4

91 6 0
                                    


Dia

Usai acara,semua orang menyerbu Hadzif.Beruntung para panitia sigap untuk mengamankan dan menertibkan orang-orang.

Semua orang mengantri meminta foto pada Hadzif.Hingga pada akhirnya giliran Syaqyla yang akan memintanya.

"Kak,boleh minta foto?," pintanya.

"tunggu ya," tahan Hadzif mengisyaratkan dengan lima jarinya pada Syaqyla.

degh!
(Duh kenapa sih Caca pake minta foto segala,mana dia nolak.Its oke lebih baik aku pulang) batin Syaqyla.

Lantas Syaqyla lebih memilih pulang  meninggalkan Hadzif yang masih di geromboli oleh sekelompok wanita.

Syaqyla berdiam diri di sebuah taman,yang tidak terlalu jauh dari tempat kajian Hadzif.Tetapi dari kejauhan Syaqyla melihat ada seseorang yang akan menghampirinya.

"Syaqyla?," tanya pria itu.

degh!
Hati Syaqyla tersentak,dia tidak langsung menjawab.Dia lebih memilih menatap tidak percaya.

"Syaqyla?,kamu Syaqyla kan?," tanya pria itu lagi.

"i ii iya.Rafiq?," jawab Syaqyla terbata-bata.

"iya.Saya Rafiq,Rafiq Adri Maulana."

Syaqyla langsung termenung,matanya berkaca-kaca.Rafiq duduk disebelah gadis itu,sedangkan Syaqyla tidak menyadarinya. Saat dia tersadar kini jarak Rafiq dan dirinya hanya beberapa jengkal saja lantas dia menjauhkan sedikit tubuhnya.

"gimana kabarmu?," tanya Syaqyla.

"Alhamdulillah baik."

"kemana saja selama ini?,tidak ada kabar selama empat tahun .Tidak ada telpon,tidak ada pesan.Lupakah kamu sama saya,?" pertanyaan Syaqyla ditutur dengan beberapa pernyataan.

"eum," pria itu sedikit berfikir.

"saya sudah bilang sama kamu,saya tidak akan mengabari kamu selagi saya masih kuliah.Apa kamu lupa?.Saya melakukan itu semua untuk masa depan saya.Bisa saya pastikan, ketika saya terus mengabari kamu,yang ada saya tidak akan fokus belajar disana." Jelasnya panjang lebar.

"Kamu tau?,saya sudah Hafidz sekarang.Sesuai janji saya sama kamu,disana saya akan belajar memainkan gitar,belajar qiro'at dan menamatkan hafalan saya.Itu sudah saya lakukan dan sudah saya capai.
Dan sesuai dengan janji saya,setelah saya kuliah saya akan kembali,untuk menikahimu.Apa kamu mengingat itu?," lanjutnya lagi.

Syaqyla hanya terdiam memiringkan sedikit bibirnya,yang bisa dipastikan dia mengingat itu.

"ya,saya ingat semua itu.Terima kasih sudah kembali,tapi maaf,saya ingin bertanya,Adakah wanita lain selain saya dan ibumu di hati dan pikiranmu itu?."

"heum.Tidak ada.Pertanyaan yang sangat aneh,dari dulu kamu memang hobi ya nanya kaya gitu." Pria itu langsung tertawa.

"saya tidak sedang bercanda.Saya hanya memastikan,karena jujur dihati saya ada nama lain selain kamu." jelas Syaqyla.

"Hadzif?." tanya pria itu.

"Hadzif Asshiddiq Murtaza, kan.?"

"mengapa kamu mengetahui itu?," syaqyla begitu tercengang.

"huft.Sebetulnya... saya sudah kembali dari Mesir sekitar satu minggu yang lalu.Saya menghabiskan seminggu itu hanya untuk mencari tau tentang keadaan mu sekarang.Saya meminta teman intel saya untuk mencari tau itu.Namun ada kabar kamu sedang dekat dengan seseorang.Awalnya saya merasa kecewa dan itu lumayan sakit Syaqyla.Tapi,saya sangat bersyukur kamu belum menikah dengannya,setidaknya ada peluang saya untuk mendapatkan mu kembali."

Tidak ada angin tidak ada hujan,Syaqyla menangis.Sampai sesenggukan.

