7

66 4 0
                                    

***

"Ya Allah ada apa dengan hamba?, Rafiq adalah sosok yang dulu hamba idam-idamkan.Bahkan hamba pernah berada di titik terpuruk hanya untuk meminta dia kembali. Tapi mengapa disaat dia kembali, engkau memberi keraguan diatas semua ini?. Hamba tidak tau apakah hamba masih sangat mencintai nya atau rasa itu telah menghilang, hamba merasa tidak rela atas penolakkan ini, tetapi mengapa melihat wajahnya tidak ada masa depan yang dulu sempat hamba inginkan".

"Mengapa engkau memberi pilihan berat seperti ini?, disisi lain Hadzif adalah impian hamba. Berilah petunjuk pada hamba, semoga yang menurut hamba baik menurut-Mu juga baik".

Syaqyla tak hentinya berdoa setelah menunaikan sholat, air mata menjadi saksi betapa bimbang perasaanya sekarang. Sajadah menjadi tempat untuk melampiaskan segala yang ada pada hatinya.

***

"Syaqyla...saya sangat mencintai kamu, saya berjanji akan membahagiakanmu," ucap Rafiq dengan raut sedih.

"Saya berjuang disana hanya untuk kesuksesan saya agar bisa bersamamu Syaqyla....".

"Saya menyimpan rapat-rapat perasaan ini sampai-sampai saya tidak bisa mencintai selain kamu...," isak Rafiq.

"ma-, maafkan saya Rafiq, jujur saya bingung dengan semua ini. Maaf jika penolakkan ini menyakiti hati kamu," balas Syaqyla dengan tatapan iba.

"Bagimana Syaqyla?, tolong jawab sekali lagi, saya percaya masih ada sedikit perasaan untuk saya dihati kamu," Rafiq dengan penuh harap.

"Maaf Rafiq, meskipun itu masih ada...saya tidak melihat masa depan bersama kamu".

"Baik kalau begitu... biarkan saya mengakhiri hidup ini Syaqyla, saya lebih baik mati dari pada saya harus melihat kamu dimilikki oleh orang lain," ancam Rafiq dengan mengacungkan pisau.

"ja jangan Rafiq jangannn," larang Syaqyla.

"cukup Syaqyla, lebih baik tubuhku yang merasakan sakit bila perlu mati, toh saya masih hidup pun raga saya sudah mati Syaqyla...dan itu semua gara-gara kamu...," lirih Rafiq.

Rafiq menusuk perutnya dengan pisau oleh tangannya sendiri.
Satu kali, dua kali, sampai pada akhirnya berkali-kali tusukan Rafiq layangkan pada perutnya.

"stop Rafiq stop, Rafiq ini bukan Rafiq yang aku kenal. Rafiq stoppp," jerit Syaqyla dengan menahan tangan Rafiq dan memeluknya dari belakang. Tapi apalah daya Rafiq telah terkulai lemas sampai pada akhirnya...Rafiq mulai terduduk dan terbaring.

"enggak, enggak Rafiq...Rafiq bangunnnn.Rafiq bangunnn.
Rafiiiiiiqqq," jerit Syaqyla yang menggema.

"Sa- saya men- cintai ka- mu Syaqyla Aulia Ulul Albab...., terima kasih Syaqyla, maafkan saya Syaqyla," pandangan Rafiq mulai mengabur kemudian tertutup dipangkuan Syaqyla.

"Rafiq bangun Rafiq....jangan kaya gini....," tangis Syaqyla, air matanya tak berhenti mengalir membasahi pipi Rafiq.

"tolongggg....tolong siapapun yang ada disini....tolong sayaa," teriak Syaqyla meminta pertolongan.

"tolongggggg".

"Hey nak kamu kenapa?," ucap seseorang.

Between Him And YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang