“Kamu serius gak mau aku anterin aja?” Jay bertanya pada Alana untuk kesekian kalinya.
“Iya, mas. Aku bisa sendiri kok,” jawab Alana seraya memasukkan botol susu dan cemilan untuk si kembar.
“Nanti kamu repot bawa twins. Aku anterin ya?”
Alana menghentikan gerakannya dan melihat ke arah suaminya yang berada di samping kanannya. Kedua tangannya menangkup wajah sang suami.
“Ananda Jayreen Park, listen! Kamu hari ini ada pertemuan sama client tadi sekertaris kamu chat aku. Lagian aku cuma ke rumah Fera doang,” ujar Alana.
“Tapi di kereta kan banyak orang, sayang. Aku takut twins di culik, apalagi nanti kamu juga di culik gimana?” Jay masih kekeh dengan pendiriannya.
“Siapa yang mau culik aku? Makan ku banyak, mana mampu si penculik biayain aku. Lagian ini juga kemauan twins. Biarin mereka naik angkutan umum sesekali, biar mereka tahu tentang dunia luar, mas. Bosen naik mobil mulu,”
Jay menghela nafas panjang, kalau sudah begini pasti dia akan kalah berdebat dengan istrinya. Mau tidak mau dia mengalah.
“Yaudah, tapi aku anterin ke stasiunnya,” monolog Jay.
Alana hanya mengangguk dan mengecup pipi suaminya sekilas. Lalu kembali merapihkan barang-barang bawaannya.
♡♡♡
“Mami, kita mau naik train?” tanya Jaden dengan excited dari kursi belakang.
“Yes, baby. Are you happy, twins?” jawab Alana menoleh ke belakang.
“Happy!” seru keduanya dengan semangat.
“But, where's we will go?” tanya Jarez. Pagi-pagi sekali, dirinya dibangunkan oleh maminya untuk bersiap dan merapihkan barang yang mau ia bawa.
“Kita mau ke rumah onty Fera. Dia baru melahirkan anak ketiganya, she's have a new baby” balas Alana tersenyum-senyum sendiri membayangkan betapa menggemaskannya bayi sahabatnya itu.
“Tuhkan, sayang. Fera aja udah punya tiga, jangan mau kalah,”cerocos Jay yang membuat Alana yang tadinya tersenyum kini menatap sinis ke arahnya.
“Ndas mu!” ketus Alana.
Jay mengerucutkan bibirnya mendengar jawaban Alana. Apa salahnya punya tiga anak?
“Tunggu twins umur 10 tahun, baru boleh punya adek,” lanjut Alana.
“Lama banget,” Jay melotot terkejut. Apa-apaan? Sepuluh tahun? Dirinya sudah bangkotan mungkin.
Jay melirik kedua anaknya dari kaca, mereka sedang asik melihat kendaraan di jalan yang ramai. Tiba-tiba saja sebuah ide muncul di otaknya.
“Twins,” panggil Jay.
Sontak si kembar mengalihkan perhatiannya pada papinya.
“Yes, papi?” sahut keduanya bersamaan.
“Do you want to have a little sister? She's cute baby girl,” Mata Alana membola mendengar itu, dengan spontan dirinya menepuk kuat pundak sang suami.
“I want,” seru keduanya.
“Try asking mami,” Kata Jay dengan jahil. Dia kembali fokus menyetir.
“Mami, we want to have a little sister,” Jarez dan Jaden berseru senang pada Alana.
Alana hanya bisa tersenyum pasrah, “Nanti ya,” jawabnya.
Kedua anaknya hanya mengangguk, kemudian mereka saling berbincang tentang lucunya seorang bayi menggunakan bahasa Inggris dari kursi belakang.
Jay yang mendengar itu hanya menahan tawanya. Senang sekali rasanya menggoda istri sendiri.
Sedangkan Alana sendiri sudah menatap tajam ke arah Jay. Dirinya sudah membatin saat ini.
“Awas kamu Jayreen! Liat di rumah. Ku geprek sampe gepeng,”
♡♡♡
To Be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Day In My Family
RomansaNarasi yang menceritakan tentang seorang perempuan yang menjadi istri dari CEO perusahaan terkenal. Kesehariannya yang dipenuhi warna dan suka ria dengan beragam tingkah lakunya dalam mengurusi rumah, suaminya, dan juga anak-anaknya. Biarkan kalian...