"hey kenapa kamu nangis?," tanya Rafiq.

"a a aku sedih,kenapa kamu mau kembali sama saya.Disaat hati saya ditempati oleh orang lain.Maaf...maaf saya tidak berniat menduakan kamu," jelasnya dengan terus menangis.

"kamu memang tidak mendua Syaqyla.Pada awalnya kita memang tidak punya hubungan apa-apa.Aku yang memaksa kamu menunggu saya."

"t ttapi saya memberikan hati pada orang lain selain kamu Raf."

"Yah selagi kamu belum nikah,apa yang harus di sesali?, bukankah kamu belum menikah?."

"tapi kamu pasti sakit hatikan?, saya kira kamu tidak akan kembali," ucap Syaqyla sedikit menenang.

"saya bukan laki-laki yang akan meninggalkan janji.Jika saya berkata kamu,tujuan saya hanya kamu."

"tidak ada yang perlu di sesali,perihal kamu menyukai selain saya itu adalah hak kamu.Wajar saja jika kamu menaruh hati pada selain saya, dengan tanpa adanya saya di samping kamu,mengabari kamu.Itu semua sudah sangat saya syukuri.Ya... syukuri,kamu belum menjadi milik orang lain seutuhnya." lanjut Rafiq.

"lantas, apakah kamu masih menginginkan saya Raf?," tanya Syaqyla yang ragu.

"Syaqyla,Syaqyla... dengan saya menemuimu sekarang,saya rasa kamu sudah tau jawabannya."

"ketika aku bertanya,berarti aku tidak tau," balas Syaqyla.

"mengapa kamu menanyakan hal yang tak seharusnya ditanyakan?, untuk apa saya menemuimu?, untuk apa saya menjelaskan semua ini.Saya mencintaimu Syaqyla... dari dulu... hingga entahlah sampai kapan," jawab Rafiq dengan suara yang dipelankan.

Flash back on...
(4 tahun yang lalu)

"Syaqyla... saya dua minggu lagi kuliah."

"oh iya.Semangat ya,jangan terlalu banyak pikiran. Inget janji kamu sama aku,kamu mau jadi hafidz Qur'an.Lanjutkan hafalan kamu,bukannya baru 11 juz."

"inget juga,kamu disana mau belajar qiro'at, belajar main gitar biar aku nanti yang nyanyinya," antusias Syaqyla sedikit tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca.

"iya... saya inget.Tapi bukan hal itu yang saya beratkan.Saya disana akan fokus kuliah,dan mungkin tidak akan mengabari kamu selama saya masih belajar disana," Rafiq termenung.

"kenapa harus gitu?,emang kamu yakin kamu bakal tetap menaruh hati sama aku?, emang kamu gaakan kangen Syaqyla?, kamu tega sama Syaqyla?," tanya Syaqyla yang langsung mengalirkan air matanya.

"Bukan begitu Syaqyla... hidup saya bukan soal kamu saja.Saya punya keluarga,saya punya masa depan.Dan bisa saya pastikan jika kita terus seperti ini,akan sangat sulit buat saya.Yang ada saya malah kepikiran kamu terus. Saya harap kamu ngerti ya?."

"Harusnya kamu paham Syaqyla ... saya melakukan ini semua untuk kamu juga.Saya tidak ingin kamu menikah dengan saya sedang saya tidak memiliki apa-apa.Sayatidak ingin kamu merasa kekurangan apapun saat bersamaku Syaqyla..." jelas Rafiq dengan mata yang sayu.

"tapi aku tidak menginginkan itu semua Rafiq!.Aku hanya butuh kamu," timpal Syaqyla dengan sedikit menyentak.

"sekarang kamu belum paham...Nanti kamu akan paham apa yang saya maksud.Uang memang bukan segalanya Syaqyla.. tapi hampir segalanya butuh uang."

"Saya janji... saya akan kembali.Saya akan nikahi kamu. Saya akan bahagiakan kamu,Syaqyla," jelasnya.

Syaqyla tidak menjawab ataupun menanggapi perkataan Rafiq.
Dia memilih pergi tanpa berpamitan pada Rafiq. Dia beranjak dengan sedikit berlari tanpa ada pengejaran dari Rafiq.

"suatu saat nanti kamu pasti paham sya..." rintih Rafiq.

Between Him And YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang