HARI BARU

443 65 10
                                    

'Isabela POV'

Sidang terakhir perceraian ku dan Robert pun berlangsung..., aku ditemani anak Perempuan ku dan si kembar,

Awalnya aku hanya ingin ditemani oleh rose..,karna biasanya aku hanya ditemani oleh Shila...

Namun si kembar terus saja merengek untuk ikut dengan maksud ingin menemaniku juga..., akhirnya setelah terjadi banyak perdebatan dan aku pun mengijinkan si kembar untuk ikut namun dengan banyak persyaratan..., terutama satu hal yaitu mereka harus berjanji untuk mengendalikan emosi mereka apapun yang terjadi...,

Di sisi Robert sendiri, ia hanya ditemani oleh Sekertarisnya dan tentu saja The One and only 'Oma'..,

Proses sidang berlangsung sangat lancar dan tidak ada hambatan..., tidak ada keluhan dan permintaan yang berarti dari masing masing pihak baik itu aku ataupun Robert..,

hingga akhirnya palu di ketukan...

Dok!

Dok!

Dok!

bersamaan dengan terdengarnya ketukan palu oleh Hakim, berakhir sudah hal yang selama ini aku berusaha perjuangkan ..,

luka yang ku tahan untuk mempertahankan rumah tangga ku..,

perih yang tak lagi ku rasa demi hal yang ku yakini adalah benar...,

Aku mengakhirinya ....,

Bukan untuk menyerah...,

Aku mengakhirinya..., karna aku mendapatkan sebuah harapan baru...,

sumber kekuatan sesungguhnya yang aku lupakan..,

sumber kekuatan yang sudah dengan tidak sadar ku lukai....,

dan baru ku sadari setelah semakin lama mereka terluka, aku pun terluka berlipat parahnya....,


Ku pandangi ke tiga anak ku...,

Terlihat wajah si kembar yang berusaha menahan wajah emosinya pada ayahnya..,


Hmmh... entah kenapa aku sedikit tersenyum melihat kelakuan mereka...,

Hm...hmm..dasar.... anak nakal...., he.. he...he..


Lalu Ku alihkan pandangan ku pada anak Perempuan ku..., ku lihat dia menghela nafasnya perlahan dan memberikan senyuman manisnya padaku,


Ooh... Tuhan....

Lihat lah dia...,dia sangat cantik....., haaah... janita..aku berhutang sangat besar padamu..., 


Dia sangat indah ... bahkan lebih indah dari semua bunga yang pernah ku lihat sebelumnya...,

Bahkan hanya dengan melihatnya..., bisa ku rasakan semua energi terkumpul di dalam Tubuhku...,

Dadaku penuh..., aku merasakan perpisahan..., namun entah kenapa hatiku seolah siap dengan ini semua....,


aku berjalan dengan mengangkat wajahku....,


kami semua keluar hingga lobi depan...,


aku menatap lagi wajah anak sulung ku.., ku usap lembut pipi nya..., ku rapikan anak rambutnya yang tertiup angin..,

ku rasa...., aku akan lebih sering memandangnya seperti ini..,


terutama saat saat ini...,

(2) Unknown FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang