8

50 5 0
                                    

***

"Kalo begitu, nak cepatlah jelaskan bagaimana jawaban kamu terhadap lamaran nak Hadzif".

Syaqyla yang tampak menunduk kini wajahnya terangkat menghadap abinya. Hadzif baru saja datang, disambut baik oleh Ma'ruf. Sebelumnya mereka berbincang basa basi hanya untuk menghangatkan suasana. Namun sesaat kemudian abinya langsung bertanya pada Syaqyla.

Syaqyla menarik nafasnya untuk menetralisir degup jantungnya.

"Bismillahirrohmaanirrohiim, In syaa Allah dengan ikhlas hati, dengan sadar, dengan keputusan yang sudah matang. Syaqyla menerima Hadzif sebagai calon pendamping Syaqyla nantinya," Syaqyla mengucapkan itu dengan lantang, tanpa diketahui dalam hatinya ia begitu terguncang hebat, hatinya seolah tak mau berhenti bergetar, tetapi Syaqyla bisa mengendalikan nya.

Hadzif yang tadi tertunduk, kini melihat Syaqyla dan abinya dengan mata yang berbinar. Beberapa saat kemudian di sudut matanya tampak menahan air mata.

"Alhamdulillah," hanya itu yang Hadzif katakan.

"Alhamdulillah, semua keputusan mu abi dukung penuh". Abinya tersenyum sangat tulus.

"Baik bi, tolong berikan cincin ini pada Syaqyla. Ini bukan bermaksud mengikuti budaya barat. Anggap ini sebagai hadiah untuk Syaqyla karena telah menerima Hadzif".

Hadzif memberikan kotak beludru yang berisi cincin pada abi dan abi memasangkannya di tangan lebih jelasnya jari manis sebelah kiri Syaqyla. Syaqyla tampak meluruhkan air matanya.

"Terimakasih Abi, terimakasih Hadzif," ucap Syaqyla 'Terima kasih Allah' dilanjutkan di dalam batinnya.
Abi mengusap punggung Syaqyla, sedangkan Hadzif hanya mengangguk dan tersenyum.

"Abi, in syaa Allah, minggu depan Hadzif bawa orang tua Hadzif untuk bertemu dengan abi dan Syaqyla. Sebetulnya Hadzif dari dulu ingin mengenalkan Syaqyla dan abi, jauh sebelum Syaqyla menerima Hadzif. Tapi Hadzif takut mengecewakan mereka, karena Hadzif belum yakin lamaran Hadzif akan diterima oleh Syaqyla. Tapi sekarang, alhamdulillah, Allah maha baik".

"Atur tanggal nak," abi berucap ditambah tawa untuk mencairkan suasana.

"siap bi nanti abi share lok aja," balas candaan Hadzif dengan tertawa.

***

Ahad adalah hari yang selalu dinanti-nantikan Syaqyla dan sahabatnya, karena mereka sengaja membuat jadwal dua pekan sekali setiap hari ahad mereka harus bertemu.
Kabetulan hari ini adalah hari ahad, kalian bertanya apakah Syaqyla lupa jadwalnya, ouh tentu tidak. Bahkan jam tujuh pagi dia sudah pergi dari rumahnya menuju rumah Seyra.
Terlihatkan begitu semangatnya dia kalo soal healing.

"Jadi lo udah terima nih Hadzif?".

"heem". Syaqyla mengangguk.

"Lo kok gak cerita sih, perasaan minggu kemarin gue ngasih tau lo kalo gue udah dilamar sama Ashraf," Seyra tidak terima karena Syaqyla tidak memberitahunya perihal lamaran.

"ini ngasih tau, hehe maaf yah. Soalnya Caca mau ngasih surprise sma kamu Ra," Syaqyla menjawab dengan cengengesan.

"Gak habis fikir gue, sesusah itu lo ngasih kabar bahwa lo udah lamaran, najis lo," lagi-lagi Seyra berkata dengan sinis.

"wush jangan marah dong. Dah yuk kita beli ice cream, Caca traktir deh," goda Syaqyla, awalnya Seyra memanyunkan bibirnya, tapi saat mendengar kata "traktir", senyum di bibirnya mulai terbit.

"heum hayuuuuuu".

"hahaha, hayuu".

Merekapun melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Between Him And YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang