gue mau untuk ketemu sama mereka.., kalo bisa bahkan gue akan buang marga gue..., dan menghilang sejauh jauhnya dari kehidupan mereka..." ucap nam yang berusaha menahan kesalnya


"apa sebenarnya yang lu cari dari ini semua freen..., kenapa sih lu bertahan untuk selalu ada buat mereka..., kalau itu Cuma karna didikan almarhum ibu janita..., mending lu berhenti deh sekarang....,

"mau sampai kapan lu disakitin..., mau sampai kapan rumah yang lu harap buat jadi tempat lu pulang, Cuma jadi tempat yang buat loe selalu terluka ..." nam


Aku terdiam sejenak menatap nam...,

"tadinya ..., gue berpikir gue begini karna ini adalah didikan bu janita,,.., tapi.., setelah gue lihat kedalam..., bukan itu nam...,

(2) Unknown FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang