꩜ʾ .⋆ 09. Promise ✧ ១

58 7 0
                                    

"Annyeong! Aku Park Jia, ini sepupu paling menyebalkan Park Jongseong, dan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Annyeong! Aku Park Jia, ini sepupu paling menyebalkan Park Jongseong, dan itu.." Kamera mengarah pada anak laki-laki dengan gaya sok kerennya.

"Justin Bieber.." ucapnya dengan aksen Aussie kental.

Seketika semua orang tergelak.

"Tidak. Dia Sim Jaeyun.." Anak perempuan itu mendekatkan kamera ke wajahnya, lalu berbisik. "Dia selalu kalah bermain game denganku."

"Bohong." Tiba-tiba kamera diambil alih oleh orang yang dibicarakan. "Teman-teman, Park Jia sering menangis karena rindu ibunya.."

"Yak. Kembalikan!"

"Tidak mau hahaha.." Video bergoyang-goyang tak jelas, kemudian terdengar suara jatuh bersamaan dengan layar berubah gelap.

"Yak, pabo ya!" Suara Jia merengek.

Jake terkekeh. Itu satu-satunya video predebut nya bersama Jia yang masih tersimpan. Siapa sangka anak perempuan yang kelakuannya sebelas duabelas dengan Jay itu sekarang menjadi kekasihnya.

Siapa sangka, hubungan mereka sudah bertahan lebih dari dua tahun..

Lelaki itu menutup ponsel lantas melempar pandangan ke langit-langit kabin pesawat. Kira-kira apa yang terjadi ya kalau seandainya hari itu Jia tidak gagal debut?

Tidak. Pertanyaan yang sebenarnya ialah apa yang terjadi sampai Jia gagal debut? Padahal saat itu sudah lampu hijau.

Kenapa ayah Jia tiba-tiba memberikan surat pengunduran diri?

Setahu Jake ini menyangkut masalah kesehatan gadis itu, tapi ketika pengumuman debut new girl grup keluar dan nama Jia tidak muncul. Rumor dan spekulasi mulai terdengar ke telinganya.

Park Jia gagal debut karena memiliki banyak skandal dengan teman sekolahnya

Park Jia itu memiliki kesehatan mental yang buruk

Park Jia masih harus berlatih vokal dan dance lebih lama lagi

Namun, tak satupun dari pernyataan tersebut benar adanya. Jia tak punya masalah apapun dengan siapapun, Jia sehat jasmani dan rohani, serta Jia sudah matang dengan vokal dan tariannya, bahkan pelatih memujinya beberapa kali.

Meskipun penasaram, Jake tak pernah bertanya lebih dalam mengenai hal tersebut. Ia tak mau membuat Jia sedih, atau merasa begitu gagal. Dirinya yang saat itu sudah lebih dulu debut, berusaha sekeras mungkin agar tak mengecilkan hati gadis itu.

"Jaeyun, aku memilih berhenti."

"Tapi kenapa? Jia ya, kamu masih bisa debut tahun depan. Aku yakin."

Jia menggeleng.
"Kesehatanku semakin menurun."

"Naur. Kamu bisa istirahat, kenapa harus mendurkan diri? Kita sudah berjanji akan meraih mimpi ini bersama, ingat?"

"Appa tak pernah setuju dengan mimpiku. Tapi dia tetap mengizinkanku ke sini dengan syarat aku tak boleh sakit, dan aku harus bisa debut tahun ini. Nyatanya aku gagal keduanya. Lantas, bukankah janji harus ditepati?"

Bahu Jake merosot, ia kemudian menyisir rambutnya ke belakang. Jendela kaca sebuah kamar di rumah sakit itu menampilkan matahari yang semakin terbenam.

Keduanya sama-sama terdiam.

"Apa ini artinya kita juga akan berpisah.." Lelaki itu menoleh.

Dengan tangan yang masih tersambung selang infus, Jia menggenggam hangat jemari lelaki itu.

"Tidak. Selama kamu masih ingin bersamaku, aku akan selalu bersamamu."

Jake menarik Jia ke pelukannya. Mendekapnya erat mencoba menguatkan dan menerima atas segala keputusan yang telah dibuat gadis itu. Ini pasti berat bagi Jia.

"Mari tetap bersama meski kehidupan kita sudah berbeda. Mari tetap saling mendukung. Mari tetap saling mencintai.."

Jia mengangguk.

Tepukkan di paha Jake membuat lelaki itu seketika tersadar dari lamunan. Ah, ternyata perbuatan orang di sebelahnya.

"Jay-ah, membuat kaget saja."

"Tenanglah. Pacar mu tidak akan hilang jika ditinggal sebentar saja," kata Jay sembari merapikan rambutnya yang agak berantakan.

Jake membuang napas berat.
"Aku tidak yakin.."

"Ah, rupanya kalian sedang bertengkar lagi," tebak Jay tepat sasaran.

"Aku dan Jia belakangan ini agak.. ah. Situasinya menjadi serba salah.."

"Sudah ku peringatkan sejak awal. Jangan sampai mengecewakannya!"

Pemberitahuan bahwa pesawat akan segera mendarat di Bandar Udara Internasional Suvarnabhumi Thailand, seketika membuat keduanya terdiam.

"Aku tidak akan mengecewakannya."

.

.

Tbc..

FIRST SNOW | Jake SimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang