14. Cembokur Cembokur

3.4K 162 3
                                    

📍بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ📍

Jika Allah mampu melukis langit menjadi indah, lalu menjadikan siang menjadi malam, dan terang menjadi gelap. Lalu mengapa kau masih ragu dan mengkhawatirkan masa depan mu? Bukankah Allah sudah mengatur nya dengan sebaik mungkin?

Bayu Pratama Al Yahya
------------

" Happy reading "
________________

Gus Akram termenung sambil menikmati secangkir kopi hitam buatan istrinya, Ucapan mami Kirana membuat Gus Akram merasa bersalah karena sudah mengundang Zahra ke acara Walimatul ursy.

Tadi pagi sewaktu Gus Akram mampir kerumah mertuanya, mami Kirana menceritakan semuanya pada Gus Akram tentang ucapan Zahra. Bukan bermaksud mengadu domba akan tetapi mami Kirana hanya ingin supaya Gus Akram tahu tentang kelakuan sahabatnya yang terobsesi pada Gus Akram. Sebagai orang tua, mami Kirana tidak ingin rumah tangga putrinya berantakan hanya karena ulah wanita yang sangat menginginkan bersanding dengan menantunya.

"Zahra, tidak sepantasnya kamu mengucapkan kalimat itu pada istriku, jika orang tua kamu tahu pasti beliau akan kecewa, karena putrinya lebih mengedepankan nafsu" batin Gus Akram, lalu merapalkan istighfar berkali-kali,

Lamunan Gus Akram buyar, ketika merasa ada tangan yang melingkar di lehernya, ulah siapa lagi kalau bukan istrinya "mikirin apa sih mas? dari tadi bengong aja" tanya Alifa yang masih berdiri di samping suaminya sambil membungkukkan badannya dan menyandarkan dagunya di bahu suaminya. Keduanya berada di balkon kamar Gus Akram, sambil menatap pemandangan dari ketinggian.

Gus Akram terseyum lalu menoleh kearah istrinya dan menyematkan kecupan dipipi Alifa dengan penuh kelembutan, lalu melepaskan tangan Alifa yang melilit dilehernya, Gus Akram menarik perlahan hingga Alifa terduduk di pangkuan suaminya.

"Maafkan mas dek" ucap Gus Akram benar-benar merasa menyesal.

"Minta maaf untuk apa mas?" Alifa merasa heran karena suaminya tiba-tiba meminta maaf.

"Karena mas sudah mengundang Zahra ke acara kita waktu itu" jawab Gus Akram mami sudah menceritakan semuanya, dan mas berpesan kepada adek, tolong percaya sama mas, dan jangan diambil hati semua ucapan Zahra, karena mas tidak akan berpoligami dengan wanita manapun termasuk Zahra. Bagi mas, kamulah satu-satunya wanita yang mas inginkan untuk mendampingi mas sampai akhir hayat" tegas Gus Akram

"Kalau dia bukan keturunan habib, pasti sudah aku lawan mas. Bila perlu aku panas-panasin sekalian, dan aku usir diacara waktu itu. Tapi aku tidak berani melawan dia, bukan karena aku lemah, tapi aku takut hal buruk berbalik pada kita, mengingat nasabnya mengalir darah sang Nabi, jadi ya aku diam aja. Enak aja mau merebut suami orang, dia pikir makanan atau barang mainan yang seenaknya bisa direbut" ucap Alifa terdengar menggebu-gebu.

Gus Akram terseyum menatap haru pada istrinya "masyaallah aku terharu lho dek, merasa dicintai oleh istriku ini"

Alifa terseyum sambil menganggukkan kepalanya Alifa pun memberanikan diri untuk mengecup pipi suaminya, sambil menahan malu.

"Terimakasih sayang. Sering-sering dong begini, biar menjadi mood booster buat mas" ucap Gus Akram setelah mendapatkan kecupan dari istrinya.

"Itu mah maunya mas Akram" protes Alifa dan Gus Akram pun tertawa sambil menatap wajah istrinya, didalam hati berdo'a supaya pernikahan nya dengan Alifa dijauhkan dari segala macam cobaan.

"Semoga kita bisa melewati semua cobaan bersama-sama ya dek. Saling menguatkan, saling memahami, saling percaya, dan saling jujur, itu kunci utama yang harus kita pegang erat erat demi keutuhan rumah tangga kita"

Ana Uhibbuka Fillah 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang