5

100 4 1
                                        

Rafiq
[Syaqyla... saya mohon jangan kaya gini]

Rafiq
[saya tau kamu marah,tapi jangan kaya gini.]

Rafiq
[hal apa yang akan membuat kamu memaafkan saya sya.. tolong,saya hanya beberapa hari lagi di Indonesia]

Syaqyla tersenyum tipis saat membaca pesan-pesan yang tertera pada gawainya. Baru kali ini Syaqyla mendiamkan Rafiq.Bukan dia kecewa,hanya saja Syaqyla pun tidak mengerti mengapa berat untuk melepaskan Rafiq pergi.

Rafiq
[Syaqyla.... kapan kamu mau maafkan saya?]

Syaqyla
[Maaf...maaf karena telah egois, kamu bukan milik saya tapi seolah saya memiliki kamu].Balas Syaqyla.

Rafiq
[jangan kaya gini.... kamu tau saya mencintai kamu dan saya tau kamu mencintai saya.]

Rafiq
[ketemu ya besok,jam 09.00.Dilarang nolak]

Syaqyla tidak menanggapi Rafiq,dia hanya menatap nanar gawainya.

***

Rafiq
[ Syaqyla, ternyata penerbangan saya dimajukan.Jadi tolong yaa, mau ketemu dengan saya hari iniii saja.Besok saya pergi Syaa...]

Melihat pesan itu, Syaqyla menghebuskan napasnya panjang.Menahan rasa sesak di dada yang kini mulai menguasai jiwa.

Syaqyla
[baik.]

***

"Rafiq..." sapa Syaqyla setelah baru saja tiba ditempat.Rafiq menoleh.

"duduk Syaa..." sambil menunjukan tempat duduk didepannya dengan menggunakan lima jarinya.

"mau makan apa?," tanya Rafiq.

"hmmm...tidak saya sudah makan," jawab Syaqyla datar.

"Mbaa mbaa," seru Rafiq pada pelayan dengan mengisyaratkan tangannya agar pelayan itu menghampiri.

"iya mas mau pesen apa?."

"Jus jeruknya satu, alpukat satu.Nasi goreng dua." pinta Rafiq. Pelayan itu mengangguk dan meninggalkan mereka.

"Syaqyla.... jaga diri baik-baik ya.Saya tidak akan bisa memantau kamu ketika disana. Saya percaya, seorang Syaqyla pasti bisa menjaga dirinya.Saya percaya kamu bisa tanpa saya.Karna saya percaya kamu wanita hebat,wanita kuat," ungkap Rafiq memulai obrolan.

Syaqyla mengusap wajahnya.Dia pasti sedang merasakan sakit.Wajahnya mulai memerah dengan mata yang sedikit berkaca-kaca.

"Raf... bisa nggak kita nggak obrolin ini dulu, saya sakittt...," Syaqyla memelankan suaranya dengan menahan sesak.

"gabisa Syaa.Saya tau ketika saya mengatakan ini kamu akan sakit.Saya juga tau jika saya tidak mengatakan ini kamu akan lebih sakit." selanya cepat.

Syaqyla tak mampu lagi menahan bendungan air yang ada dikelopak matanya.Syaqyla membiarkannya terjun untuk menyelaraskan perasaannya yang sejak tadi dadanya terasa terhimpit.

"lima tahun Raf kita dekat.Kalau saja saya bisa memilih, antara harus memilikimu atau tidak mengenalmu, saya lebih memilih tidak pernah mengenalmu."

"sulit untuk saya melupakan kamu... walaupun saya tau,diantara saya dan kamu hanya sebatas dekat tidak lebih.Tapi kamu pasti paham, dengan waktu yang lama itu, akan membutuhkan waktu yang lama juga untuk membiasakan tanpa adanya kamu."

"saya membebaskan kamu Raf... saya le-lepaskan kamu Raf," rintih Syaqyla.

"Tidak.Saya tidak mau dilepaskan kamu.Saya bahkan akan maksa kamu buat menunggu saya sampai saya datang kembali kesini." tegas Rafiq.

"sekarang kamu bisa aja bilng gini.Tidak tau saat kembali.Mungkin sudah bersama dengan wanita dan itu bukan saya."

"Sya... please, saya bukan laki-laki seperti itu.Pegang janji saya... untuk kali ini saja.Saya pastikan saya akan kembali jika Allah memberi saya waktu."

Mereka terus berdebat.Selesai debat karena pelayan datang mengantarkan pesanan.

Rafiq menyodorkan jus jeruk pada Syaqyla, karena itu memang minuman kesukaannya.

"makan dulu... setelah ini saya percaya kamu akan lebih baik." Ucap Rafiq.

Syaqyla makan sambil menahan tangis,bukannya malah membaik Syaqyla malah merasa seperti memakan duri.Padahal jus jeruk adalah kesukaannya,tetapi kenapa hari ini begitu berbeda dan susah menelan makanan.Rasanya hanya sampai ditenggorokan.

flash back off

"Syaqy?," tanya seorang pria pada Syaqyla yang tengah menangis.

"siapa dia?," tanya Hadzif.

"Saya Rafiq, temannya Syaqyla, " timbal Rafiq dengan menawarkan jabatan tangan.

"eum... teman?, laki-laki?," Hadzif bertanya lagi dengan alis yang naik turun bergantian.

Tidak ada jawaban dari Syaqyla ataupun Rafiq.

"Aif ngapain kesini?," Syaqyla membuka suara.

"saya dari tadi cari-cari kamu.Bukannya mau minta foto?," jawab Hadzif.

"nggak jadi." Ketusnya.

"lho, kenapa?."

Jujur, Rafiq bingung dengan situasi seperti ini, dia merasa ingin mendapatkan Syaqyla. Tapi dia takut akan merusak kebahagiaannya.

"ehm," Rafiq berdehem.

"kenapa kamu membuat Syaqyla menangis Malik?," tanya Hadzif yang tidak terima melihat Syaqyla menangis. Syaqyla tampak menahan tawa saat sedang mengelap-ngelap air matanya.

"maaf saya bukan malik, tapi Rafiq," balsanya.

"ah iya apalah itu, kenapa Syaqyla menangis?," Hadzif mempertahankan pertanyaanya.

"kenapa anda bertanya pada saya?, silahkan tanya pada yang menangis," timbalnya.

Syaqyla menatap Rafiq dan Hadzif bergantian.

"saya nangis bukan karena Rafiq, saya hanya sedang ingin menangis, kenapa google punya foto syurga," tangis Syaqyla kini bertambah deras.

Rafiq dan Hadzif saling tatap terlihat jelas mereka merasa aneh.

"ya nggak tau kok tanya saya?," ucap mereka serempak.

Between Him And YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang