BAB 2

50 17 4
                                    

Happy Reading
『••✎••』
┊ ⋆ ┊

Suasana di kelas 11-IPS2 sangat sangat kacau dan berisik karena guru tidak masuk jadilah mereka tidak beraturan seperti ini.

"Kantin yok" ajak Ivan pada Rei yang sedari tadi bermain game.

"Lo aja gue males" balas Rei dengan malas.

"Yaudah gue mau ngajak az-" ucapan ivan terpotong karena aziz yang tiba-tiba datang dengan berteriak dari arah pintu.

"HAII EPRIBADEHHH" teriak Aziz dengan wajah tengilnya. sambil berjalan memasuki kelas menuju kedua temannya berada, mereka yang ada di kelas itupun sudah terbiasa dengan kelakuan makhluk itu.

Jika kalian lupa, mengingatkan kembali bahwa aziz tidak satu kelas dengan temannya, karena dia adalah anak kelas 11-IPA1, jika kalian bertanya mengapa dia beda sendiri? jawabannya dia terpaksa memilih jurusan IPA karena kedua orangtuanya. Jadilah dia yang selalu datang ke kelas Rei dan Ivan, bahkan sudah terasa seperti bagian dari murid kelas itu.

"Pendek umur Lo, baru aja gue mau ke kelas lo" ucap Ivan dengan enteng

"Panjang umur sialan" ucap Aziz mengoreksi dengan nada sinis.

"Oh"

Mendengar itu Aziz mendelik, dia sudah terbiasa dengan sikap kedua temannya yang sama² kutub itu.

"Yok lah kantin, perut gue udah keroncongan nih" ajak Aziz mengelus perutnya yang sudah meronta ronta ingin diisi makanan.

Lalu Ivan beranjak dari duduknya, berbeda dengan Reiden yang tetap duduk seraya bermain game mengiharaukan ocehan temannya.

"Lo ga ikut Rei?" Tanya Aziz

"ga"

"Yahh sayang banget Gak ada traktiran dong hari ini" ucap Aziz dengan wajah memelas. Karena biasanya Rei yang bayar, tapi kali ini sepertinya dia harus rela mengeluarkan uangnya. aziz sebenernya banyak duitt gaess.

"Yaudah yu cabut" ajak Ivan tak mau berlama lama.

________________ ׂׂૢ་༘࿐

Kini kedua gadis berjalan beriringan menuju kantin untuk memenuhi kebutuhan perut, tetapi saat berjalan di koridor, tiba tiba veline teringat sesuatu, dia melupakan dompetnya yang ada di dalam tas.

"LESYA GAWAT" pekik veline tidak terlalu keras tetapi mampu membuat telinga lesya berdengung.

"HEH JUBAEDAH, Sakit nih kuping gue gara gara teriakan biadab lo" ucap lesya dengan menatap tajam sang pelaku yang hanya menyengir.

"Eheheh peace" dengan cengirannya sambil mengangkat tangan dengan jari 2 nya membentuk huru v.

"Yayaya, tadi lo bilang gawat, ada apa?" tanya lesya.

"Ga penting sih, dompet gue ketinggalan di kelas" dengan datarnya dan entengnya veline menjawab.

"What? lo bikin telinga gue berdengung cuma gara² dompet Lo ketinggalan?" balas lesya dengan sabar agar tidak emosi kepada teman tercintanya ini.

"Iya"

Mendengar balasan veline yang begitu singkat membuat lesya benar benar geram ingin mengeluarkan kata-kata kasar kepada temannya itu. Tetapi belum juga dia berucap anak itu sudah lebih dulu menyela.

"Yaudah gue mau ke kelas dulu ambil dompet, lo duluan aja nanti gue nyusul babayyy" Ucap veline dengan tergesa gesa sambil melambaikan tangannya pada lesya.

Sedangkan lesya hanya diam melihat kepergian teman tercintanya itu dengan menahan esmosii.

"Untung temen gue" ucap lesya melanjutkan langkahnya menuju kantin.

RavelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang