•••
Pagi-pagi sekali, para siswa SMA Adhiyaksa sudah berkerumun didepan mading sekolah. Kabarnya Namika–siswa idaman para siswi, akan mengikuti kejuaraan Taekwondo Nasional mewakili provinsi Yogyakarta. Ini menjadi kejuaraan terakhir yang diikuti oleh Namika sebelum lulus dari SMA.
Kabar ini tentu menjadi kebanggaan yang luar biasa bagi SMA Adhiyaksa karena memiliki siswa yang berprestasi seperti Namika.
Namika Julian A. dari SMA Adhiyaksa menjadi atlet Taekwondo yang akan mengikuti kejuaraan Nasional mewakili provinsi Yogyakarta.
Tulis berita tersebut. Hagita tersenyum menatap foto Namika dengan doboknya sedang bertanding.
"Semua orang suka kamu, Mik. Aku cuma serpihan debu." lirih Hagita dalam hati. Dunianya dengan Namika terlihat sangat jelas perbedaannya.
Mengingat saat kelas 11 dulu Namika sudah pernah jalan-jalan keluar negeri tanpa memikirkan uang yang dihabiskannya. Saat itu Hagita merasa sangat jelas telihat perbedaan diantara mereka berdua.
Namika dengan dunia mewah dan berprestasinya, dan Hagita dengan dunia pas-pasan dan ambisnya.
"Ini pacarnya kak Mika tau, kak Gita namanya." ujar salah satu adik kelas Hagita pada temannya.
"Wah, mereka berdua sama-sama keren ya." Jawab yang satunya lagi.
Dahi Hagita mengkerut. "Saya bukan pacarnya Mika kok, Dek!" ujar Hagita.
"Hah? Serius kak? Padahal kalian cocok banget, setara gitu."
•••
Jam pelajaran pertama dimulai dengan pelajaran Matematika. Hagita terlihat sangat pasrah melihat papan tulis yang diisi dengan Sin, Cos, Tan, dan kawan-kawan. Berulang kali gadis itu memijat pelipisnya. Rasa kantuk menyerangnya tiba-tiba, namun gadis itu tetap berusaha melotot menatap papan tulis.
Hagita melirik sekilas Namika yang memerhatikan papan tulis dengan seksama, pemuda itu terlihat mengerti dengan penjelasan itu.
Diakhir pelajaran, Namika izin untuk pergi berlatih.
"Ngeliat terus, zina mata loh!" ujar Gina pelan.
Hagita langsung menatap papan tulis sambil mengucap istighfar.
•••
Seminggu berlalu. Terdengar desas-desus yang mengatakan bahwa saat setelah mengambil Thropy, Namika disambut oleh seorang gadis yang tidak diketahui identitasnya.
Tentunya kabar itu membuat semangat belajar Hagita menurun. Gadis itu bersikap menjadi lebih ketus dan lebih diam.
Namika pun menyadari Hagita selalu mengacuhkannya. Jika dulu Hagita seringkali diam-diam menatapnya, sekarang gadis itu malah memasang wajah datar jika bertemunya.
"Denger-denger, pas ngambil Thropy kemaren lo disambut sama cewek ya?" tanya Hema.
"Iya, itu adek gue." Jawab Namika santai.
"Nah, kayanya itu penyebab si Gita datar ke elo." Ujar Hema.
"Gita cemburu?"

YOU ARE READING
Rewrite The Dream
Spiritual[On Going] Diusianya yang baru genap 18 tahun, Hagita dihadapkan pada dua pilihan saat memilih jurusan dijenjang perguruan tinggi. Antara mengikuti kemauan sang Ibu pada jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, atau mengikuti kata hatinya untuk melanjutk...